Suhu Keasaman pH Limbah Nenas

b. CH 3 CH 2 CH 2 COOH 2CH 3 COOH + 2H 2 as. asetat 3. Acetoclastic methane menguraikan asam asetat menjadi : a. CH 3 COOH CH 4 + CO 2 metana 4. Methane bacteria mensintesa hidrogen dan karbondioksida menjadi : a. 2H 2 + CO 2 CH 4 + 2H 2 O metana Lingkungan besar pengaruhnya pada laju pertumbuhan mikroorganisme baik pada proses aerobik maupun anaerobik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses anaerobik terdiri dari faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik antara lain: temperatur, pH, rasio CN dan pengenceran bahan isian, pengadukan; sedangkan faktor biotik diantaranya adalah konsentrasi substrat dan cairan pemula starter.

2.3.1. Suhu

Gas dapat dihasilkan jika suhu antara 4 - 60°C dan suhu dijaga konstan. Bakteri akan menghasilkan enzim yang lebih banyak pada suhu optimum. Semakin tinggi suhu reaksi juga akan semakin cepat tetapi bakteri akan semakin berkurang. Tabel 5. Pengaruh temperatur terhadap daya tahan hidup bakteri Jenis Bakteri Rentang Suhu C Suhu Optimum C a. Cryophilic 2 – 30 12 - 18 b. Mesophilic 20 – 45 30 - 40 c. Thermophilic 45 - 75 55 - 65 Proses pembentukan metana bekerja pada rentang suhu optimum 30-40°C, tapi dapat juga terjadi pada suhu rendah, 4°C. Untuk temperatur di bawah jangkauan optimim, maka laju digestasi turun sekitar 11 untuk setiap penurunan suhu 1 C; yang ditunjukkan dengan rumus Arrhenius berikut Henzen and Harremoes, 1983: r t = r 30 1.11 t – 30 ……………………. 1 keterangan : r t = laju digestasi pada suhu ,t C; r 30 = laju digestasi pada t = 30 C. Laju produksi gas akan naik 100-400 untuk setiap kenaikan suhu 12°C pada rentang suhu 4 - 65°C. Mikroorganisme yang berjenis thermophilic lebih sensitif terhadap perubahan suhu daripada jenis mesophilic. Pada suhu 38°C, jenis mesophilic dapat bertahan pada perubahan suhu ± 2,8°C. Untuk jenis thermophilic pada suhu 49°C, mikroba dapat bertahan pada perubahan suhu ± 0,8°C, sedangkan pada suhu 52°C, mikroba dapat bertahan pada perubahan suhu ± 0,3°C.

2.3.2. Keasaman pH

Pertumbuhan mikroba dalam fermentor sangat dipengaruhi oleh perubahan pH. Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap perubahan pH. Rentang pH optimum untuk jenis bakteri penghasil metana antara 6,4 - 7,4. Bakteri yang tidak menghasilkan metana tidak begitu sensitif terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja pada pH 5 - 8,5. Karena proses anaerobik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pambentukan asam dan tahap pembentukan metana, maka pengaturan pH awal proses sangat penting. Tahap pembentukan asam akan menurunkan pH awal. Jika penurunan ini cukup besar akan dapat menghambat aktivitas mikroorganisme penghasil metana. Menurut Buren 1979, kestabilan pH fermentasi dapat dijaga dengan menggunakan kapasitas penyangga buffer capacity . Menurut FAO 1997, untuk kestabilan pH dapat digunakan larutan kapur CaCO 3 yang dicampurkan dalam bioreaktor digester.

2.3.3. Rasio C N