Prestasi kerja dan produktivitas

misalnya m³ kayu dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut jumlah satuan waktu, misalnya jam kerja. Untuk mengetahui produktivitas kerja, salah satu cara yang dapat dipakai adalah melakukan pengamatan dan pengukuran waktu kerja. Menurut Loeffler 1989 dalam Elias 2002, ada lima faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dalam pemanenan kayu, yaitu : a. Objek kerja b. Sistem pemanenan kayu c. Keadaan lingkungan kerja d. Organisasi kerja e. Pekerjanya manusia yang bekerja 2.2.1. Efisiensi penebangan Menurut Worrel dalam Saeful 1990, efisiensi adalah dengan pengorbanan yang minimal akan memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan efisiensi penebangan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume kayu batang bebas cabang yang dipungut dengan volume kayu batang bebas cabang yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Betapa pentingnya masalah efisiensi ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa hanya dengan efisiensi yang tinggilah umumnya dapat dicapai produksi yang maksimal secara ekonomis. Karena dengan mempertinggi biaya produksi dan penambahan tenaga kerja tidak selalu memberikan keuntungan. 2.2.2. Volume Volume merupakan besaran tiga dimensi dari suatu benda. Besaran ini dinyatakan dalam satuan kubik dan diturunkan atau didapatkan dari setiap satuan dasar panjang. Penentuan volume suatu benda dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu cara analitik, cara langsung dan cara grafik Suhartana, 1995. Uraian lebih lanjut sebagai berikut : a. Cara Analitik Penentuan volume benda dengan cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus volume bagi benda-benda yang teratur, seperti segi banyak polyhedron, misalnya prisma, piramida, prismoid dan benda-benda putar seperti kerucut, silinder, paraboloid dan neiloid. b. Cara Langsung Penentuan volume benda dapat dilakukan dengan prinsip perpindahan cairan atau air dengan alat menggunakan xylometer. Sehingga untuk penentuan volumenya tanpa pengukuran komponen-komponennya. Dengan cara ini dapat diketahui volume benda yang tidak teratur bentuknya atau yang tidak mungkin menggunakan rumus-rumus standar dalam penentuan volumenya. c. Cara grafik Penentuan benda dengan cara ini dapat digunakan untuk berbagai bentuk benda putar tanpa memandang ciri-ciri permukaannya. Batang pohon disusun oleh deretan frustum-frustum yang berbeda, maka dalam penentuan volumenya perlu memperhatikan bentuk-bentuk tersebut. Volume pohon berdiri dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu dengan pengukuran seksi, faktor bentuk pohon, persamaan regresi yang menggunakan tinggi pohon, diameter setinggi dada dan diameter pada tinggi tertentu, persamaan regresi yang menggunakan faktor bentuk rata-rata atau fungsi dari diameter setinggi dada dan tinggi pohon dan persamaan regresi yang menggunakan diameter setinggi dada dan pendugaan empiris. Terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menentukan volume sortimen adalah : 1. Rumus Hubber V = G m × L 2. Rumus Hubber Dimodifikasi L 2 D D 0,25 V 2 u p × ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = π 3. Rumus Smalian L 2 G G V u p × ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = 4. Rumus Newton V = 16 G p + 4 G m + G u × L Dimana : V = Volume Sortimen G p = Luas Bidang Dasar Pangkal G u = Luas Bidang Dasar Ujung G m = Luas Bidang Dasar Tengah D p = Diameter pangkal D u = Diameter Ujung L = Panjang Pendugaan volume komersial untuk beberapa jenis pohon dalam suatu tegakan biasanya dengan menggunakan tabel-tabel volume. Tabel volume adalah suatu tabel yang digunakan untuk mendapatkan volume pohon atau volume batang melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penaksiran volume pohon atau volume batang. Secara umum persamaannya adalah sebagai berikut : T D 0,25 V 2 π = Dimana : V = Volume batang atau pohon m 3 D = Diameter setinggi dada m 2 T = Tinggi batang bebas cabang m 2.2.3. Waktu Kerja Kegiatan pemanenan hutan yang