Penjerap partikel Analisis Fungsi Ekologis Jalur Hijau Jalan
Tabel 13 Tingkat pencemaran partikel tahun 2009
No Parameter Satuan Lokasi
Baku Mutu U1
U2 U3
U4 1 Pb µgNm
3
0.05 0.05 0.05 0.1
2 2 Debu µgNm
3
19.75 20.16 32.49 35.48
230 Sumber : PT Sentul City Tbk. 2009
Baku mutu kualitas udara ambient Pb dan Debu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1999
Keterangan lokasi U1 : akses tol depan mallarea komersial Bellanova, Jl MH Thamrin
U2 : akses masuk Kp Pasir Maungke kantor kecamatan U3 : bagian depan Perumahan Mediterania
U4 : akses Kp Banceuy
Jumlah timbal pada beberapa lokasi yaitu Jl MH Thamrin, akses masuk Kp Pasir Maungke kantor kecamatan dan Perumahan Mediterania relatif sama, yaitu
0,05 µgNm
3
. Sementara itu pada akses Kampung Banceuy, tingkat pencemaran timbal 0,1 µgNm
3
dan merupakan jumlah tertinggi. Walaupun demikian, jumlah pencemaran timbal pada kawasan Sentul City belum melampaui baku mutu udara
ambient untuk timbal yaitu sebesar 2 µgNm
3
. Selain timbal, jenis partikel pencemar lain yang ada dalam kawasan ini
adalah debu. Tingkat pencemaran debu pada tiap lokasi berbeda-beda. Pencemaran debu terendah, yaitu sejumlah 19,75 µgNm
3
, terdapat pada jalan MH Thamrin yang berdekatan dengan tol Jagorawi. Tingkat pencemaran debu
tertinggi pada lokasi akses kampung Banceuy yaitu 35,48 µgNm
3
. Tingkat pencemaran debu yang terukur pada beberapa lokasi di Sentul City belum
melampaui baku mutu untuk pencemaran debu yaitu 230 µgNm
3
. Jumlah timbal yang terukur pada kawasan Sentul City masih rendah.
Tingkat pencemaran timbal pada kawasan ini belum melampaui baku mutu jumlah timbal udara. Jumlah debu pada kawasan juga masih rendah. Tingkat
pencemaran debu pada kawasan ini belum melampaui baku mutu untuk jumlah debu yang diperbolehkan. Sementara itu, pada lokasi pengukuran yang terdekat
dengan jalan lokasi penelitian yaitu U1, jumlah partikel yang terdeteksi belum melampaui baku mutu udara ambient. Hal ini menandakan bahwa tingkat
pencemaran partikel pada jalan MH Thamrin belum pada tingkat yang berbahaya.
Partikel dapat direduksi oleh tanaman melalui proses penjerapan oleh permukaan tanaman. Permukaan tanaman baik permukaan daun maupun batang
tanaman dapat menjerap partikel. Untuk penjerapan, jenis tanaman yang baik yaitu jenis yang memiliki permukaan yang kasar. Permukaan yang kasar dapat
berupa permukaan daun maupun permukaan ranting dan batang. Jenis pohon konifer, seperti pinus Pinus merkusii dan cemara kipas
Thuja orientalis, sangat baik dalam menjerap partikel Taihuttu, 2001. Pinus Pinus merkusii merupakan salah satu jenis tanaman utama pada RTH jalan MH
Thamrin dan jumlahnya pada RTH jalan banyak. Jenis pohon dengan daun besar dan memiliki permukaan daun kasar dan berbulu baik dalam menjerap partikel.
Pohon pada lanskap jalan yang memiliki ciri daun seperti ini antara lain jati Tectona grandis dan jati putih Gmelina arborea. Pohon dengan daun kecil dan
kasar cukup baik dalam menjerap partikel. Salah satu contoh jenis pohon pada lanskap jalan MH Thamrin yang memiliki ciri daun tersebut yaitu ki hujan
Samanea saman.
Gambar 25 Karakteristik daun untuk menjerap partikel RTH yang terdiri dari beberapa lapisan tanaman, lapisan tanah, semak,
pohon disebutkan lebih efektif dalam menjerap partikel. Lapisan tanaman memiliki permukaan penjerapan yang lebih besar dan juga membentuk struktur
yang lebih rapat. Jalur hijau jalan MH Thamrin terdiri dari beberapa lapis tanaman. Lapisan pohon yang ada pada jalur hijau jalan dikombinasikan dengan
penanaman tanaman dengan tinggi yang lebih rendah sehingga terbentuk lapisan vegetasi dengan ketinggian yang bervariasi.
Tingkat pencemaran partikel pada kawasan belum melampaui baku mutu kualitas udara ambient. Hal ini dapat disebabkan jumlah kendaraan yang
beroperasi dalam kawasan relatif masih sedikit. Dengan demikian, tingkat pencemaran partikel pada saat ini masih dalam tingkat yang bisa ditoleransi dan
belum cukup berbahaya. Pada jalur hijau jalan sudah terdapat jenis-jenis tanaman yang baik untuk menjerap partikel.