Keterangan : E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
H’ Max = Indeks keanekaragaman maksimum ln s S
= Jumlah total spesies 3.
Index Dominansi Simpson Indeks ini digunakan untuk menggambakan jenis yang paling banyak
ditemukan dapat diketahui dengan menghitung nilai dominansinya. Indeks dominansi dapat dirumuskan sebagai berikut Odum 1971:
D ∑
.......................................................... 10 Keterangan : D = Indeks dominansi
N
i
= Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu seluruh jenis
3.4.3. Analisis faktorial koresponden Correspondence analysis
Analisis faktorial koresponden merupakan suatu analisis yang dapat mendeskripsikan berbagai tipe data yang berbeda. Tujuan utama penggunaan
analisis faktorial koresponden umumnya adalah untuk mencari hubungan yang erat antara modalitas dari dua karakter, variabel, dan matriks data kontingensi.
Selain itu, analisis ini dapat mencari kemiripan antara individu berdasarkan konfigurasi datanya. Perhitungan analisis faktorial koresponden pada penelitian
ini dibantu dengan menggunakan software STATISTICA v.8.
3.4.4. Korelasi Pearson
Analisis korelasi linear merupakan ukuran hubungan linear antara dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r Walpole 1993. Pada
penelitian ini peubah X merupakan peubah independen yang terdiri dari beberapa parameter komunitas lamun kerapatan, penutupan, jumlah jenis, dan
keanekaragaman lamun. Peubah Y merupakan peubah dependen yang terdiri dari parameter komunitas ikan kelimpahan dan keanekaragaman. Metode untuk
mengukur korelasi linear antara dua peubah yang paling banyak digunakan adalah koefisien korelasi momen-hasil kali Pearson atau korelasi Pearson. Adapun
rumus korelasi Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
........................ 11
Hubungan linear sempurna terjadi antara nilai-nilai X dan Y bila nilai r = +1 atau -1. Bila nilai r mendekati nilai tersebut maka terdapat korelasi yang
tinggi antara kedua variabel, sedangkan bila nilai r mendekati nol maka hubungan linear antara nilai X dan Y sangat lemah atau tidak ada sama sekali. Nilai R
memperlihatkan koefisien determinasi contoh yang menjelaskan bilangan yang menyatakan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan
oleh nilai-nilai peubah X melalui hubungan linear Walpole 1993. Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pada penelitian ini digunakan nilai signifikansi sebesar
0,10 dan 0,05. 1.
Hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara X dan Y H1 : Ada hubungan signifikan antara X dan Y
Hasil : Jika hasil signifikansi hasil penelitian 0,10 maka H0 ditolak
Jika hasil signifikansi hasil penelitian 0,10 maka H0 diterima
2. Hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara X dan Y
H1 : Ada hubungan signifikan antara X dan Y Hasil
: Jika hasil signifikansi hasil penelitian 0,05 maka H0 ditolak Jika hasil signifikansi hasil penelitian 0,05 maka H0 diterima
26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik dan Kimia Perairan
Kondisi lingkungan perairan mempengaruhi segala bentuk kehidupan yang ada di dalamnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil
analisis parameter fisika kimia perairan yang dapat dilihat pada Tabel 2, kondisi perairan Pulau Pramuka secara umum masih dalam keadaan baik untuk
menunjang kehidupan lamun dan ikan. Hal ini mengacu pada hasil pengukuran beberapa parameter yang masih berada dalam kisaran optimum untuk
pertumbuhan lamun. Tabel 2. Hasil analisis parameter fisik dan kimia perairan di Pulau Pramuka
No. Parameter Satuan Stasiun
Utara Timur
Selatan Barat
1 Kecerahan -
100 100
100 100
2 Kedalaman m 0,45
0,85 0,80
1,30 3 Suhu
○
C 30,70 30,50
30,43 30,33
4 Salinitas ‰ 31,80
31,80 32,40
32,40 5 DO
mgl 9,42 8,49
7,81 7,93
6 pH -
8,03 8,16
7,54 7,69
7 Substrat -
Pasir Pasir
Pasir Pasir
Parameter kecerahan yang diamati di setiap stasiun di Pulau Pramuka menunjukkan nilai 100, yang berarti bahwa penyinaran cahaya matahari
mencapai dasar perairan. Kedalaman perairan di setiap stasiun pengamatan berkisar antara 0,45-1,30 m. Kecerahan dan kedalaman merupakan parameter
yang saling terkait satu sama lain. Kedalaman merupakan salah satu faktor yang memengaruhi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Kecerahan sangat
penting bagi lamun karena erat kaitannya dengan proses fotosintesis yang dilakukannya Zimmerman 2006.