43 tidak mendapat cahaya matahari di pagi hari karena dinaungi oleh pohon. Dengan
demikian lahan A, B, dan C mendapat cahaya matahari lebih sedikit daripada lahan D sehingga pertumbuhannya lebih baik.
Gambar 30. Kondisi lahan di pagi hari
4.4. Suhu Permukaan Rumput
Menurut Emmons 2000, rumput dapat menurunkan suhu lingkungan. Untuk membuktikan pernyataan tersebut, dilakukan pengamatan terhadap suhu
permukaan rumput dan suhu permukaan jalan aspal pada waktu yang sama. Setelah dilakukan pengamatan, seperti terlihat pada Tabel 6. Permukaan rumput
memiliki suhu rata-rata yang lebih rendah daripada suhu rata-rata permukaan jalan aspal.
Tabel 6. Suhu permukaan rumput dan jalan aspal Waktu
Rumput Jalan Aspal
10.00 33.93
36.65 11.00
35.65 43.80
12.00 38.28
51.48 13.00
37.85 47.40
Rata-rata 36.43
44.83
44 Pengukuran suhu permukaan rumput sebelum dan setelah pemangkasan
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap suhu permukaan rumput. Tabel 7. menunjukkan suhu permukaan rumput Gajahan sebelum dan
setelah pemangkasan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa suhu permukaan mengalami penurunan sebesar 0.2 ⁰C setelah dipangkas dengan Potrum BBE-02.
Penurunan tersebut relatif kecil, sehingga dapat diabaikan dan dianggap tidak dipengaruhi oleh pemangkasan.
Tabel 7. Suhu permukaan rumput Gajahan sebelum dan setelah dipangkas dengan Potrum BBE-02
Ulangan Sebelum
Setelah 1
29.3 33.2
2 31.1
30.4 3
29.8 29.3
4 34.3
30.8 5
30.9 32.3
6 33.1
31.6 7
30.7 33
8 29.8
31.6 9
31.5 28.4
10 32.6
30.8 Rata-rata
31.3 31.1
4.5. Getaran
Salah satu kekurangan Potrum BBE-01 adalah getaran yang diakibatkan oleh gerakan piston pada engine merambat pada kemudi sehingga operator tidak
nyaman menggunakan Potrum BBE-01 dalam waktu yang cukup lama. Pada rancangan Potrum BBE-02, getaran tersebut berusaha dikurangi dengan cara
menambah pegas pada dudukan engine seperti terlihat pada Gambar 31. Tujuannya adalah getaran yang dihasilkan oleh engine dapat diredam sehingga
operator nyaman menggunakan mesin ini dalam waktu yang relatif lebih lama. Pengujian terhadap getaran dilakukan untuk mengetahui percepatan getaran
yang dihasilkan dan membandingkannya dengan Potrum BBE-01. Pengujian dilakukan pada putaran pisau yang digunakan untuk memangkas, yaitu 3617 rpm
atau throttle berapa pada posisi ½ dari posisi awal. Posisi tersebut dipilih karena
45 kecepatan putar pisau tersebut berada pada rata-rata kecepatan putar pisau
pemangkas tipe rotari yang berada di pasaran.
Gambar 31. Perbedaan dudukan engine Potrum BBE-01 dan Potrum BBE-02
Tabel 8. Nilai A8 Potrum BBE-02 dan Potrum BBE-01 Jenis mesin
pemangkas Putaran pisau
rpm Jenis rumput
a
hv
ms
2
T jam35m
2
T jam
A8 ms
2
BBE-02 3671
Tiffway 146
0.16 0.06
8
0.01
Gajahan
0.16 0.07
8
0.02
BBE-01 3828
Tiffway 146
3.01 0.14
8
0.39
Gajahan
3.01 0.16
8 0.42
Berdasarkan perhitungan data getaran yang diperoleh dari hasil pengukuran, percepatan getaran pada kemudi Potrum BBE-02 adalah 0.16 ms
2
. Seperti terlihat pada Tabel 8., percepatan getaran Potrum BBE-02 lebih rendah dibandingkan
dengan Potrum BBE-01. Melalui daily exposure graph, diketahui bahwa batas waktu yang diijinkan
untuk menggunakan Potrum BBE-02 adalah 10 jam baik untuk pemangkasan lapangan rumput Bermuda maupun Gajahan. Nilai tersebut diperoleh setelah nilai
a
hv
dan A8 diplotkan pada daily exposure graph. Sedangkan nilai a
hv
dan A8
46 diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan 5 dan 6.
Perhitungan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Penentuan batas waktu dengan daily exposure graph dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.6. Kebisingan