halnya cahaya dan suhu air. Salinitas yang optimum untuk pertumbuhan lamun berkisar antara 24-35 ‰ Hilman et al. 1989 dalam Zulkifli 2003.
2.3.4. Oksigen terlarut Dissolved Oxygen
Lamun, seperti semua tanaman vaskular lainnya, membutuhkan kelangsungan penyediaan oksigen untuk mempertahankan metabolisme aerobik.
Ketersediaan oksigen untuk mendukung metabolisme aerobik berasal dari fotosintesis lamun itu sendiri, difusi kolom perairan, dan aliran massa sedimen.
Kandungan oksigen yang tidak tercukupi di dalam perairan dapat mempengaruhi pertumbuhan lamun dan kelangsungan hidupnya Borum et al. 2006. Menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, kandungan oksigen terlarut untuk kepentingan biota laut adalah lebih besar dari 5 ppm.
2.3.5. Derajat keasaman pH
Derajat keasaman menyatakan intensitas keasaman atau kebasaan dari suatu cairan yang mewakili konsentrasi ion hidrogennya. Berdasarkan keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, nilai pH di lokasi penelitian masih layak untuk kehidupan biota laut, dimana pH baku mutu untuk
biota laut sekitar 7,0-8,5. Perubahan pH perairan laut biasanya sangat kecil. Hal ini dipengaruhi oleh turbulensi massa air yang selalu menstabilkan kondisi
perairan.
2.4. Asosiasi Ikan dengan Padang Lamun
Peranan padang lamun terhadap keberadaan ikan terutama yang bernilai ekonomis penting sudah sering dilaporkan. Hal ini terkait dengan kompleksitas
dari padang lamun yang dapat menyediakan makanan dan perlindungan dari
predator bagi ikan-ikan tersebut. Sistem yang kompleks dengan ditandai oleh berbagai macam biota yang menjadi penghuninya sebagai penghuni tetap maupun
penghuni sementara. Spesies yang hidup sementara di lamun biasanya adalah biota juvenil yang mencari makan serta perlindungan semasa masa kritis dalam
siklus hidup mereka atau hanya sebagai pengunjung yang datang untuk mencari makan Tomascik et al. 1997.
Ekosistem lamun memiliki distribusi yang luas di daerah pesisir tropis dan juga merupakan salah satu habitat yang disukai sebagai tempat berlindung, ruang
hidup dan tempat mencari makan bagi beraneka ragam jenis biota laut termasuk ikan, yaitu Adrim 2006 :
1. Ekosistem lamun sebagai daerah asuhan dan perlindungan ikan. Padang
lamun dapat berperan sebagai daerah asuhan bagi ikan-ikan muda juvenile. Selain itu, ada pula ikan sebagian ikan yang menghabiskan sebagian masa
dewasanya di padang lamun. Padang lamun juga dapat memberikan perlindungan bagi ikan-ikan yang berada di dalamnya dari ancaman predator.
2. Lamun sebagai makanan ikan. Terumbu karang yang berbatasan dengan
padang lamun selalu dipisahkan oleh daerah yang tidak bervegetasi. Hal ini disebabkan oleh ikan herbivora yang hidup di sekitar lamun dan terumbu
karang mencari makan di sekitar lamun. 3.
Ekosistem lamun sebagai ladang penggembalaan atau tempat mencari makan feeding ground. Beberapa ikan karnivora memanfaatkan padang lamun
yang jauh di terumbu karang pada malam hari. Kelompok ikan-ikan yang bermigrasi dari terumbu karang menyebar dan secara individual mencari
makan setelah sampai di padang lamun. Pada dini hari ikan-ikan tersebut kembali ke terumbu karang menggunakan jalur yang sama.
Keanekaragaman jenis ikan yang hidup di padang lamun bergantung pada ekosistem lain, seperti terumbu karang, mangrove, estuari, dan muara sungai di
sekitar ekosistem lamun Adrim 2006. Berdasarkan karakteristik sumberdaya ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun, Tomascik et al. 1997
mengelompokkan karakteristik tersebut menjadi 7 kategori, yaitu : 1.
Keanekaragaman dan kelimpahan ikan di ekosistem lamun lebih tinggi daripada daerah yang berdekatan dengan substrat kosong.
2. Lamanya asosiasi ikan dan dengan ekosistem lamun berbeda setiap
jenis spesies ikan. 3.
Sebagian besar asosiasi ikan dengan ekosistem lamun didapatkan dari plankton.
4. Zooplankton dan crustacea epifauna merupakan makanan utama ikan
yang berasosiasi dengan lamun. 5.
Perbedaan yang jelas pembagian sumberdaya pada komposisi spesies terjadi sebagian besar di ekosistem lamun.
6. Hubungan yang kuat terjadi antara ekosistem lamun dengan habitat yang
berbatasan, kelimpahan relatif dan komposisi spesies ikan di ekosistem lamun menjadi bergantung pada tipe terumbu karang, estuaria, dan
mangrove. 7.
Kumpulan ikan dari ekosistem lamun yang berbeda sering kali berbeda pula walaupun dua habitat tersebut berdekatan.
Berdasarkan cara hidup di ekosistem lamun, asosiasi antara ikan dengan lamun terdiri dari empat kategori utama, yaitu Tomascik et al. 1997:
1. Penghuni tetap dengan memijah dan menghabiskan sebagian besar
hidupnya ekosistem lamun Contoh: Apogon margariloporous. 2.
Menetap dengan menghabiskan seluruh hidupnya di ekosistem lamun dari juvenile hingga dewasa, tetapi memijah di luar padang lamun Contoh :
Halichoeres leparensis, Pranaesus duodecimalis, Paramia quinquilineata, Gerres macrosoma, Monachantus tomentosus, Monachantus hajam,
Hemiglyphidodon plagyometopon, Syngnathoides biaculeatus .
3. Menetap hanya pada tahap juvenile Contoh : Siganus canaliculatus,
Siganus virgatus, Siganus chrysospilos, Lethrinus spp., Scarus spp., Abudefduf spp., Monachanthus mylii, Mulloides samoensis, Pelates
quadrilineatus, Upeneus tragula .
4. Menetap sewaktu-waktu atau singgah hanya mengunjungi padang lamun
untuk berlindung atau mencari makan.
3
K t
d
p y
p T
L p
3.1. Waktu