FILTRASI MEMBRAN TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rao et al. 1998, protease dapat pula dikelompokkan berdasarkan pH kerjanya yang terbagi tiga bagian, yaitu protease asam, netral dan alkalis. Pengelompokkan ini ditemukan sejalan dengan ditemukannya tingkat homologi deret gen penyandi dan deret asam amino yang menyusun enzim. Kelompok protease asam terdiri dari protease aspartat dan beberapa protease sistein atau metaloprotease yang memiliki pH optimum antara 2 sampai 6. Protease netral aktif pada kisaran pH netral. Kelompok ini termasuk protease sistein, metaloprotease dan beberapa protease sistein Rao et al.,1998. Protein alkalis ditemukan aktif pada pH antara 8-13 dan banyak yang termasuk ke dalam golongan protease serin subtilisin Neurath, 1989 Menurut Rao et al. 1998, protease dimanfaatkan untuk pengolahan seperti dalam industri susu, pembuatan roti, industri pengolahan kedelai, penghilangan rasa pahit dari hasil hidrolisis protein dan untuk pembuatan pemanis buatan rendah kalori. Selain itu, protease juga digunakan pada industri deterjen dan pada bidang kesehatan serta industri kulit, sebagai agensia untuk melepaskan rambut.

B. FILTRASI MEMBRAN

Filtrasi secara sederhana didefinisikan sebagai pemisahan materi partikulat dalam suatu campuran dengan cara pengaliran umpan melalui suatu membran yang dapat menahan partikulat yang memiliki molekul lebih besar dari ukuran pori membran Gutman, 1987. Gambar 1. Mekanisme kerja membran Neligan , 2005 Dibandingkan dengan metode pemisahan lain seperti destilasi dan presipitasi, filtrasi membran memiliki beberapa keunggulan. Menurut Gutman 1987 ada beberapa keuntungan filtrasi membran, yaitu: 1. Biaya operasi rendah. Proses membran membutuhkan lebih sedikit energi dibandingkan dengan proses evaporasi, misalnya. Disamping itu proses membran mudah diotomatisasi dan dikontrol sehingga membutuhkan sedikit tenaga kerja. 2. Perolehan produk tinggi. Proses membran merupakan proses pemisahan yang bersih dan relatif sedikit menimbulkan kerusakan pada produk. 3. Pertimbangan peralatan, proses membran dapat digandakan skalanya dengan mudah dan dipasang lebih cepat. Ada beberapa jenis pemisahan dengan menggunakan membran, dua diantaranya adalah mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi. Mikrofiltrasi MF menghasilkan sebuah proses pemisahan dengan menggunakan membran yang mirip dengan ultrafiltrasi tetapi dengan ukuran pori yang lebih besar yang dapat melewatkan partikel yang berukuran 0,1 hingga 10µm Neligan, 2005 dan bertujuan untuk menghilangkan keseluruhan sel maupun potongan sel dari larutan Walsh, 2002. Konfigurasi sistem pemisahan membran yang digunakan adalah aliran silang Neligan, 2005. Gambar 2. Konfigurasi sistem aliran silang Ultrafiltrasi UF dirancang sebagai proses pemisahan dengan menggunakan membran dengan pori berukuran 5. 10 -2 μm – 5 μm, dijalankan dengan menggunakan perbedaan tekanan. Pemisahan komponen-komponen cairan didasarkan atas ukuran dan strukturnya. Konfigurasi sistem filtrasi membran yang biasa digunakan adalah aliran silang Neligan, 2005. Fouling merupakan fenomena yang sering terjadi pada pemisahan membran. Fouling adalah proses terkumpulnya komponen-komponen secara tetap sebagai akibat proses filtrasi itu sendiri Cheryan, 1986. Menurut Henry 1988 fouling yang timbul dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fluks dan perubahan selektivitas. Fenomena lain yang sering terjadi adalah polarisasi konsentrasi. Polarisasi konsentrasi terjadi akibat ketidakseimbangan mekanisme konveksi dan mekanisme difusi. Akibatnya terjadi penurunan fluks dan efektivitas tekanan transmembran Cheryan, 1986. Menurut Cheryan 1986 pengaruh fouling dan polarisasi konsentrasi dapat dikurangi dengan mengontrol kondisi operasi seperti suhu, tekanan dan kecepatan aliran silang. Teknik aliran silang merupakan teknik dengan arah aliran umpan sejajar dengan permukaan membran. Aliran aliran silang ini dapat memperkecil pengaruh fouling atau pembentukan lapisan endapan material pada permukaan membran Cheryan, 1986.

C. PRESIPITASI