2.2.4. Manfaat dan peran ekosistem lamun
Ekosistem padang lamun merupakan merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif. Padang lamun secara ekologis memiliki beberapa fungsi
penting bagi wilayah pesisir dan laut, yaitu : 1.
Lamun sebagai habitat biota Lamun berperan sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar,
dan memijah bagi beberapa jenis biota laut. Beberapa organisme hanya menghabiskan sebagian dari siklus hidupnya di padang lamun diantaranya
adalah ikan dan udang. Lamun juga dapat menjadi sumber makanan bagi avertebrata seperti bulu babi, beberapa jenis ikan Famili Scaridae dan
Acanthuridae, serta oleh berbagai jenis biota lain seperti penyu dan duyung Azkab 2006.
2. Lamun sebagai perangkap sedimen
Lamun dapat mengikat sedimen dan menstabilkan subtrat lunak dengan perakaran yang padat dan saling menyilang. Daun lamun yang lebat akan
memperlambat aliran air yang disebabkan oleh arus dan ombak sehingga perairan menjadi tenang Bengen 2001.
3. Lamun memegang peranan yang berarti dalam daur berbagai zat hara dan
elemen-elemen langka di lingkungan bahari Azkab 2000. 4.
Lamun berperan sebagai produsen primer Lamun memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar memasuki
rantai makanan, baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui dekomposisi sebagai serasah. Lamun juga memberikan sumbangan
terhadap produktivitas terumbu karang. Serasah yang diproduksi lamun
dapat meningkatkan kelimpahan fitoplankton yang berada di perairan terumbu karang Azkab 2006.
5. Lamun berfungsi sebagai pelindung bagi penghuni padang lamun dari
sengatan matahari Azkab 2000. 6.
Lamun berperan sebagai pemenuh kebutuhan manusia dan hewan. Lamun berfungsi sebagai sumber makanan bagi hewan maupun manusia. Lamun
juga sudah digunakan dalam bahan baku pembuatan kertas dan atap rumah Azkab 2000.
7. Lamun dapat menjadi objek wisata bahari dan wisata pendidikan.
2.2.5. Degradasi
Ekosistem lamun merupakan sistem yang dinamis sehingga apabila terdapat gangguan di ekosistem tersebut akan menurunkan keseimbangan
ekologisnya. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan fisik seperti badai dan pasang rendah yang membuka dan mengeringkan lamun. Gangguan biologi dapat
berasal dari biota pembuat lubang udang, kepiting, dan beberapa jenis ikan serta hewan pemakan rumput bulu babi, duyung, dan binatang lain. Kerusakan lamun
juga disebabkan oleh kegiatan manusia terutama di pulau-pulau yang menjadi tempat wisata dan pemukiman. Faktor utama penyebab kerusakan ekosistem
lamun di kawasan TNKpS antara lain pencemaran, kegiatan pembangunan, aktivitas keseharian di pulau-pulau pemukiman, kegiatan reklamasi dan
pengerukan pantai. Menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004, kondisi lamun dapat dilihat dari persentase penutupannya baik
≥ 60; kurang baik 30-59,9; buruk
≤29,9.
2.3. Parameter Lingkungan 2.3.1. Kedalaman dan kecerahan