2.1.9 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi fiskal secara tidak langsung mempunyai hubungan terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkan efisiensi dalam
alokasi sumber daya. Hal ini disebabkan 1 Pemerintah Daerah memiliki
keuntungan yang lebih baik dibandingkan Pemerintah Pusat dalam memberikan pelayanan dan penyediaan barang-barang publik yang sesuai dengan preferensi
dan kebutuhan-kebutuhan daerah itu sendiri. 2 Menstimulus Pemerintah Daerah untuk lebih kreatif, inovatif dan akuntabilitas terhadap daerahnya dalam upaya
merespon kebutuhan masyarakat dan upaya meningkatkan kemakmuran di daerah melalui optimalisasi sumberdaya yang ada secara efisien dan mengurangi
pemborosan. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada, balk somber daya alam maupun
sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat daerah itu sendiri yang secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi. 3 Adanya kebijakan desentralisasi akan ditandai dengan penyediaan infrastruktur di daerah yang secara tidak langsung sangat sensitif
terhadap kondisi regional atau daerah, dimana lebih efektf dalam mendorong pembangunan ekonomi daripada kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Pusat
yang seringkali mengabaikan adanya perbedaan geografis antar daerah. Esensi mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan
desentralisasi fiskal setidaknya mempunyai tiga pertimbangan. Pertama, pertumbuhan dilihat sebagai sesuatu yang objektif dari desentralisasi fiskal dan
efisiensi dalam alokasi sumberdaya dalam sektor publik. Kedua, secara eksplisit bahwa pemerintah berusaha untuk mengadopsi berbagai kebijakan-kebijakan
untuk mendorong ke arah peningkatan dalam pendapatan per kapita. Ketiga, pertumbuhan per kapita relatif lebih mudah untuk diukur dan dinterpretasikan
dibanding indikator-indikator ekonomi lainnya. Dalam model Barro 1990 diasumsikan bahwa aktivitas pemerintah
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Diketahui fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut:
y=fk,g=Ak
1- α
g
α
dimana g adalah kuantitas barang dan jasa perkapita yang dibeli oleh pemerintah, yang diasumsikan tidak ada pungutan biaya apapun user charges. y adalah
output per kapita, dan k adalah stok modal per kapita serta diasumsikan bahwa fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan constant return to scale.
]ika diasumsikan total pembelanjaan pemerintah dibiayai oleh pendapatan pajak τ
maka dapat dituliskan berikut:
g=T= y= Ak
1- α
g
α
Apabila persamaan fungsi produksi dirubah menjadi produktivitas marjinal modal maka :
f
k
=A1 - αgk
α
jika total pembelanjaan pernerintah dibiayai oleh pendapatan pajak pada tingkat τ
di substitusikan dengan persamaan di atas maka dapat dituliskan sebagai berikut:
y=kA
11- α α 1- α
dimana bahwa rasio input g dan k adalah sebagai berikut
gk=gyyk= yk=A
1- α
Nilai untuk produktivitas marjinal modal dapat dituliskan kembali sebagai berikut:
f
k
= 1 – αA
1 1- α
α 1- α
Oleh karena itu, solusi untuk tingkat pertumbuhan output per kapita dapat ditentukan sebagai berikut:
y=cc=1- [ 1 – αA
1 1- α
α 1- α
- ρ]
Pada persamaan di atas, bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh alokasi pembelanjaan publik dan tingkat pajak, sama halnya dengan individu
memaksimalkan pertumbuhan konsumsi yang berkaitan dengan tingkat pertumbuhan dari output dan modal.
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah juga digambarkan oleh kurva Scully yang merupakan hasil penelitian yang dilakukan
oleh professor Gerald Scully, yang menerangkan hubungan antara peran pengeluran pemerintah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dalam model
kuadratik yang diformulasikan Scully, porsi pengeluaran pemerintah menjadi variabel independent dan pertumbuhan ekonomi menjadi variabel dependent. Dari
model yang dapat disimpulkan bahwa : peningkatan porsi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB sampai pada tingkat tertentu memberikan pengaruh yang lebih
tinggi pada pertumbuhan, namun pada porsi yang lebih tinggi lagi melebihi tingkat optimal maka porsi pemerintah semakin besar akan berdampak lebih
rendah bahkan dapat mencapai nol. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Hubungan antara tingkat Pertumbuhan Ekonomi dengan porsi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB
2.1.10 Pengeluaran Pemerintah dan Kesempatan Kerja