5
Sumber: Reid 1968
Gambar 1 Bagian Kepala dan Torak A. sundaicus betina
Gambar 2 Bagian Tubuh A. sundaicus dewasa
2.1.2 Pupa
Pupa nyamuk tidak mencari makanan, agak pasif, lebih banyak diam tetapi mempunyai kemampuan berenang sangat cepat Bates 1970. Suhu sangat
berpengaruh terhadap perkembangan stadium pupa, makin tinggi suhu akan makin cepat terjadinya eklosi menjadi bentuk dewasa. Dalam kondisi normal, metamorfosis
dari pupa menjadi imago Anopheles berkisar antara 24 hingga 48 jam Rao 1981.
Keterangan: 1 sayap, 2 palpi, 3 kaki belakang,
4 sisir cibarial, 5 Apex dari harpago, 6 salah satu leaflets dari phallosom
Sumber: Reid 1968
6
2.1.3 Larva
Larva nyamuk Anopheles bersifat akuatik yakni hidup di air. Pada umumnya berada di permukaan air dengan posisi mendatar, sejajar dengan permukaan air dan
spirakelnya selalu kontak dengan udara luar, sesekali mengadakan gerakan turun ke dalam bawah untuk menghindari musuh alami predator atau adanya rangsangan
gerakan di permukaan air Bates 1970. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat tahap
stadium instar. Tahapan stadium tersebut didasarkan atas proses pergantian kulitnya molting. Larva ini mempunyai 4 instar pertumbuhan yaitu instar I selama ±
1 hari, instar II selama ± 1-2 hari, instar III selama ± 2 hari dan instar IV selama ± 2-3 hari. Masing-masing stadium atau instar mempunyai ukuran tubuh yang berbeda.
Daur hidup rata-rata nyamuk mulai menetas dari telur sampai menjadi kepompong berkisar 8 – 14 hari Rao. 1981. Instar pertama sangat kecil dan hampir tidak kasat
mata yang berukuran panjang 0,75 – 1 mm. Instar kedua, ketiga dan keempat dapat terlihat mata dengan jelas dengan ukuran panjang 1 – 2 mm pada instar kedua dan
ketiga, sedangkan pada instar keempat berukuran panjang 3 – 6 mm, namun ukuran tersebut sangat bervariasi sesuai jenisnya Rao 1981.
Waktu pertumbuhan dan perkembangan yang diperlukan pada setiap instar tidak saja dipengaruhi oleh musim dan jumlah makanan yang tersedia, tetapi sangat
tergantung dari masing-masing jenis nyamuk Anopheles. Pada kondisi normal, waktu yang diperlukan untuk perubahan dari instar pertama sampai dengan instar
keempat berkisar antara delapan sampai 10 hari Rao 1981. Larva A. sundaicus ditemukan di ekosistem pantai, kolam dan tambak berair
payau. Permukaan badan air yang terbuka bagi masuknya sinar matahari secara langsung menyebabkan pertumbuh ganggang atau lumut yang dapat menjadi
tempat menambatkan diri atau berlindung dari arus aliran air dan serangan predator. Populasinya secara fluktuatif berubah merespon variasi hujan Bates 1970.
Larva A. sundaicus memiliki kemiripan morfologi dengan larva A. subpictus, ciri khas A. sundaicus terletak pada bulu mesotorak ke lima yang menyebar tiga,
sedangkan A. subpictus pada bulu mesotorak menyebar dua Rao 1981.
7
2.1.4 Telur