Keasaman pH Rasio C N

percobaan pendahuluan dilakukan pengkomposan fermentasi semi-aerob bahan baku substrat. Hal ini bertujuan untuk mempercepat masa inkubasi dari aktivitas bakteri. Masing-masing tahapan dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3.3.1. Percobaan Pendahuluan

3.3.1.1. Analisa Karakteristik Bahan Baku

Analisa bahan baku bertujuan untuk mengetahui sifat awal bahan baku, yakni karakteristik bagase tebu dan limbah nanas. Analisa yang dilakukan mencakup kadar air, kadar abu, TS, VS, suhu, pH dan CN rasio awal bahan. Bahan baku yang digunakan berupa bagase tebu dan limbah nanas dipotong menjadi berukuran 1-3 cm, agar dapat mempercepat proses pendegradasian. Menurut Sulaeman 2007, bahan yang lebih kecil akan lebih cepat didekomposisi daripada bahan yang berukuran lebih besar, karena memudahkan mikroba dalam mendegradasinya.

3.3.1.2. Variabel Penelitian

Analisa bahan baku yang dilakukan adalah analisa kadar air, analisa kadar C dan kadar N untuk mengetahui nilai CN rasio awal bahan. Pada Gambar 4 dideskripsikan tahapan analisa bahan baku. Dengan mengacu pada metode APHA 1998 dilakukan analisa yang meliputi : Gambar 4. Tahap analisa bahan baku Bahan baku Pemotongan Analisa: kadar air,abu,TS,VS CN rasio,VFA,COD Bahan baku siap untuk dikomposkan

3.3.1.3. Analisa Laboratorium

1. Analisa Kadar Air Cawan aluminium dipanaskan pada suhu 105 C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel ± 2 gram ditimbang dan dipanaskan dalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator sebelum ditimbang. Pemanasan diulang sampai diperoleh berat konstan. Sisa sampel dihitung sebagai total padatan dan pengurangan berat menunjukkan banyaknya air dalam bahan. Kadar Air = A B A − x 100 .................................................................. 5 A : berat sampel awal B : berat sampel akhir 2. Analisa Kandungan Karbon Kadar karbon dihitung berdasarkan kadar abu. Penentuan kadar abu didasarkan menimbang sisa mineral sebagai hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550 C. Cawan porselin dikeringkan di dalam oven selama satu jam pada suhu 105 C, lalu didinginkan selama 30 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan berat tetap A. Sampel seberat 2 gram B ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur listrik furnace dengan suhu 650 C selama ± 12 jam. Selanjutnya cawan didinginkan selama 30 menit pada desikator, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat tetap C Kadar Abu = B C B A − + ................................................................ 6 Kadar C = 100 - Kadar Abu .............................................. 7 3. Analisa Kandungan Nitrogen dengan Metode Kjeldahl. Sampel seberat 0,25 gam dimasukkan ke dalam labu kjeldahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat 2,5 ml dan 0,25 gram selen. Larutan tersebut kemudian didetruksi hingga jernih. Ke dalam larutan detruksi dingin tersebut ditambahkan NaOH 40 15 ml. Di lain pihak, disiapkan larutan penampung dalam erlenmeyer 125 ml yang terdiri dari 19 ml H 3 BO 3 4 dan BCG-MR 2 – 3 tetes. Setelah itu, larutan sampel dimasukkan ke dalam labu destilasi. Apabila tidak terbentuk lagi gelembung-gelembung yang keluar pada larutan penampung, maka destilasi dihentikan. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl 0,01 N. sampel ml NHCl blanko titrasi ml sampel titrasi ml N 100 14 × × × − = .................. 8 3.3.2. Penelitian Skala Laboratorium Fase I 3.3.2.1. Fermentasi Semi-Aerob Composting Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan substrat yang sudah mengandung asam. Asam merupakan salah satu makanan bagi bakteri anaerob, sehingga dapat mempersingkat proses anaerob. Hal ini tentunya dapat mempercepat substrat dalam memproduksi biogas. Metode yang digunakan adalah fermentasi semi-aerob pengomposan. Fermentasi ini dilakukan dalam kantung plastik 60 kg dengan memotong- motong bagase tebu dan limbah nanas menjadi ukuran kecil 1-3 cm dan ditambahkan aktivator dengan ukuran 1:1000 ww. Penambahan aktivator dimaksudkan sebagai sumber inokulum untuk menambah populasi mikroba yang mempercepat proses pendegradasian bahan organik dalam substrat. Kemudian dilakukan penambahan air, sehingga kadar air dalam substrat menjadi 90 agar aktivitas mikroba berlangsung optimal. Pengomposan pada bagase tebu seberat 120 kg dengan menambahkan 667 mL EM4 dan dicampurkan dalam 667 mL molase serta ditambahkan 45 L air. Sedangkan pengomposan pada bagase tebu seberat 120 kg menggunakan Acticomp dengan campuran 60 gr T-Acticomp + 60 gr PL-Acticomp dan ditambahkan 60 L air. Pengomposan limbah nanas menggunakan EM4 dan Acticomp dilakukan dengan ukuran yang sama, hanya penambahan air diberikan setengah dari yang dilakukan dalam pengomposan bagase tebu. Pengomposan bagase tebu dilakukan selama 48 hari dan pengomposan limbah nanas dilakukan selama 30 hari , masing-masing dilakukan aerasi menggunakan aerator.