Kualitas Visual Lapangan Rumput

40 terjadi pada saat mesin pemangkas rumput beroperasi tapi tidak memangkas rumput. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Potrum BBE-02 memiliki kinerja yang lebih baik dari pada mesin pemangkas rumput Potrum BBE-01, SRT- 03, dan yang ada di pasaran. Potrum BBE-01, mesin pemangkas rumput yang ada di pasaran, dan Potrum SRT-03 memilki efisiensi 73, 52, dan 39.

4.3. Kualitas Visual Lapangan Rumput

Pemangkasan adalah salah satu kegiatan utama dalam budidaya rumput. Kegiatan tersebut akan mempengaruhi kualitas lapangan rumput, yaitu kualitas visual dan kualitas fungsional. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan kualitas visual lapangan rumput Bermuda akibat pemangkasan dengan Potrum BBE-02 dan perlakuan bio-clippings atau meninggalkan clippings di lapangan. Perubahan tersebut juga akan dibandingkan dengan pemangkasan dengan Potrum SRT-03. Karakteristik kualitas visual yang diamati adalah densitas dan warna. Gambar 27. Grafik peningkatan densitas rumput Bermuda Pemangkasan akan meningkatkan densitas rumput Turgeon, 1991. Setelah melakukan pengamatan selaman tiga minggu terhadap densitas rumput Bermuda, 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 D en si ta s R um put b at an g 25c m 2 Hari ke- 41 diperoleh data perubahan densitas Lampiran 4.. Seperti terlihat pada Gambar 27. rata-rata densitas rumput selama pengamatan yaitu hari ke-1, ke-4, ke-7, ke-10, ke-14, dan ke-18 setelah rumput berumur 8 minggu adalah 34 batang25 cm 2 , 37 batang25 cm 2 , 57 batang25 cm 2 , 66 batang25 cm 2 , 73 batang25 cm 2 dan 74 batang25 cm 2 . Peningkatan densitas juga mempengaruhi yield, secara bertahap terjadi peningkatan yield dari minggu pertama, minggu kedua, sampai minggu ketiga pengamatan. Pada minggu pertama, yield yang dihasilkan adalah 0.056 kgm 2 , 0.073 kgm 2 pada minggu kedua, dan 0.080 kgm 2 pada minggu ketiga. Lapangan rumput tersebut dipangkas secara teratur dengan Potrum BBE-02, dipupuk, dan diairi secara teratur. Dengan demikian, penggunaan Potrum BBE-02 secara teratur pada lapangan rumput Bermuda dapat meningkatkan kualitas visual lapangan rumput. Gambar 28. Perubahan warna lapangan rumput Bermuda akibat pemangkasan dengan Potrum BBE-02 Selain densitas rumput, warna juga menjadi salah satu karakteristik kualitas visual lapangan rumput yang diamati. Dari hasil pengamatan, lapangan rumput akan mengalami perubahan warna setelah dipangkas dengan Potrum BBE-02. Perubahan warna tersebut dapat dilihat pada Gambar 28. Warna lapangan rumput akan kembali seperti semula tiga hari setelah pemangkasan. Kode warna pada color pocket yang sesuai dengan warna lapangan rumput Bermuda setinggi 4 cm sebelum dipangkas adalah 7.5 GY L.2. Kode tersebut sesuai dengan kode RGB 51 85 3. Setelah dipangkas dengan tinggi pangkas 3 cm, warna lapangan rumput menjadi lebih terang dengan kode RGB 49 144 5 atau setara dengan 10 YP. Setelah itu, warna lapangan rumput menjadi lebih gelap menuju ke warna sebelum pemangkasan. Satu hari setelah pemangkasan, kode RGB yang menunjukkan warna lapangan rumput adalah 55 96 3 atau 7.5 YP 42 untuk kode pada color pocket. Kode warna yang setara dengan kondisi lapangan rumput dua hari setelah pemangkasan adalah 2.5 GY L.2 sama dengan RGB 51 85 3. Gambar 29. Grafik densitas rumput di lahan A, B, C, dan D Pada grafik di Gambar 29. terjadi perubahan densitas rumput pada semua kondisi lahan yang telah dirancang untuk mengetahui pengaruh ukuran clippings terhadap ketersedian nitrogen. Nitrogen adalah nutrisi paling banyak dibutuhkan rumput. Densitas adalah salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui respon rumput terhadap nitrogen selain warna dan yield Turgeon, 1999. Gambar 29. menunjukkan bahwa lahan D yang dipangkas Potrum SRT-03 dengan perlakuan menampung clippings mempunyai densitas rumput yang paling tinggi. Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa pengembalian clippings ke lahan akan mengembalikan kadar nitrogen ke dalam tanah Kopp, 1999. Kandugan nitrogen dalam tanah dapat dilihat dari densitas rumput Emmons, 2000. Penyimpangan tersebut terjadi karena kondisi lahan yang tidak mendapat cahaya matahari secara seragam di semua lahan. Agar dapat tumbuh dengan baik, rumput Bermuda membutuhkan cahaya matahari yang cukup. Seperti terlihat pada Gambar 30., sebagian lahan, yaitu lahan A, B, dan C 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 D en si ta s R um put b at an g 25c m 2 Hari ke- A B C D 43 tidak mendapat cahaya matahari di pagi hari karena dinaungi oleh pohon. Dengan demikian lahan A, B, dan C mendapat cahaya matahari lebih sedikit daripada lahan D sehingga pertumbuhannya lebih baik. Gambar 30. Kondisi lahan di pagi hari

4.4. Suhu Permukaan Rumput