terdiri dari tahapan kegiatan perencanaan, penebangan, penyaradan, pemuatan, pengangkutan hingga pembongkaran log di TPK. Kesemua proses produksi tersebut membutuhkan waktu, yaitu waktu untuk melaksanakan masing-masing tahapan pekerjaan tersebut. Dengan demikian waktu pelaksanaan pekerjaan atau waktu kerja working time dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan Nugroho, 2002 Menurut Nugroho 2002, waktu kerja biasa juga disebut sebagai jam kerja mesin yang dijadwalkan scheduled machine hours. Waktu kerja working time terbagi kedalam dua jenis waktu, yaitu : 1 Waktu produktif Waktu produktif adalah bagian dari waktu kerja yang digunakan untuk memproduksi output. Baik waktu untuk pelaksanaan pekerjaan utama primary tasks maupun untuk pelaksanaan pekerjaan pendukung supporting tasks. Waktu produktif ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu : a. Waktu Tetap Waktu tetap adalah bagian dari waktu produktif yang sifatnya tetap, tidak terpengaruhi oleh volume pekerjaan utama. Dalam kegiatan penebangan, misalnya waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan liana, tumbuhan bawah sekitar pohon yang akan ditebang, pembuatan jalur penyelamatan, mengisi BBM, dan lain sebagainya. Besar-kecilnya konsumsi waktu tersebut tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya diameter pohon yang ditebang. Waktu tetap ini identik dengan waktu untuk pelaksanaan pekerjaan pendukung supporting tasks. Secara matematis waktu tetap ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : W F = Waktu tetap menit W Fi = Elemen waktu tetap ke-i menit b. Waktu Variabel Waktu Variabel adalah bagian dari waktu produktif yang dipengaruhi oleh volume pekerjaan utama. Misalnya waktu yang diperlukan untuk membuat takik rebah, takik balas, pemotongan dahan dan pucuk pada kegiatan penebangan. Waktu tersebut sangat dipengaruhi oleh diameter pohon yang ditebang. Waktu variabel ini identik dengan waktu untuk pelaksanaan pekerjaan utama primary tasks. Secara matematis waktu variabel dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : W V = Waktu variabel menit W Vi = Elemen waktu variabel ke-i menit c. Waktu Total Waktu Total adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan yang dihadapi. Merupakan penggabungan waktu tetap dengan waktu ∑ = = n 1 i Fi F W W ∑ = = n 1 i Vi V W W varibel. Waktu Total ini identik dengan waktu produktif. Secara matematis waktu total dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : W T = Waktu Total menit W F = Waktu Tetap menit W V = Waktu Variabel menit 2 Waktu tidak produktif Waktu tidak produktif adalah sebagian dari waktu kerja yang digunakan untuk perpindahan TPn petak tebang, atau waktu-waktu tidak berproduksi delay lainnya seperti pemeliharaan rutin, perbaikan kerusakan, penghentian pekerjaan karena cuaca buruk hujan, angin, kabut, dan lain sebagainya. Waktu tidak produktif ini akan mengurangi waktu produktif. Akibatnya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Dalam dunia usaha penurunan produktivitas berarti meningkatkan biaya. Terutama biaya tetap, karena biaya tersebut harus dikeluarkan baik perusahaan berproduksi maupun tidak. Untuk itu akan menjadi bijaksana apabila pemeliharaan dan perbaikan rutin scheduled maintenance and replacement of parts dapat dilakukan di luar jadwal kerja normal Nugroho, 2002. Pengukuran waktu kerja adalah inti dari penelitian prestasi kerja. Pada umumnya hal ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, syarat-syarat kerja yang dipakai untuk memperbaiki pekerjaan sehingga tercapai efisiensi pekerjaan tersebut. Metode pengukuran untuk waktu kerja adalah Santosa, 2003 : 1. Metode Nullstop Waktu kerja yang sesungguhnya dari tiap elemen kerja dibaca seketika menurut stop wacth yang pada permulaan selalu dikembalikan ke nol untuk setiap elemen. Dalam metode ini diperlukan dua buah stop watch. 2. Metode Berturut-turut Dalam metode berturut-turut ini waktu sesungguhnya dihitung dengan cara mengurangi dua pengukuran yang berurutan. W W W V F T + =

