Jenis Bakteri Pengenceran Bahan Isian Pengadukan Loading

keterangan : CN m = CN rasio campuran SC 1 = Jumlah Karbon dalam bahan 1 SC 2 = Jumlah Karbon dalam bahan 2 SN 1 = Jumlah Nitrogen dalam bahan 1 SN 2 = Jumlah Nitrogen dalam bahan 2 CN 1 = Rasio bahan 1 CN 2 = Rasio bahan 2 N 1 = Kandungan Nitrogen bk bahan 1 N 2 = Kandungan Nitrogen bk bahan 2 X 1 = Jumlah bahan 1 kg X 2 = Jumlah bahan 2 kg

2.3.4. Jenis Bakteri

Pada proses pembentukan biogas, bakteri memegang peranan penting. Menurut Hadiwiyoto 1983, jenis bakteri yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan biogas adalah bakteri-bakteri pembentuk asam antara lain: pseudomonas, flavobacterium, alcaligenes, escherichia dan aerobacter dan bakteri-bakteri pembentuk metan diantaranya: Methanobacterium, Methanosarcina, dan Methanococcus. Pada suasana anaerob, bakteri pembentuk asam akan aktif merombak substansi polimer kompleks, yaitu protein, karbohidrat dan lemak menjadi asam-asam organik sederhana, yaitu asam butirat, propionat, laktat, asetat dan alkohol. Golongan bakteri ini bersifat fakultatif aerob. Tahap perombakan bahan organik menjadi asam-asam organik ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan biogas, dan disebut tahap asidogenik. Pada tahap pembentukan biogas,bakteri-bakteri metan berperan aktif merombak asam asetat menjadi gas metan CH 4 dan karbondioksida CO 2 .

2.3.5. Pengenceran Bahan Isian

Aktivitas normal mikroba methan membutuhkan kandungan air sekitar 90 dan 8 – 10 kandungan kering bahan isian untuk fermentasi. Fermentasi anaerobik pada bahan organik paling baik berlangsung dengan bahan isian yang mengandung 7 – 9 bahan kering. Pengenceran dengan air dilakukan untuk mendapatkan bahan isian dengan kandungan bahan kering sebesar 7 – 9 . Menurut Harahap 1980 untuk memperoleh produksi biogas yang optimum, digunakan perbandingan 1 : 1 sampai 1 : 1,5 pada kotoran ayam dan air; sedangkan untuk kotoran sapi dan air digunakan perbandingan sebesar 1 : 1.

2.3.6. Pengadukan

Bahan baku isian yang sukar dicerna akan membentuk scum atau lapisan kerak pada permukaan cairan atau permukaan bioreaktor yang dapat menghambat laju produksi biogas. Lapisan tersebut dapat dihancurkan dengan mengaduk isian tersebut ddengan alat pengaduk.

2.3.7. Loading

Ini ditunjukkan sebagai loading organik dan loading hidraulik atau waktu retensi tinggal HRT = hydraulic retention time. Loading organik adalah massa materi organik influen per satuan waktu, sedangkan loading organik spesifik adalah massa materi organik influen per satuan waktu per satuan volume reaktor Van Haandel, 1992. l o = L o V r = Q i . S ti V r = S ti HRT ……………………………… 3 keterangan : l o = loading organik spesifik L o = loading organik V r = volume reaktor Q i . = laju aliran influen S ti = konsentrasi materi organik influen HRT = waktu retensi hidraulik. Loading hidraulik spesifik adalah perbandingan laju aliran influen dengan volume reaktor, sehingga merupakan kebalikan dari waktu retensi hidraulik. l h = L h V r = Q i V r = 1 HRT ………………………………………. 4

III. METODOLOGI