44 Dari skematik bagan alir alat pengujian core flooding, transfer vessel terdiri dari dua tabung
injeksi fluida yang berfungsi untuk menginjeksikan fluida minyak bumi, air injeksi dan surfaktan ke core holder
. Penginjeksian dilakukan pada suhu 70°C dengan tekanan 1.5 bar P2 dengan gas Nitrogen N
2
. Begitu pula tekanan untuk mencengkram core dalam core holder digunakan gas N
2
kedalam core holder, diberi tekanan 100 psi atau ± 7 bar P1 untuk mencegah kebocoran fluida. Core holder
dalam pengoperasiannya dikondisikan pada suhu 70°C temperatur reservoir lapangan Ty dengan mengatur temperatur pada heater panel pada 70°C, maka filament pemanas akan
membuat temperatur core holder konstan pada suhu 70°C. Fluida yang diinjeksikan akan melewati core
sintetik yang berada di tengah core holder melalui pori-pori batuan dan fluida yang dikeluarkan akan ditampung pada gelas ukur yang tepat berada dibawah saluran keluaran fluida. Fluida yang
keluar ini akan diukur volumenya sebagai hasil injeksi pada core flood. Secara berturut-turut rangkaian core flood yang dilakukan dijelaskan pada tiap point dibawah ini:
4.5.1 Injeksi Minyak
Penginjeksian minyak bumi terhadap core sintetik yang telah disaturasi air formasi memberikan fluida hasil desakanflooding berupa air formasi yang terpindahkan keluar batuan
karena minyak yang diinjeksikan, air formasi yang terdesak keluar dari core sintetik tersebut menjadi indikator bahwa minyak yang diinjeksikan telah memasuki atau mengisi pori-pori core
sintetik yang sebelumnya terisitersaturasi oleh air formasi. Penginjeksian minyak bumi ke dalam core sintetik dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan core holder pada tekanan konstan 1.5 bar kedalam core pada temperatur reservoir Lapangan Ty 70°C. Laju alir konstan ± 1 mlmenit juga digunakan dimana diatur mengalir
secara perlahan melalui saluran keluar menggunakan katup. Injeksi minyak diperlukan untuk membuat minyak bumi menggantikan keberadaan air formasi didalam core dari atas kebawah dan
keluaran yang dihasilkan ditampung menggunakan gelas ukur. Volume keluaran diamati secara teliti untuk memastikan sampai tidak ada lagi air formasi yang keluar bersama minyak yang di
injeksikan. Kejenuhan atau keberadaan minyak didalam core sintetik ditentukan dengan pengukuran
volume air formasi yang dihasilkan pada gelas ukur. Injeksi minyak akan dihentikan ketika mencapai kondisi tetap dan mencapai hasil water cut kurang dari 2, dengan kata lain jumlah
minyak yang ada di dalam core adalah setara dengan air formasi yang terpindahkanterdesak keluar oleh injeksi minyak, sehingga jumlah tersebut dapat menjadi jumlah minyak mula-mula
original oil in placeOOIP yang berada di dalam core sintetik.
4.5.2 Injeksi AirWaterflooding
Injeksi airwaterflooding dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan air injeksi Lapangan Ty, atau dapat juga mengunakan air formasi yang digunakan untuk saturasi core
sintetik. Hal ini karena air formasi dianggap sebagai air dari reservoir yang digunakan untuk membentuk gradient salinitas di dalam core sintetik untuk mendapatkan karakteristik reservoir.
Water flood dilakukan dengan laju 1 mlmenit alir lambat dan diharapkan tidak melebihi
tekanan reservoir sebenarnya. Injeksi air yang dilakukan akan dihentikan saat minyak yang dihasilkan telah menurun mencapai ± 2 oil cut dan tidak mengalami peningkatan.
Perolehan minyak pada waterflooding menggunakan air injeksi Lapangan Ty terbukti produktif dengan diperolehnya hasil recovery waterflood yang tinggi mencapai kisaran 55-64
dari jumlah minyak mula-mulaOOIP. Hasil recovery waterflood yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah porositas, permeabilitas yang baik dan karakteristik yang
45 homogen dari core sintetik yang digunakan. Minyak sisaresidual oil yang masih berada di dalam
core dan tidak dapat diproduksikan melalui injeksi air ditentukan dengan mengukur volume
minyak yang telah dihasilkan dalam gelas ukur.
4.5.3 Injeksi Surfaktan