21 surfaktan yang terbaik, yaitu formula yang memiliki nilai terkecilterbaik ultra-low interfacial
tension 10
-3
dynecm. Formula terpilih adalah formula yang dapat menurunkan tegangan antarmuka mencapai ultra-low interfacial tension.
3.3.2.1 Uji Kompatibilitas Surfaktan MES terhadap Air Injeksi Lapangan Ty
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah melihat kompatibilitas surfaktan dengan fluida reservoir, dengan mencampurkan surfaktan dengan air injeksi lapangan Ty jika
bernilai positif tidak ada gumpalan ataupun endapan, hal tersebut menunjukkan surfaktan lolos screening dan dapat dilakukan formulasi lanjut untuk mendapatkan formula surfaktan
yang optimal menurunkan IFT. 3.3.2.2
Penentuan Konsentrasi Optimal Surfaktan MES Penentuan konsentrasi MES 0.3 didasari dari penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Hambali et al. 2009 bahwa nilai interfacial tension IFT terbaikterkecil dari MES diperoleh pada tingkat konsentrasi 0.3 pada tingkat salinitasNaCl air injeksi 1000 -
15.000 ppm. 3.3.2.3
Penentuan Salinitas Optimal Larutan Surfaktan MES Formulasi tahap pertama dilakukan dengan mendapatkan nilai optimal salinitas
surfaktan MES stearin sawit dalam air injeksi lapangan Ty dengan variasi salinitas air injeksi 0 - 15000 ppm, dengan interval 1000 ppm. Analisis yang dilakukan meliputi nilai
tegangan antarmuka dan densitas, sampel dengan nilai IFT terkecil terpilih untuk dijadikan nilai optimal salinitas surfaktan tersebut. Pada tahap ini analisis yang dilakukan adalah IFT
dan densitas larutan. 3.3.2.4
Penentuan Optimal Alkali Jika nilai IFT belum memenuhi nilai IFT yang diharapkan, maka dapat dilakukan
pemilihanpenambahan alkali maksimal 1, pada tahapan ini digunakan dua jenis alkali yaitu NaOH dan Na
2
CO
3
, dengan variasi konsentrasi 0.1 - 0.9, dengan interval 0.1. analisis yang dilakukan meliputi tegangan antarmuka, dan densitas.
3.3.3 Uji Kinerja Formula Surfaktan MES Stearin
Pengujian kinerja formula larutan surfaktan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji IFT interfacial tension, uji kelakuan fasaphase behaviour, uji ketahanan
panasthermal stability dan uji filtrasi. 3.3.3.1
Tegangan Antarmuka IFT Dengan melakukan uji IFT, kinerja formula dalam menurunkan IFT minyak-air
dapat diukur dan diketahui secara cepat, formula surfaktan MES stearin yang memiliki kinerja baik adalah formula yang mampu menurunkan tegangan antarmukaIFT mencapai
nilai 10
-2
dynecm. 3.3.3.2
Kelakuan FasaPhase Behaviour Pengujian kelakuan fasa menunjukkan jenis emulsi yang terjadi antara surfaktan dan
fasa minyak, fasa yang diharapkan adalah fasa tengahfasa III mikroemulsi yang mengindikasikan rancangan fluida berbaur misicible displacement. Kelarutan minyak
terhadap fasa surfaktan emulsi juga menjadi indikasi kinerja surfaktan.
22 3.3.3.3
Kestabilan Terhadap PanasThermal Stability Pengujian ketahanan panasthemal stability merupakan simulasi suhu reservoir
sumur yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu ± 1-3 bulan, surfaktan diharapkan mampu mempertahankan nilai IFT dengan kecenderungan stabil atau peningkatan nilai IFT
yang kecil, selain itu dilakukan analisa terhadap nilai viskositas dan densitas larutan selama pemanasan.
3.3.3.4 Uji FiltrasiFiltration Test
Pengujian filtrasi diupayakan untuk melihat laju alir fluida air injeksi formulasi surfaktan dalam melewati dinding permeable dengan ukuran celahpori tertentu yang
mempresentasikan keadaan formasibatuan reservoir yang permeabel. Diharapkan laju alir surfaktan berada pada nilai filtration rate FR 1.2.
Prosedur uji kinerja formula surfaktan MES stearin secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.3.4 Core Flooding Test
Tahapan akhir dari penelitian ini adalah aplikasi formula larutan surfaktan untuk injeksi air tahap lanjutenhanced water flooding berupa core flooding test.
3.3.4.1 Persiapan Core Sintetik Fluida Reservoir Lapangan Ty
Core sintetik merupakan batuan buatan yang diupayakan memiliki sifat-sifat batuan
reservoir porositas, permeabelitas, wettability sehingga dapat menggantikan keberadaan core
asli native core yang sulit didapatkan untuk berbagai keperluan pengujian. Persiapan core sintetik dan fluida reservoir lapangan Ty yang terdiri dari pembuatan core
sintetik , pencucian core, pengeringan dan saturasi core dengan air formasi, penghitungan porositas dan permeabelitas core sintetik serta settling minyak bumi untuk memisahkan
minyak dan air formasi serta filtrasi air injeksi dan air formasi lapangan Ty. 3.3.4.2
Core Flooding Core flooding test
diawali dengan penginjeksian minyak bumi kedalam core sintetik yang telah disaturasi oil flood, hingga air formasi yang berada pada pori-pori
batuan terdesak dan digantikan oleh minyak secara keseluruhan. Setelah core jenuh terhadap minyak, selanjutnya core sintetik diinjeksi air injeksi waterflood, mencapai
limitminyak yang diperoleh ± 2. Langkah selanjutnya adalah injeksi formula larutan surfaktan MES stearin ke dalam core dengan tiga perlakuan volume injeksi surfaktan
yang berbeda yaitu sebesar 0.1 PV, 0.2 PV, dan 0.3 PV, kemudian core direndamsoaking dengan lama perendaman ± 12 jam. Penentuan lama perendaman 12 jam merujuk pada
penelitian yang telah dilakukan Mwangi 2008, lama perendaman selama 12 jam mampu memberikan additional recovery yang optimal. Setelah mengalami soaking, core sintetik
sandstone diinjeksikan kembali dengan menggunakan air injeksi untuk menyapu minyak
sisaresidual oil di dalam core hingga minyak benar-benar tidak ada yang dihasilkan. Prosedur core flooding test dapat dilihat pada Lampiran 6.
Secara keseluruhan tahapan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir penelitian pada Gambar 10.
23 Gambar 10. Diagram alir penelitian.
3.4 Rancangan Percobaan