Verba Bervalensi Dua Bermakna Verba Bervalensi Dua Bermakna

kalimat Rumiyati nggawekke Pitunov walang-walangan adalah suatu tindakan yang dilakukan pelaku. Bentuk nggawekake ‘membuatkan’ dilihat dari subkelas verbanya merupakan subkelas verba aktivitas atau proses. Perlu diketahui bahwa hadirnya unsur periferal pada data 34 yang terdiri dari Pitunov sebagai O dan walang-walangan ’walang-walangan’ sebagai Pl, menjadikan predikat nggawekake ‘membuatkan’ mempunyai makna yakni pasientif-benefaktif. Yang menjadi pelakuagentif dalam kalimat yakni Rumiyati, walang-walangan ’walang- walangan’ disebut pasientif yakni penderita atau yang menderita akibat perbuatan yang dinyatakan oleh V, dan Pitunov disebut benefaktif yakni penerima atau yang memperoleh keuntungan akibat perbuatan V. Apabila dioposisikan maka nggawe ’membuat’ nggawekake ‘membuatkan’, tampak jelas perbedaan makna diantara keduanya. Verba nggawe ’membuat’ hanya diikuti satu argumen, dan verba nggawekake ‘membuatkan’ diikuti dua argumen apabila digunakan dalam kalimat.

4.3.2 Verba Bervalensi Dua Bermakna

Pasientif-BenefaktifDuratif 35 Suparman menehi Suparmi kadho ulang taun ‘Suparman memberi Suparmi kado ulang taun’ PGABJ2008183 Kata menehi ‘memberi’ merupakan verba bervalensi dua verba dwitransitif yang mempunyai bentuk dasar weneh ‘beri’. Makna gramatikal kalimat Suparman menehi Suparmi kadho ulang taun adalah suatu tindakan yang dilakukan pelaku. Bentuk menehi ‘memberi’ dilihat dari subkelas verbanya merupakan subkelas verba aktivitas atau proses. Perlu diketahui bahwa hadirnya unsur periferal pada data 35 yang terdiri dari Suparmi sebagai O dan kado ulang tahun ’kado ulang tahun’ sebagai Pl, menjadikan predikat menehi ‘memberi’ mempunyai makna yakni pasientif-benefaktifduratif. Suparman disebut pasientif yakni penderita atau yang menderita akibat perbuatan yang dinyatakan oleh V, dan Suparmi disebut benefaktif yakni penerima atau yang memperoleh keuntungan akibat perbuatan V. Sufiks -i menyatakan duratif dengan adanya hubungan perbuatan dari P dengan argumenya. Apabila dioposisikan maka meneh menehi ‘memberi’, tampak jelas perbedaan makna diantara keduanya. Verba meneh tidak gramatikal, dan verba menehi ‘memberi’ secara semantis menggambarkan situasi yang berlangsung dalam kurun waktu terbatas atau situasi yang berlangsung dalam waktu tertentu.

4.3.3 Verba Bervalensi Dua Bermakna

Pasientif-BenefaktifKontinuatif 36 Rusmanto ngirimi Rusmini wingko babad ‘Rusmanto mengirimi Rusmini wingko babad’ PGABJ2008183 Kata ngirimi ‘mengirimi’ merupakan verba bervalensi dua verba dwitransitif yang mempunyai bentuk dasar kirim ‘kirim’. Makna gramatikal kalimat Rusmanto ngirimi Rusmini wingko babad adalah suatu tindakan yang dilakukan pelaku. Bentuk ngirimi ‘mengirimi’ dilihat dari subkelas verbanya merupakan subkelas verba aktivitas atau proses. Perlu diketahui bahwa hadirnya unsur periferal pada data 36 yang terdiri dari Rusmini sebagai O dan wingko babad ’wingko babad’ sebagai Pl, menjadikan predikat ngirimi ‘mengirimi’ mempunyai makna yakni pasientif-benefaktifkontinuatif. Rusmanto disebut pasientif yakni penderita atau yang menderita akibat perbuatan yang dinyatakan oleh V, dan Rusmini disebut benefaktif yakni penerima atau yang memperoleh keuntungan akibat perbuatan V. Sufiks -i menyatakan kontinuatif dengan adanya hubungan perbuatan dari P dengan argumenya. Apabila dioposisikan maka ngirim ’mengirim’ ngirimi ‘mengirimi’, tampak jelas perbedaan makna diantara keduanya. Verba ngirim ’mengirim’ belum jelas tujuan atau tempatnya, dan verba ngirimi ‘mengirimi’ secara semantis menggambarkan situasi yang berlangsung secara terus-menerus dalam rentang waktu yang cukup lama.

4.3.4 Verba Bervalensi Dua Bermakna Pasientif-BenefaktifPluralitas