40 struktur yang terdekat untuk memiliki sifatkarakteristik yang hampirmendekati native core.
Komposisi dari sampel native core diketahui menunjukkan dominan kuarsa sandstone sehingga core sintetik dibuat dengan bahan pasir kuarsa. Sampel fluida dan batuan lapangan Ty dapat dilihat pada
Table 8. Tabel 8. Batuan dan fluida reservoir Lapangan Ty
Fluida pada suhu 70°C
Salinitas Air Formasi 2526 mgL
Densitas Minyak 0.7918 grcm
3
Densitas Air Injeksi 0.9840 grcm
3
Densitas Air Formasi 0.9876 grcm
3
Viskositas Air Injeksi 1.08 cp
Viskositas Minyak 0.66 cp
Batuan Reservoir Native core
Tipe Batuan Batu pasirsandstone
Porositas 20-24
Permeabilitas 100-525 mD
Wettability Water-wet
4.4.1 Persiapan Core Sandstone Sintetik
Dalam penelitian ini core sintetik yang diperisapkan adalah core sintetik batu pasir sandstone
yang diusahakan memiliki porositas berkisar 22-30, kisaran porositas tersebut dibuat berdasarkan porositas batuan aslinative core dari reservoir lapangan Ty.
Pada uji core flooding, formula surfaktan akan diinjeksikan untuk memperolehmenyapu residual oil
yang tersisa setelah tahap waterflood. Oleh karena pengukuran semakin akurat jika core
sintetik dapat menyerupai batuan reservoir aslinya, sehingga pengujian dapat mendeskripsikan kondisi yang sebenarnya pada lapisan reservoir lapangan Ty.
Dalam pembuatan core sintetik lapangan Ty digunakanlah pasir kuarsa sebagai bahan utama pembuat core sintetik, dibantu dengan perekat semen perbandingan pasir kuarsa dan
semen adalah 5:2. Core sintetik sandstone Lapangan Ty yang dicetak memiliki diameter rata- rata 2.3 cm dan panjang 3.1 cm. Diagram alir pembuatan core sintetik dapat dilihat pada
Lampiran 4. Contoh core sintetik yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Core sintetik batu pasirsandstone. Sebelum digunakan, core sintetik dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan pengotor
dari core sintetik yang telah dibuat, pengotor-pengotor tersebut dapat berupa debu, silika, sisa
41 semen, kandungan air, dll. Pencucian tersebut dilakukan dengan pelarut toluene, dengan
menggunakan distilasi metode soxhlet, sehingga core sintetik yang dibersihkan terendam dan tercuci berulang kali untuk memastikan pengotor terbawa dengan toluene ke bawah dan lepas
dari core. Penggunaan toluene sebagai pelarut didasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Mwangi 2008 karena kemampuan toluene dalam menghilangkan senyawa hidrokarbon,
silika, termasuk aspal, dan pengotor lainnya dengan baik dan mengembalikan wettability batuan. Pencucian ini memerlukan waktu kurang lebih 8 jam untuk menghasilkan core yang
bebas pengotor. Setelah pencucian ini core sintetik tersebut dikeringkan di dalam oven, dan
setelah itu diukur volumenya.
Setelah diukur volume dan bobot keringnya, core kemudian dijenuhkansaturasi, penjenuhan core dilakukan dua tahap, tahap pertama penjenuhan adalah tabung vakum yang
telah diisi core di dalamnya selama 2 jam untuk menghilangkan kemungkinan adanya uap air di dalam tabung vakum, dan setelah itu core sintetik dijenuhkandisaturasi dengan ditetesi oleh
air formasi lapangan Ty untuk menghasilkan core yang jenuhmembuat tiap rongga pore dalam core terisi oleh air formasi, tujuannya agar core tersebut memiliki sifat batuan di dalam
reservoir lapangan Ty yang jenuh terhadap air formasi. Pensaturasian membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal 6 jam, semakin lama disaturasi maka core sintetik akan semakin
jenuh dan baik. Dari hasil pengukuran volume, bobot kering dan bobot basah maka porositas core
sintetik dapat diketahui, dan permeabilitas batuan juga dapat diukur dengan menggunakan instrument permeameter lihat Lampiran 5.
Core sintetik yang digunakan sebagai pengganti native corebatuan pasir asli, dan telah
dibuat sedemikian rupa untuk memiliki porositas, permeabelitas, dan karakteristik core asli dengan berbagai pendekatan, diantaranya dalam pembuatan core sintetik digunakan bahan
baku pasir kuarsa yang merupakan komponen dominan batuan pasir dengan ukuran 500 mesh yang homogen, adonan dan cetakan core yang sama, pembilasan core sintetik menggunakan
toluene untuk menghilangkan pengotor, sampai dengan pensaturasian batuan dengan air formasi yang bertujuan untuk memberikan karakteristik batuan reservoir. Namun, walaupun
begitu nilai porositas yang dihasilkan tidak mungkin identik sama. Dari hasil pengukuran porositas core sintetik yang telah dibuat, porositas masih cukup besar namun telah cukup
mendekati porositas Lapangan Ty 22-30. Hasil pengukuran porositas dan permeabilitas batuan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Data porositas dan permeabilitas core sintetik yang digunakan dalam penelitian.
Kode Core Porositas
Permeabilitas mD
1 34.70
45.9 2
33.97 48.6
3 33.78
46.2 4
33.79 50.2
5 35.37
50.4 6
35.37 48.6
4.4.2 Fluida Reservoir Lapangan Ty