46 diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan persamaan 5 dan 6.
Perhitungan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Penentuan batas waktu dengan daily exposure graph dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.6. Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu aspek ergonomika yang diukur pada penelitian ini. Tingkat kebisingan yang diterima operator akan mempengaruhi jam kerja
maksimal penggunaan Potrum BBE-02. Intensitas kebisingan sebesar 109.48 dB yang berasal dari engine mengalami penurunan pada jarak 0.9 m dari engine
menjadi 98.8 dB Gambar 32.. Telinga operator dengan tinggi badan 152 cm berada pada jarak tersebut. Intensitas kebisingan latar adalah 53.5 dB. Selisih
intensitas kebisingan latar dengan intensitas kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber, yang diterima oleh operator dan yang diterima oleh lingkungan cukup
besar yaitu lebih besar dari 10 dB. Dengan demikian intensitas kebisingan dapat diabaikan.
Gambar 32. Rata-rata intensitas kebisingan pada jarak tertentu
Batas pengoperasian Potrum BBE-02 berdasarkan lama mendengar yang diijinkan menurut standar OSHA Occuptional Safety and Health Administration
20 40
60 80
100 120
2 4
6 8
10 In
te n
si ta
s K
eb is
in ga
n dB
Jarak m
47 adalah 2.36 jam seperti terlihat pada Tabel 9. Seperti terlihat pada Gambar 30.
jarak adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perubahan intensitas kebisingan. Hal tersebut sesuai dengan persamaan 8. Oleh karena itu, tinggi
operator juga berpengaruh terhadap batas waktu pengoperasian Potrum BBE-02, karena jarak engine dengan telinga berpengaruh terhadap intensitas kebisingan
yang diterima operator sehingga mempengaruhi batas waktu pengoperasian Potrum BBE-02. Dengan demikian, operator dengan tinggi badan lebih dari 152
cm akan mendapat intensitas kebisingan yang lebih rendah sehingga memiliki batas waktu pengoperasian Potrum BBE-02 yang lebih lama.
Tabel 9. Lama mendengar yang diijinkan pada pengoperasian Potrum BBE-02 berdasarkan standar OSHA Occuptional Safety and Health
Administration Jarak
m Intensitas kebisingan
rata-rata yang diterima dB
Lama mendengarkan yang diijinkan
jam 0.9
98.80 2.36
2.0 95.74
3.61 4.0
90.57 7.40
6.0 87.75
10.93 8.0
85.90 14.12
10.0 83.90
18.64 Kebisingan juga berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
pengukuran dilakukan pada jarak 2 m, 4 m, 6 m, 8 m, dan 10 m di depan, belakang, kanan dan kiri engine. Gambar 33. adalah grafik intensitas kebisingan
pada radius 2 m, 4 m, 6 m, 8 m, dan 10 m. Pada grafik tersebut terlihat bahwa intensitas kebisingan di depan dan kanan engine lebih tinggi dibandingkan dengan
intensitas kebisingan di kiri dan belakang engine. Faktor yang mempengaruhinya adalah posisi dan arah muffler. Muffler berada di sebelah kanan dan mengarah ke
belakang engine, tapi karena terhalang oleh plat besi dudukan engine intensitas kebisingan di depan lebih besar daripada di belakang.
Pada Gambar 34. terlihat bahwa Potrum BBE-02 memiliki intensitas kebisingan paling tinggi dibandingkan dengan mesin pemangkas lainnya. Faktor
yang mempengaruhinya adalah spesifikasi engine yang digunakan sebagai sumber
48 tenaga pada masing-masing pemangkas rumput. Selain itu, tingginya intensitas
kebisingan dari Potrum BBE-02 juga diakibatkan oleh jumlah mata pisau yang terdapat pada unit pemangkas.
Gambar 33. Grafik intensitas kebisingan Potrum BBE-02
Gambar 34. Grafik perbandingan intensitas kebisingan dB pada engine dan telinga operator hasil pengukuran dan perhitungan
70 75
80 85
90 95
100 105
110 115
2 4
6 8
10 In
te n
si ta
s K
eb is
in ga
n dB
Jarak m Depan
Kanan Belakang
Kiri
20 40
60 80
100 120
BBE-02 SRT-03
Mesin pemangkas rumput di pasaran
BBE-01 In
te n
si ta
s K
eb is
in ga
n dB
Jenis Mesin Pemangkas Engine
Telinga Pengukuran Telinga Perhitungan
49 Pengujian yang dilakukan oleh Setyawijayanto 2005 menunjukkan bahwa
jumlah pisau berpengaruh terhadap intensitas kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin pemangkas. Intensitas kebisingan rata-rata pada engine untuk Potrum BBE-
02, Potrum SRT-03, mesin pemangkas rumput yang ada di pasaran, dan Potrum BBE-01 adalah 109.48 dB, 104.76 dB, 96.38 dB, dan 94.22 dB.
Terdapat perbedaan intensitas kebisingan pada telinga operator hasil pengukuran dan hasil perhitungan Gambar 34.. Intensitas kebisingan yang
terukur dengan soundlevelmeter lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas kebisingan hasil perhitungan dengan persamaan. Hal tersebut terjadi karena nilai
intensitas kebisingan terukur banyak dipengaruhi faktor ekstenal yang tidak dapat dihilangkan. Faktor eksternal yang mempengaruhinya antara lain jarak dari
sumber kebisingan ke telinga operator, temperatur, kelembaban, dan arah angin. Perhitungan intensitas kebisingan dapat dilihat pada Lampiran 9.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
a. Potrum BBE-02 dapat memangkas rumput dengan rata dan seragam sesuai dengan pengatur tinggi pangkas.
b. Rata-rata panjang clippings Potrum BBE-02 adalah 0.9 cm atau setengah dari rata-rata panjang clippings Potrum SRT-03 yang mencapai 2.0 cm.
c. Kinerja Potrum BBE-02 lebih baik daripada Potrum BBE-01, mesin pemangkas rumput yang ada di pasaran, dan Potrum SRT-03 dilihat dari
efisiensi kapasitas lapang dan hasil pangkasannya. d. Pemangkasan terhadap rumput Bermuda menggunakan Potrum BBE-02
berpengaruh positif terhadap kualitas visual lapangan rumput yang terlihat dari laju perubahan rata-rata densitas rumput yang positif dari 33.6 batang25 m
2
menjadi 74.4 ms
2
. e. Perubahan warna lapangan rumput Bermuda terjadi akibat pemangkasan
dengan Potrum BBE-02 dan kembali pada wana semula tiga hari setelah pemangkasan.
f. Percepatan getaran pada kemudi Potrum BBE-02 adalah 0.16 ms
2
atau selisih 2.85 ms
2
dengan Potrum BBE-01 yang memiliki percepatan getaran 3.01 ms
2
. g. Intensitas kebisingan yang diterima operator yang menggunakan Potrum BBE-
02 adalah 98.8 dB atau paling tinggi diantara Potrum SRT-03, mesin pemangkas rumput yang ada di pasaran, dan Potrum BBE-01 yang hanya 90.44
dB, 85.34 dB, dan 92.08 dB.
6.2. Saran
a. Melakukan pengujian Potrum BBE-02 pada jenis rumput lansekap yang lain. b. Perlu adanya penelitian mengenai efektifitas clippings yang dihasilkan Potrum
BBE-02 terhadap kualitas rumput.