sebuah negara, hal ini berdampak terhadap kapasitas dan kemampuan pengambil kebijakan untuk mencurahkan perhatian terhadap pemberantasan kemiskinan.
Peranan pengeluaran pemerintah menurut penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan 2006 di Provinsi Sumatera Utara, juga memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin. Namun karena keterbatasan data, maka besarnya pengeluaran pemerintah yang berkaitan dengan
masalah kemiskinan diproksi dengan besarnya penerimaan anggaran pendapatan belanja daerah APBD. Besarnya nilai APBD diharapkan mampu meningkatkan
peran pemerintah daerah dalam penyediaan fasilitas pelayanan seperti pendidikan dan kesehatan serta penyediaan lapangan pekerjaan terutama untuk penduduk
miskin.
2.3 Kerangka Pemikiran
Semenjak diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Keuangan Pemerintah Daerah
yang kemudian disempurnakan dengan UU no 32 dan 33 tahun 2004, terjadi perubahan yang cukup fundamental terhadap sistem pemerintahan dan keuangan
di Indonesia. Undang-undang inilah yang memicu terjadinya ‘big bang’ dari pemerintah yang tersentralistik menjadi pemerintah yang desentralistik. Litvack
1999 dalam Abimanyu dan Megantara 2006 menyebutkan bahwa secara umum, desentralisasi mencakup aspek-aspek politik, administratif dan fiskal.
Dalam penelitian ini, aspek fiskal yang akan menjadi fokus penulis didalam penelitian ini.
Desentralisasi fiskal dengan berbagai prinsip seperti market preserving federalism, money follows function dan instrumen penguatan keuangan daerah
lainnya diharapkan membuat pemerintah daerah menjadi lebih mandiri. Sehingga anggaran yang semakin besar kedaerah seiring dengan pelimpahan kewenangan
dari pemerintah pusat diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan pengangguran
di daerah.
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap
Indikator Perekonomian Di Indonesia
2.4 Hipothesis
a. Diduga kenaikan pajak daerah dan retribusi daerah menyebabkan
menurunnya kinerja ekonomi daerah sehingga pertumbuhan ekonomi daerah akan melemah
b. Pembagian dana perimbangan DAU, DAK dan DBH ke daerah diduga
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi c.
Kenaikan pengeluaran pemerintah diduga akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan dan penurunan
pengangguran d.
Kebijakan desentralisasi fiskal diduga akan meningkatkan kinerja perekonomian daerah sehingga pertumbuhan ekonomi daerah akan
meningkat serta kemiskinan dan pengangguran akan turun
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS Jakarta, BPS Provinsi di Indonesia,
Bank Dunia dan Departemen Keuangan. Data yang tercakup dalam penelitian ini adalah data keuangan daerah, Produk Domestik Regional Bruto PDRB,
ketenagakerjaan, angka kemiskinan, jumlah penduduk, lama sekolah, kesehatan dan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Data-data pendukung lainnya seperti
buku, artikel, jurnal dan lain-lain diperoleh dari Lembaga Sumberdaya Informasi LSI IPB, perpustakaan BPS, perpustakaan di lingkungan IPB, perpustakaan
Bappenas, perpustakaan Perguruan Tinggi lainnya seperti UI, ITS, STIS, dan situs-situs yang berkaitan dengan penelitian.
3.2 Alat Analisis dan Cakupan Penelitian
3.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini dipergunakan untuk memberi gambaran umum perkembangan keuangan daerah di Indonesia beserta kondisi sosial makro ekonomi daerah
dengan bantuan grafik dan tabel.
3.2.2 Analisis Kinerja Keuangan Daerah
Menurut Landiyanto 2005, ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan otonomi daerah adalah: a kemampuan keuangan daerah, yang
berarti daerah tersebut mempunyai kemampuan dan kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah. b ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, oleh karena itu PAD harus menjadi
sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah.