Kata lamun untuk padanan kata dari tumbuhan laut, seagrass, di Indonesia digunakan dengan terpaksa karena seharusnya terjemahan seagrass dalam bahasa
Indonesia adalah rumput laut. Kata rumput laut sudah digunakan secara umum dan baku bagi tumbuhan algae seaweed baik dalam dunia perdagangan maupun
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku sehari-hari Atmadja 1999 dalam Azkab 2006. Kesepakatan tidak tertulis khususnya untuk para ilmuwan dan
akademisi untuk menghilangkan kerancuan dari tumbuhan seagrass dan seaweed, maka istilah lamun dipakai untuk tumbuhan seagrass dan rumput laut tetap untuk
seaweed .
2.2.2. Karakteristik dan habitat
Lamun atau seagrass merupakan tumbuhan berbunga yang sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam air laut. Tumbuhan ini terdiri dari
rhizome, daun, dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar serta berbuku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang
pendek yang tegak keatas, berdaun, berbunga, serta tumbuh juga akar. Tumbuhan ini menancapkan diri dengan menggunakan rhizome dan akarnya sehingga tahan
terhadap hempasan gelombang dan arus. Sistem pembiakannya khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air hydrophilous pollination dan
buahnya juga terendam di dalam air Nontji 2007. Tumbuhan ini memiliki beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut, yaitu mampu
hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang baik, serta mampu melaksanakan
penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam Den Hartog 1970
Lamun tumbuh dan tersebar di sebagian besar perairan pantai dunia. Tumbuhan ini dapat hidup dan berkembang baik di lingkungan perairan laut
dangkal, estuaria yang memiliki kadar garam tinggi, dan daerah yang selalu mendapat genangan air pada saat air surut Azkab, 2006. Lamun hidup di daerah
mid intertidal sampai kedalaman 0,5-10 m, dan sangat melimpah di daerah sublitoral. Lamun bahkan dapat tumbuh hingga kedalaman 40-90 m di perairan
yang masih dapat ditembus cahaya matahari serta menerima nutrien dari darat dan laut itu sendiri Den Hartog 1970.
Jumlah jenis lamun di dunia dikelompokkan dalam 12 genus, empat famili, dan dua ordo. Perairan Indonesia tercatat memiliki 12 jenis lamun, yaitu
Cymodocea rotundata , Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halodule
pinifolia , Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila spinulosa,
Syringodium isoetiflium , Thalassia hemprichii, dan Thalassodendron ciliatum.
Namun, apabila Halophila beccarri dan Ruppia maritime yang herbariumnya dapat ditemui di Herbarium Bogoriense-Bogor, maka jumlah jenis lamun di
Indonesia adalah 14 jenis Kiswara dan Winardi 1994.
2.2.3. Pola distribusi