Gambar 26. Pengaruh laju umpan terhadap produksi biogas dan nilai COD. Hasil yang diperoleh pada Gambar 26 menunjukkan bahwa efisiensi COD pada
kontrol sebesar ± 30 bahkan pada pengumpanan awal sebesar 1,4 kg TSLhari, efisiensi COD turun menjadi 6,3 . Selanjutnya sampai laju umpan 4,1 kg TSLhari
efisiensi COD dapat mencapai 80. Efisiensi COD yang berfluktuatif disebabkan proses perombakan fermentasi anaerob terjadi pada berbagai tingkatan dan dilakukan
oleh berbagai jenis mikroba yang peka terhadap lingkungan. Efisiensi COD yang diperoleh sesuai dengan yang diperoleh Chinnaraj et al 2005 bahwa dengan reaktor
UASB didapatkan efisiensi COD sebesar 80 – 85 , dimana dengan waktu retensi 20 jam dan laju umpan 5,75 kg COD m
3
hari mampu menghasilkan biogas sebesar 520 Lkg COD.
Dari hasil analisa kandungan CH
4
pada sistem kontinyu diperoleh kandungan CH
4
sebesar ± 70 . Hasil ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Chaiprasert 2001 bahwa limbah nanas dengan masa inkubasi 30 hari mempunyai kandungan metan CH
4
berkisar 60.
4.2.2. Analisis Kelayakan Ekonomi Limbah Nanas sebagai Bahan Baku Biogas
Analisis kelayakan tekno-ekonomi dilakukan berdasarkan perhitungan sederhana yang mengacu pada hasil produksi skala semi-lapang sistem kontinyu. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui aspek ekonomi dari teknologi anaerob dengan membandingkan antara besarnya biaya pengeluaran dengan nilai manfaat yang
diterima dalam suatu investasi pada jangka waktu tertentu. Analisis ini meliputi
perhitungan : Benefit Cost Ratio BC, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return
IRR dan Payback Period PBP. Perhitungan didasarkan pada banyaknya produksi gas yang dihasilkan dalam
sistem kontinyu, kemudian dikonversikan dengan BBM solar. Perhitungan produksi biogas dengan sistem kontinyu dilakukan dengan mengunakan tandon air dengan
volume 4000 liter sebagai unit reaktor anaerob dan sebagai pengumpul gas digunakan tandon air dengan volume 500 liter, yang bersatu dengan unit reaktor, sehingga model
reaktor digesternya adalah floating dome. Penentuan ukuran digester didasarkan pada banyaknya limbah nanas yang dihasilkan oleh PT. Marizafood dalam sekali produksi.
Limbah nanas yang dihasilkan dalam satu kali produksi sebesar 29.762 kg per hari. Berdasarkan hasil produksi biogas skala semi-kontinyu menggunakan digester dengan
volume 300 liter maka diperoleh laju produksi gas optimal sebesar 64,4 L hari dengan laju umpan 1,4 kg TSL hari. Laju pengumpanan sebesar 1,4 kg TSL hari diberikan
pada reaktor dengan volume 4000 L akan menghasilkan 24,242 m
3
biogashari dan jika dikonversikan sama dengan 15,03 liter minyak tanahhari, dengan asumsi 1 m
3
biogas setara dengan 0,62 liter minyak tanah.
Analisis finansial untuk produksi biogas dalam reaktor model floating dome menggunakan asumsi sebagai berikut :
• Analisis dilakukan selama 10 tahun umur proyek • Tingkat suku bunga 12
• Biaya dan harga selama masa proyek dianggap konstan • Penyusutan produksi sebesar 10 setiap tahun akibat menurunnya kinerja
beberapa peralatan . Hasil perhitungan kelayakan finansial produksi biogas dengan menggunakan
reaktor model floating dome yang meliputi BC rasio, NPV dan IRR menunjukkan bahwa investasi proyek pembangunan instalasi pembangkit biogas tersebut layak untuk
dikembangkan. Dari perhitungan diperoleh nilai BC rasio sebesar 1,75; nilai NPV pada DR 12 sebesar Rp 79.022.673,- dengan nilai IRR sebesar 56,57 , sedangkan
nilai PBP Pay Back Period diperoleh sebesar 19,7 bulan Lampiran 20, hal 102. Pada Tabel 15 ditunjukkan biaya modal, biaya tetap dan biaya operasional proyek
produksi biogas dari limbah nanas.
Secara ekologis pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas sangat diperlukan, disamping sebagai pengganti BBM juga dalam rangka pengurangan efek rumah kaca
terutama emisi gas karbondioksida CO
2
. Menurut Chanakya et al 1999 dari limbah buah-buahan dengan laju umpan 1 gr TSLhari akan dihasilkan 0,25 L biogasgr TS
hari dengan kadar CH
4
sebesar 60. Dari hasil yang diperoleh pada sistem semi- kontinyu dan mengacu pada produksi limbah nanas sebesar 29.762 kg per hari maka
akan dihasilkan 24.242 L biogaskg TS hari dengan kandungan CH
4
sebesar 70, maka setara dengan 16969,4 L CH
4
kg TShari dan sebanding dengan pengurangan emisi CO
2
sebesar 390,3 m
3
CO
2
hari atau 142460 m
3
CO
2
tahun. Ini dengan asumsi bahwa 1 m
3
CH
4
= 23 m
3
CO
2
Chinnaraj et al, 2005. Nilai ekologis dari pemanfaatan limbah nanas sebagai bahan baku biogas ini akan bertambah dengan
adanya produk samping lainnya yang bernilai ekonomis, yakni berupa pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Tabel 15. Biaya modal, biaya tetap dan biaya operasional instalasi anaerob limbah nanas .
Jenis Biaya Banyak
Harga Satuan Rp Jumlah Rp
Biaya Modal
Tandon air 4000 liter 1 buah
3.500.000 3.500.000
Tandon air 500 liter 1 buah
1.250.000 1.250.000
Bis Beton 10 buah
75.000 750.000
Pasir 3 rit
60.000 180.000
Kerikil 1 kol
300.000 300.000
Semen 3 zak
35.000 105.000
Mesin pompa air 1 unit
500.000 500.000
Pipa PVC 2 inch 2 batang
105.000 205.000
Pipa PVC 4,4 inch 2 batang
125.000 250.000
Pipa PVC 8 inch 3 batang
150.000 450.000
Kran Gas 1 buah
45.000 45.000
Ember 2 buah
10.000 20.000
Senar 1 gulung
5.000 5.000
Pipa Besi 1 inch 1 buah
175.000 175.000
Selang Fiber Glass 15 meter
12.000 180.000
Plastic Steel 20 buah
15.000 300.000
Pipa T 1 buah
12.000 12.000
Aqua Proof 1 kaleng
45.000 45.000
Amplas 0,5 meter
8.000 8.000
Meteran 1 buah
15.000 15.000
Plastik penampung gas 50m
3
1 buah 2.000.000
2.000.000 Biaya tak terduga
3.000.000 3.000.000
Pengambilan kotoran sapi 300 kg
2.500 750.000
Total 11.444.500
13.870.000 Biaya Tetap
Konsumsi 10 hari
100.000 1.000.000
Upah Pekerja 4 orang10 hari
50.000 2.000.000
Total 150.000
3.000.000 Biaya Operasional
Listrik 200.000
200.000 Upah Tenaga Kerja
2 orang 850.000
1.700.000 Biaya Perawatan
1.000.000 1.000.000
Total 2.050.000
2.900.000 Total Kumulatif
13.644.500 19.770.000
V. KESIMPULAN DAN SARAN