4.1.2 Penurunan Berat
A B
Gambar 8 Nilai rata-rata penurunan berat akibat serangan rayap pada bambu andong A dan bambu betung B
.
Gambar 8 menunjukkan penurunan nilai berat akibat serangan rayap pada bambu setelah pemanasan lebih kecil dibandingkan dengan penurunan berat
contoh uji bambu kontrol. Kecenderungan ini diduga disebabkan oleh pemanasan bambu terutama pada suhu 150 °C dan 200 °C menyebabkan perubahan kimia
penyusun kayu. Selain itu adanya limbah minyak goreng yang tertinggal dalam bambunya menyebabkan kurang disukai rayap.
Tabel 6 Analisis ragam penurunan berat contoh uji bambu setelah pengumpanan terhadap rayap
Sumber Jumlah Kuadrat
db Kuadrat Tengah
F Sig.
Jenis 0.1
1 0.1
3.2 0.08
Suhu 2.7
2 1.3
31 0.00
Waktu 1
0.1 0.71
Jenis x Suhu 0.1
2 0.7
0.47 Jenis x Waktu
0.1 1
0.1 2.2
0.15 Waktu x Suhu
0.1 2
0.9 0.39
Jenis x Waktu x Suhu 0.1
2 0.1
1.2 0.30
Hasil uji lanjut Duncan Tabel 7 menunjukkan bahwa pemanasan 150 °C dan 200 °C menghasilkan nilai penurunan berat bambu yang nyata lebih kecil
dibandingkan dengan hasil pemanasan bambu pada suhu 100 °C. Kimia penyusun kayunya terutama selulosa diduga mengalami perubahan yang lebih banyak pada
Waktu menit Waktu menit
perlakuan pemanasan suhu 150 °C dibandingkan suhu pemanasan 100 °C. Sedangkan penurunan berat pada perlakuan suhu 150 °C dan 200 °C tidak
memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sehingga pemberian suhu 200 °C mungkin tidak perlu dilakukan.
Tabel 7 Hasil uji lanjut Duncan pengaruh faktor suhu terhadap penurunan berat contoh uji bambu akibat serangan rayap
Suhu Nilai Tengah
Kelompok N
150 0.2
A 12
200 0.2
A 12
100 0.8
B 12
Pemanasan yang sebaiknya digunakan berdasarkan nilai mortalitas rayap dan nilai penurunan berat bambu pada penilitian ini adalah pada suhu 150 °C
selama 30 menit karena telah meningkatkan nilai mortalitas rayap dan
menyebabkan penurunan nilai berat bambu yang nyata lebih kecil.
4.2 Pengujian Sifat Mekanis Bambu 4.2.1 Modulus Patah MOR