E. AKTIVITAS ENZIM
Reaksi kimia dapat menentukan aktivitas enzim secara kualitatif yaitu dengan substrat yang dapat dikatalisis oleh enzim tersebut dan secara kuantitatif
ditentukan dengan mengukur laju reaksi tersebut. Hal tersebut mengakibatkan jumlah enzim lebih banyak dinyatakan dalam bentuk aktivitas enzim dan
dinyatakan dalam satuan atau unit enzim Winarno, 1986. Aktivitas spesifik enzim adalah suatu ukuran kemurnian enzim, nilainya
meningkat selama pemurnian suatu enzim dan menjadi maksimum dan tetap konstan jika enzim sudah berada dalam keadaan murni Lehninger, 1988.
Aktivitas spesifik ini menyatakan jumlah satuan enzim per miligram protein. Karena enzim terdiri atas protein, maka pengaruh-pengaruh berbagai
faktor terhadap protein juga berpengaruh terhadap enzim serta aktivitasnya. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu yang dapat menimbulkan denaturasi
protein dan pH yang berpengaruh terhadap muatan listrik protein. Umumnya semakin tinggi suhu sistem, reaksi kimia akan berjalan semakin cepat, baik
dikatalis oleh enzim atau tidak Suhartono, 1989. Protein adalah zat yang bersifat amfoter, yang bermuatan positif dan
negatif, tergantung pada suasananya apakah terlalu asam atau basa. Jika suasananya berada pada titik isoelektrik maka protein bermuatan netto nol, artinya
muatan negatif dan positif seimbang. Kebanyakan protein bermuatan nol pada pH sekitar 4-5 dan pada pH tersebut protein paling mudah diendapkan Dixon dan
Webb, 1958 yang dikutip oleh Sukarsa, 1978. Karena enzim-enzim terdiri atas protein, muatan listriknya tergantung pada pH lingkungannya. Muatan listrik
enzim sangat menentukan aktivitasnya maka aktivitas juga dipengaruhi pH lingkungannya Conn dan Stumpf, 1972 dikutip oleh Sukarsa, 1978.
III. BAHAN DAN METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah larutan enzim protease kasar dari bakteri Bacillus megaterium MS-961 yang belum dimurnikan. Bahan
diproduksi oleh Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Pengkajian dan Penerapan Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Puspiptek, Serpong, Tanggerang. Untuk pengujian aktivitas enzim digunakan bahan NaOH, HCl, larutan
penyangga Tris-Cl, tirosin, CaCl
2
, asam trikloro-asetat, kasein ”Calbiochem”, natrium karbonat, pereaksi folin ciocalteaue, dan air suling. Penentuan
kandungan protein menggunakan bahan-bahan Bovine Serum Albumin, Coomasie Brilliant Blue G-250 Merck, etanol dan asam fosfat . Pemurnian
enzim menggunakan bahan amonium sulfat, NaH
2
PO
4
, Na
2
HPO
4
, Tris, HCl dan NaCl,
matriks pengisi kolom kromatografi ”HiTrap
TM
desalting”, penukar anion ”HiTrap Q FF” dan kation ”HiTrap CM FF”.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pengaduk, pipet mikro, tip pipet, gelas ukur, labu erlenmeyer, vorteks mixer, sentrifuse ”Hitachi”,
pemanas ”Heidolph”, pendingin, penggoyang ”Kuhner”, neraca analitik
”Sartorius”, spektrofotometer ”Pharmacia LKB”, ultrasonografi, sistem ultrafiltrasi ”Milipore Minitan”, piranti kromatografi kolom jenis “Akta
Prime” Amersham Biosciences, Swedia, pengaduk magnetik, dan penangas air.
B. Metode Penelitian
Pemurnian enzim protease melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah memproduksi enzim protease bebas sel. Sel bakteri dipisahkan dari
larutan fermentasi secara mikrofiltrasi
.
Tahapan kedua adalah pemurnian secara ultrafiltasi, lalu dilanjutkan dengan presipitasi. Tahapan terakhir proses
pemurnian ini adalah kromatografi kolom yang menggunakan teknik kromatografi penukar ion. Secara skematis metodologi penelitian ini dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Skema metode penelitian