Gambar 9 Penambahan volume rata-rata per pohon untuk masing-masing kelas keliling.
Nilai tambah rata-rata semua pohon contoh 30 sampel dan penambahan rata-rata volume rata-rata untuk semua pohon contoh 30 sampel, tersaji pada
Tabel 9. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis ragam terhadap nilai tambah rata-rata untuk ke empat kelas diameter, maka didapat hasil seperti yang
tercantum pada Tabel 10 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 2, 3, 4 dan 5. Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis ragam terhadap nilai tambah rata-rata
per pohon untuk ke empat kelas diameter, maka didapat F
Hitung
yang lebih besar dari F
Tabel
untuk α = 0,05. Dengan demikian teknik penebangan rata tanah
memberikan pengaruh terhadap nilai tambah rata-rata per pohon untuk empat kelas diameter, berarti nilai tambah kelas diameter A B C D, pada tingkat
sangat nyata untuk α = 0,05.
Tabel 9 Nilai tambah rata-rata dan penambahan volume rata-rata untuk semua pohon contoh pada penebangan rata tanah
Penebangan rata tanah Nilai tambah 30 pohon contoh Rppohon
Penambahan volume m
3
pohon Rp. 52.026pohon
0,02738 m
3
pohon
0.01 0.02
0.03 0.04
0.05 0.06
0.07
A Datar B Landai
C Datar D Datar
Kelas keliling cm dan topografi penambahan
volume m3pohon
penambahan volume
Tabel 10 Analisis ragam untuk kelas diameter A, B, C dan D
Sumber keragaman db
JK KT
F hitung F tabel
A lawan B 1
2,393 × 10
9
2,393 × 10
9
8,93 4,60
Antar A dan antar B 14
3,640 × 10
9
2,680 × 10
8
Total 15 A lawan C
1 8,736 × 10
9
8,736 × 10
9
23,35 4,60
Antar A dan antar C 14
5,24 × 10
9
3,742 × 10
8
Total 15 A lawan D
1 4,017 × 10
10
4,017 × 10
10
75,44 4,75
Antar A dan antar D 12
6,390 × 10
9
5,325 × 10
8
Total 13 B lawan C
1 1,970 × 10
9
1,970 × 10
9
33,39 4,60
Antar B dan antar C 14
8,260 × 10
9
5,90 × 10
8
Total 15 B lawan D
1 2,404 × 10
10
2,404 × 10
10
30,66 4,75
Antar B dan antar D 12
9,410 × 10
9
7,842 × 10
8
Total 13 C lawan D
1 1,294 × 10
10
1,294 × 10
10
13,99 4,75
Antar C dan antar D 12
1,110 × 10
10
9,250 × 10
8
Total 13
Dengan demikian teknik penebangan rata tanah memberikan keuntungan yang lebih besar apabila digunakan pada pohon jati dengan diameter besar, tetapi
bukan berarti teknik penebangan rata tanah tidak boleh dipakai untuk pohon jati dengan kelas diamter A 15,9-31,8 cm. Nilai tambah rata-rata per pohon untuk
RPH Brengkok adalah Rp. 52.026pohon, dengan penambahan volume rata-rata per pohon adalah 0,02738 m
3
pohon, dan penambahan panjang rata-rata per pohon adalah 14 cm. Penambahan panjang rata-rata per pohon adalah 14 cm diharapkan
dapat memberikan penambahan pendapatan bagi perusahaan. Namun apabila penambahan panjangnya lebih besar dari 14 cm, maka keuntungan yang diperoleh
akan bertambah lebih besar. Karena pada harga kayu tertentu khususnya Jati, semakin besar volume kayu maka akan semakin besar pendapatan perusahaan.
5.4. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih besarnya pendapatan dengan biaya. Hasil analisis yang berkaitan dengan besarnya keuntungan yang diperoleh pihak
perusahaan pada kegiatan penebangan konvensional dan rata tanah disajikan pada Tabel 11. Hasil perhitungan secara lengkap tersaji pada Lampiran 15,16 dan 17.
Tabel 11 Keuntungan produksi tebangan A
2
Jati pada kegiatan penebangan konvensional dan rata tanah
Penebangan Pendapatan Rptahun
Biaya Rptahun
Keuntungan Rptahun
Konvensional 7.081.003.037 291.879.986,20 6.789.123.051 Rata Tanah
7.299.096.321 314.532.791,30
6.984.563.530
Penerimaan pendapatan yang diperoleh Perum Perhutani KPH Nganjuk berasal dari produksi hasil hutan, baik produksi hasil hutan kayu maupun hasil
hutan non kayu. Produksi hasil hutan kayu berasal dari produksi tebangan, baik produksi tebangan A
2
Jati, A
2
rimba, tebangan B maupun tebangan E atau penjarangan. Sedangkan produksi hasil hutan non kayu berupa pemungutan daun
kayu putih untuk dijadikan minyak kayu putih Penerimaan pendapatan pada teknik penebangan rata tanah lebih besar dari
pada konvensional. Hal ini disebabkan karena pada teknik penebangan rata tanah ada penambahan volume produksi tebangan. Dengan penambahan volume rata-
rata sebesar 0,02738 m
3
pohon dan rata-rata m
3
per pohon sebesar 0,888 m
3
pohon maka diperoleh peningkatan produksi tebangan sebesar 3,08 per tahun.
