Prestasi kerja HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan prestasi kerja efektif total adalah 5,99 m 3 jam. Sedangkan prestasi kerja aktual pada penebangan konvensional berkisar antara 1,49-7,13 m 3 jam, dengan prestasi kerja aktual total adalah 4,96 m 3 jam. Prestasi kerja efektif total pada kegiatan penebangan rata tanah adalah sebesar 2,68 m 3 jam, dan prestasi kerja aktual total sebesar 2,31 m 3 jam. Prestasi kerja aktual baik pada kegiatan penebangan konvensional maupun penebangan rata tanah lebih rendah dibandingkan dengan prestasi kerja efektifnya, hal ini terjadi karena besarnya volume kayu yang diperoleh operator per satuan waktu kerja total masih dipengaruhi oleh waktu tidak efektifnya. Prestasi kerja efektif dan aktual pada penebangan konvensional untuk kelas diameter 63,7 cm Up lebih besar diantara kelas keliling yang lain. Hal ini terjadi karena volume kayu yang semakin tinggi dan waktu kerja yang semakin rendah atau cepat akan menyebabkan tingkat prestasi kerja semakin tinggi. Dan sebaliknya volume kayu yang semakin kecil dan waktu kerja yang lama akan menyebabkan tingkat prestasi kerja semakin menurun. Sedangkan prestasi kerja efektif pada penebangan rata tanah untuk kelas diameter D 63,7 cm Up lebih kecil dari pada kelas diameter C 48,1-63,7 cm, hal ini disebabkan karena beberapa pohon pada kelas diameter D 63,7 cm Up terdapat cacat pada kayu seperti gerowong yang panjangnya mencapai kurang lebih 2-4 m, sehingga cacat pada kayu ini akan mengurangi volume produksi tebangan. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja adalah topografi lapangan. Topografi yang semakin curam akan menyebabkan prestasi kerja menurun. Karena topografi yang semakin curam akan menyebabkan semakin sulitnya operator dalam menentukan posisi pijakan kaki pada waktu penebangan pohon, sehingga banyak terjadi gerakan tambahan seperti operator sering terjatuh karena hilang keseimbangan, memasang pasak karena gergaji sering terjepit akibatnya waktu yang diperlukan semakin tinggi, sehingga waktu penebangan pohon menjadi semakin lama. Faktor kelerengan pada prestasi kerja penebangan konvensional dan penebangan rata tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata karena kelas kelerengan pada petak 108 F RPH Brengkok hampir sama yaitu pada kelas kelerengan datar 0-8 dan kelas kelerengan landai 9-15 . Prestasi kerja mempunyai standar prestasi kerja, dalam penentuan standar prestasi kerja dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : 1. Metode atau cara kerja Perum Perhutani menetapkan sistem penebangan pohon per pohon yaitu menyelesaikan satu pohon terlebih dahulu sebelum menebang pohon berikutnya, sedangkan kebiasaan operator chainsaw di lapangan menggunakan sistem penebangan target yaitu menebang beberapa pohon terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pembagian batang. 2. Alat-alat kerja Alat penebangan yang dipakai berupa chainsaw dengan umur pakai kurang lebih dua tahun, kondisi alat ini masih bagus walaupun kadang-kadang terjadi kerusakan pada rantai yang bisa menghambat jalannya kegiatan penebangan. Kerusakan pada rantai ini disebabkan karena rantai sering terjepit pada saat menebang pohon dan rantai sering terkena batu pada saat mengepras banir. Sehingga mengakibatkan lamanya waktu kegiatan penebangan. 3. Keterampilan pekerja Dengan pengalaman kerja operator chainsaw selama 26 dan 24 tahun cukup memiliki keterampilan yang memadai dalam menerapkan teknik-teknik penebangan yang benar, sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi prestasi kerja yang dicapai. 4. Tradisi atau kebiasaan pekerja Kebiasaan dari operator yang terlalu santai dalam bekerja karena keterbatasan dalam faktor sarana transportasi berdampak pada prestasi kerja yang dicapai oleh operator tersebut. 