Pemanasan Bambu dengan Limbah Minyak Goreng

2.2 Pemanasan Bambu dengan Limbah Minyak Goreng

Keawetan bambu adalah daya tahan bambu terhadap faktor perusak bambu, misalnya ketahanan bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan jamur perusak bambu. Pengawetan bambu dilakukan dengan tujuan menaikkan umur pakai dan meningkatkan nilai ekonomisnya Tim ELSPPAT 1997. Minyak berguna sebagai media penghantar panas selain pemanggangan dan perebusan tetapi prosesnya lebih efisien. Minyak goreng yang biasa digunakan berasal dari tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam family Palmae. Kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan kisaran 22°-32 °C. Minyak goreng mengandung dua jenis lemak, yaitu asam lemak jenuh saturated fatty acid dan asam lemak tak jenuh unsaturated fatty acid. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata-rata komposisi lemak minyak kelapa sawit disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit Asam lemak Minyak kelapa sawit Minyak inti sawit Asam kaprilat - 3 - 4 Asam kaproat - 3 - 7 Asam laurat - 46 - 52 Asam miristat 1,1 - 2,5 14 - 17 Asam palmitat 40 - 46 6,5 - 9 Asam stearat 3,6 - 4,7 1 - 2,5 Asam oleat 39 - 45 13 - 19 Asam linoleat 7 - 11 0,5 - 2 Sumber : Eckey, S. W. 1955 dalam Ketaren 2005 Pada dasarnya, minyak nabati bahan baku dari tanaman dikelompokkan sebagai minyak yang tidak bersaturasi yaitu rantai atom karbonnya tidak berikatan dengan semua atom hidrogen. Ada beberapa atom karbon yang memungkinkan tambahan atom hydrogen. Istilah minyak tidak bersaturasi ini digunakan untuk membedakannya dari minyak bersaturasi, yang umumnya terdapat dalam minyak hewani. Minyak nabati bisa menjadi jenuh melalui proses pemanasan berulang- ulang dimana mengakibatkan kandungan lemak jenuhnya meningkat. Ketaren 2005. Beberapa jenis tanaman yang kerap digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng mengandung asam lemak jenuh cukup tinggi, misalnya kelapa sawit dan kelapa. Sedangkan bahan baku kedelai, jagung, dan bunga matahari mempunyai kadar asam lemak jenuh yang relatif rendah. Sebagai perbandingan, minyak sawit memiliki kadar lemak jenuh sekitar 52, sementara minyak kedelai hanya 15. Sisi negatifnya, konsumsi berlebihan terhadap makanan gorengan yang menggunakan minyak dengan kadar lemak jenuh tinggi berpotensi menyebabkan penyakit kanker dan jantung Suaramerdeka 2009. Pemanasan bambu dengan limbah minyak goreng sebelumnya sudah dilakukan oleh Andiasri 2010 yaitu meneliti teknik pemanasan pada bambu tali dan bambu hitam untuk melihat keawetannya terhadap rayap kayu kering menggunakan suhu 100 °C dan 150 °C dalam waktu 30 menit dan 60 menit. Hasil dari penelitian tersebut adalah Perlakuan waktu dan suhu pemanasan yang terbaik adalah pemanasan selama 30 menit dengan suhu pemanasan 150 °C.

2.3 Rayap Tanah