Peningkatan produksi tebangan sebesar 3,08 per tahun per KPH apabila dikalikan dengan produksi tebangan A
2
Jati pada tahun 2008 adalah sebesar 3228,281 m
3
tahun, maka diperoleh peningkatan sebesar 99,431 m
3
tahunKPH dan penambahan pendapatan sebesar Rp. 218.093.284tahunKPH. Peningkatan
produksi tebangan A
2
Jati sebesar 3,08 per tahun per KPH diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan pada teknik penebangan rata tanah lebih besar dari pada konvensional. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan volume
produksi tebangan maka akan menambah biaya. Biaya pada kegiatan penebangan
konvensional dan rata tanah sampai Tempat Penimbunan Kayu TPK merupakan biaya yang berasal dari penebangan pohon upah tebang, biaya pembagian batang
menjadi sortimen-sortimen upah bikin, biaya untuk uang makan mandor tebang, biaya penyaradan dan biaya pengangkutan. Besarnya masing-masing biaya
mengacu pada tarif upah. Penambahan volume produksi tebangan per tahun sebesar 3,08 per KPH atau setara dengan 99,431 m
3
tahunKPH, maka penambahan biaya adalah sebesar Rp. 22.652.805,10tahunKPH.
Besarnya keuntungan yang diterima perusahaan pada kegiatan penebangan rata tanah lebih besar dari penebangan konvensional. Hal ini disebabkan karena
adanya penambahan volume produksi tebangan, maka akan menambah keuntungan. Besarnya selisih keuntungan yang diterima perusahaan pada
penebangan rata tanah adalah Rp.195.440.479tahunKPH.
5.5. Faktor-faktor yang berpengaruh
1. Pengaruh diameter, kelerengan, panjang batang bebas cabang dan panjang
banir terhadap prestasi kerja penebangan Besarnya prestasi kerja penebangan yang dihasilkan oleh operator chainsaw
dipengaruhi oleh diameter pohon, kelerengan lapangan, panjang batang bebas cabang dan panjang banir. Untuk mengetahui besarnya pengaruh diameter, kelas
kelerengan, panjang batang bebas cabang dan panjang banir terhadap prestasi kerja penebangan digunakan analisis regresi ganda terhadap metode penebangan
yang digunakan, hasilnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yang akan dijelaskan di bawah ini.
a. Metode penebangan konvensional
Y
1
= -0,793 + 1,108 X
1
– 0,133 X
2
+ 0,038 X
3
– 0,339 X
4
R
2
= 84,4 Dimana Y
1
adalah prestasi kerja penebangan konvensional, X
1
merupakan kelas diameter, X
2
adalah kelas kelerengan, X
3
adalah panjang batang bebas cabang dan X
4
adalah panjang banir. Arti dari persamaan diatas adalah setiap peningkatan satu senti meter diameter pohon akan menyebabkan peningkatan
prestasi kerja sebesar 1,108 m
3
jam, setiap peningkatan satu persen kelerengan lapangan akan menyebabkan penurunan prestasi kerja sebesar 0,133 m
3
jam, setiap peningkatan satu meter panjang batang bebas cabang akan menyebabkan
peningkatan prestasi kerja sebesar 0,038 m
3
jam, dan setiap peningkatan satu senti meter panjang banir akan menyebabkan penurunan prestasi kerja 0,339 m
3
jam. Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan-perhitungan yang berkaitan
dengan analisis regresi ganda terhadap prestasi kerja penebangan konvensional seperti yang tercantum pada Tabel 12 terlampir pada Lampiran 24. Hasil
keragamannya disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Analisis regresi ganda terhadap prestasi kerja penebangan konvensional
F tab. Sumber
Keragaman db JK KT
F Hit.
0,05 0,01 Regresi
Sisa Total
4 25
29 171,37
31,68 203,05
42,84 1,27
33,81 2,76 4,18
Berdasarkan Tabel 12 bahwa F
Hitung
lebih besar dari F
Tabel
pada taraf nyata 0,05 dan 0,01. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diameter, kelerengan,
panjang batang bebas cabang dan panjang banir berpengaruh sangat nyata terhadap prestasi kerja penebangan konvensional. Besarnya koefisien determinasi
dari persamaan tersebut yaitu 84,4 , yang berarti bahwa prestasi kerja Y
1
dipengaruhi sebesar 84,4 oleh variabel diameter X
1
, kelerengan X
2
, panjang batang bebas cabang X
3
dan panjang banir X
4
. Sedangkan sisanya 15,4 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keterampilan pekerja, kondisi alat,
kondisi pekerja, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi
kerja penebangan konvensional maka dilakukan uji-t. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Hasil uji-t terhadap prestasi kerja penebangan konvensional Variabel t
hitung
t
tabel α = 0,05
Diameter 7,038
2,048 Kelerengan -1,455 2,048
Panjang Tbc 0,481
2,048 Panjang banir
-2,279 2,048