2.3. Keuntungan

Keuntungan menurut Alwi 1985, adalah selisih pendapatan output dengan biaya input. Tujuan setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena keuntungan merupakan tolak ukur efektivitas.

2.3.1. Pendapatan

Penentuan jumlah pendapatan pekerjaupah yang diterima pekerja untuk setiap bulannya dapat dihitung dengan melakukan pendekatan sebagai berikut : G = P × W e × 26 × U Dimana : G = Pendapatan yang diterima setiap bulan Rpbulan P = Prestasi kerja m 3 jam W e = Waktu efektif yang digunakan untuk bekerja jam U = Tarif upah yang ditetapkan

2.3.2. Biaya penebangan

Biaya menurut Nugroho 2002, adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang diukur dalam satuan uang atau moneter, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan biaya penebangan merupakan penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel dalam kegiatan penebangan. Cara-cara penggolongan biaya ada lima, yaitu penggolongan biaya menurut : a. Obyek pengeluaran b. Fungsi pokok dalam perusahaan c. Sesuatu yang dibiayai d. Jangka waktu manfaat e. Perilaku terhadap perubahan volume kegiatan Untuk biaya tetap dan biaya variabel termasuk kedalam pengolongan biaya menurut perilaku terhadap perubahan volume kegiatan. Sedangkan definisi dari biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut : 1 Biaya tetap Yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam satuan unit waktu tertentu, tetapi akan berubah per satuan unitnya jika volume produksi per satuan waktu tersebut berubah. Biaya ini akan terus dikeluarkan, walaupun tidak berproduksi. Biaya ini disebut pula sebagai biaya pemilikan alat, karena sekali aset tersebut dibeli maka biaya ini akan terus dikeluarkan. Komponen biaya tetap meliputi : a. Depresiasi atau penyusutan b. Bunga modal c. Pajak tak langsung d. Gaji karyawan tetap, dan lain sebagainya Biaya tetap penebangan dirumuskan sebagai berikut : V BT 60 WT FC × = Dimana : FC= Biaya tetap penebangan Rpm 3 WT = Waktu tetap menit BT = Biaya pemilikan alat Rpjam V = Volume m 3 2 Biaya variabel Yaitu biaya yang per satuan unit produksinya tetap, tetapi akan berubah jumlah totalnya jika volume produksinya berubah. Biaya ini tidak diperlukan apabila tidak berproduksi. Mengingat karakteristik yang demiikan, maka biaya ini disebut pula sebagai biaya pengoperasian biaya operasi. Komponen biaya variabel meliputi : a. Pemeliharaan dan perbaikan b. Barang aus yang diganti secara periodik seperti ban c. Bahan bakar minyak d. Oli dan gemuk Biaya variabel penebangan dirumuskan sebagai berikut : V BU 60 WV VC × = Dimana : VC = Biaya variabel penebangan Rpm 3 WV = Waktu variabel penebangan menit BU = Biaya usaha alat Rpjam Apabila biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan akan diperoleh biaya mesin. Dan apabila upah operator misal sopir dan kenek ditambahkan pada biaya mesin, maka akan diperoleh biaya usaha. Dimana rumus biaya mesin dan biaya usaha sebagai berikut : Variabel Biaya tetap Biaya mesin Biaya + = Biaya usaha = Biaya mesin + Upah operaor