5. Kondisi Pekerja Kondisi pekerja disini adalah stamina pekerja yang berkaitan dengan usia. Usia merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam prestasi kerja. Semakin lanjut usia maka hasil kerja yang diperoleh semakin menurun. Karena pada usia 55 tahun ke atas tergolong usia tidak produktif, sehingga berpengaruh terhadap hasil kerja yang akan dicapai. 6. Suasana Tempat kerja Suasana tempat kerja yang orang-orangnya ramah dan bersahabat dengan rasa solidaritas yang tinggi akan berpengaruh terhadap kondisi mental atau kejiwaan pekerja. Karena kondisi mental pekerja ini akan mempengaruhi hasil kerja. 7. Iklimmusim Iklim yang terlalu panas atau dingin akan berpengaruh terhadap hasil kerja kegiatan penebangan. Karena semakin panas atau semakin dingin iklimmusim maka hasil kerja yang diperoleh akan semakin menurun. Karena para pekerja akan semakin sering beristirahat pada waktu bekerja. Terlebih lagi pada waktu musim penghujan, mengakibatkan pekerjaan berhenti total, sehingga waktu kegiatan penebangan akan menjadi lebih lama. 8. Organisasi kerja Dalam penebangan konvensional operator chainsaw dibantu oleh satu orang asisten operator. Sedangkan pada kegiatan penebangan rata tanah mendapatkan tenaga tambahantenaga khusus untuk melakukan penggalian tanah sejumlah satu sampai dua orang pekerja. Karena operator dan asistennya ikut melakukan pekerjaan penggalian tanah, tenaga tambahan ini diperbantukan hanya untuk membantu menggali tanah pada pohon dengan diameter besar, seperti kelas diameter B 32,1 cm Up. Sedangkan untuk kelas diameter di bawah 32,1 cm, penebangan beserta penggalian tanah dilakukan oleh operator dan asistennya. Tugas mandor tebang hanya mengawasi satu orang operator di lapangan.

5.3. Nilai tambah

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap 30 pohon yang dijadikan sampel untuk penebangan rata tanah yang terdapat di blok II sampai blok VI petak 108 F RPH Brengkok BKPH Tamanan diperoleh nilai tambah rata- rata per pohon dan penambahan volume rata-rata per pohon untuk empat kelas diameter atau kelas keliling, seperti yang tercantum pada Tabel 8 dan perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 28. Untuk penebangan konvensional tidak dihasilkan nilai tambah karena tidak adanya penambahan volume. Nilai tambah yang diperoleh berdasarkan diameter pohon, pertambahan panjang, dan kualita kayu yang bersangkutan. Tabel 8 menyajikan nilai tambah rata-rata per pohon untuk kelas diameter A, B, C, dan D adalah Rp. 11.382pohon, Rp. 35.876pohon, Rp. 58.127pohon, dan Rp. 119.617pohon. Sedangkan penambahan volume rata-rata per pohon untuk kelas diameter A, B, C, dan D adalah 0,00599 m 3 , 0,01888 m 3 , 0,03059 m 3 , dan 0,06296 m 3 . Perbedaan antar kelas diameter yang berdekatan A dengan B, B dengan C, dan C dengan D, baik untuk penambahan volume rata-rata per pohon maupun untuk nilai tambah menunjukkan peningkatan sekitar dua kali lipat atau lebih. Tabel 8 Nilai tambah rata-rata per pohon dan penambahan volume rata-rata untuk masing-masing kelas diameter dan kelas kelerengan Kelas diameter keliling cm Topografi Nilai tambah Rppohon Penambahan volume m 3 A 15,9-31,8 50-100 Datar 0-8 11.382,19 0,00599 B 32,1-47,7 101-150 Landai 9-15 35.875,71 0,01888 C 48,1-63,7 151-200 Datar 0-8 58.127,12 0,03059 D 63,7 Up 200 Up Datar 0-8 119.616,80 0,06296 Grafik nilai tambah rata-rata per pohon dan penambahan volume rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas diameter dan kelas kelerengan disajikan pada Gambar 8 dan 9. Gambar 8 Nilai tambah bersih rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas keliling. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 A Datar B Landai C Datar D Datar Kelas keliling cm dan T opografi NT Rp.pohon Nilai tambah Gambar 9 Penambahan volume rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas keliling. Nilai tambah rata-rata semua pohon contoh 30 sampel dan penambahan rata-rata volume rata-rata untuk semua pohon contoh 30 sampel, tersaji pada