Keberadaan Plankton, Ganggang dan Sampah

30 pH air pada ketiga habitat ideal bagi pertumbuhan larva A.sundaicus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Effendi 2003 yang menyatakan bahwa sebagian besar biota aquatik menyukai rentang pH 7-8,5. Tjokroprawiro 1983 mendapatkan larva A. sundaicus mampu hidup pada air dengan kisaran pH 5,5-7,0, Sukowati 2004 mendapatkan kisaran pH 7,2-7,6, Sembiring 2005 mendapat kisaran pH 7- 7,8 dan Safitri 2009 mendapatkan kisaran pH 6,4-8,5. Bila pH air terlalu tinggi atau terlalu rendah maka metabolisme larva nyamuk akan terganggu. Tubulus malphigi larva nyamuk memiliki kisaran pH 6,8-7,2 dan usus bagian belakang memiliki kisaran pH 6,6-7,2. Kondisi pH tersebut harus dipertahankan oleh tubuh larva nyamuk agar enzim pencernaan dapat bekerja secara optimal Clements 1963. Faktor kimia yang berpengaruh bagi pertumbuhan larva Anopheles spp antara lain pH, salinitas dan endapan lumpur Rao 1981, demikian juga Lee et al. 1987 yang menyatakan bahwa pH dan salinitas sebagai faktor yang berpengaruh. Suhu, pH dan garam mineral terlarut mempengaruhi proses pigmentasi larva nyamuk Clements 1963.

4.3.3 Keberadaan Plankton, Ganggang dan Sampah

Kelimpahan berbagai macam plankton pada ketiga habitat tersaji dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Pada muara sungai Senggigi didapatkan sebanyak 9 macam keragaman pythoplankton, laguna Kerandangan sebanyak 14 macam dan muara sungai Mangsit sebanyak 5 macam. Zooplankton pada muara sungai Sengigi didapatkan sebanyak 7 macam, laguna Kerandangan sebanyak 12 macam dan muara sungai Mangsit tidak ditemukan sama sekali. Zooplankton pada muara sungai Mangsit tidak ditemukan, diduga karena adanya air limbah domestik yang masuk ke badan air tersebut sehingga berdampak terjadinya pencemaran dan berefek matinya zooplankton. Makanan larva nyamuk adalah berbagai mikroplankton yang berada pada habitatnya berupa alga, rotifera, protozoa, bakteri dan spora jamur Clements 1963 serta detritus hasil penguraian sampah organik Bates 1970. Keberadaan ganggang dan tumbuhan air yang membusuk membantu perkembangan larva nyamuk Rao 1981. 31 Tabel 5 Pythoplankton pada Habitat di Desa Senggigi No Jenis Pythoplankton Muara sungai Senggigi Laguna Kerandangan Muara sungai Mangsit 1 Chaetoseros lorenzianus Coscinodiscus sp Bakterium sp 2 Chaetoseros teres Dismidium beileyi Chaetoseros lorenzianus 3 Coscinodiscus sp Leptocylindrus sp Chaetoseros teres 4 Navicula sp Navicula sp Coscinodiscus sp 5 Pratodon plovus Melosira sp Leptocylindrus sp 6 Rhezosolenia pragilema Nitzchia sigma 7 Spirogyra sp Oscillatoria limosa 8 Thalasiothrix sp Pleurosigma affine 9 Triceratium sp Pelogotrix clevei 10 Rhezosolenia pragilema 11 Spirogyra sp 12 Tabellaria forestata 13 Thalissiosira hyaline 14 Triceratium sp Tabel 6 Zooplankton pada Habitat di Desa Senggigi No Jenis Zooplankton Muara sungai Senggigi Laguna Kerandangan Muara sungai Mangsit 1 Brachionus sp Acertia clause - 2 Calanus sp Acertia neupleus 3 Hilicostamella longa Alana qullafa 4 Penilia avirostris Brachionus sp 5 Platyas pelatus Calanus sp 6 Sagitella kowalewakii Calonus sinicus 7 Tintinopsis sp Euchlanis triqueta 8 Groptoleberis testudinaria 9 Hyperia shezogenesios 10 Keratella cochlearis 11 Sagitella kowalewakii 12 Testudinella patina 32 Gambar 15 Pengambilan Sampel Plankton Penyebaran larva nyamuk di habitatnya tidak merata di permukaan air, larva nyamuk berkumpul pada tempat yang tertutup tanaman air yang mengapung seperti ganggang, sampah yang terapung dan pinggiran habitat yang berumput. Hasil observasi pada ketiga habitat dijumpai adanya ganggang Enteromorpha spp serta sampah yang mengapung berupa plastik, daun dan ranting. Tumbuhan air dan sampah yang terapung dapat berfungsi sebagai tempat menambatkan diri bagi larva nyamuk yang beristirahat dan berlindung dari arus air serta serangan predator. Tumbuhan air yang dapat diasosiasikan dengan keberadaan larva A. sundaicus adalah lumut suteraganggang dari golongan Enteromorpha spp Bates 1970. Keberadaan Plankton sebagai mikroflora dan mikrofauna berfungsi sebagai bahan makanan larva nyamuk. Keberadaan plankton Tabel 5 dan 6, Enteromorpha spp dan sampah pada muara sungai dan laguna di desa Senggigi menjadikan daya dukung bagi pertumbuhan larva A. sundaicus. 33 Sumber: http:www.msc.ucla.eduoceanglobespecimenphotogra phsPlantsChlorophytaEnteromorpha Gambar 16 Enteromorpha spp

4.4 Keterkaitan Kepadatan Larva A. sundaicus dengan Indeks Curah Hujan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Habitat Larva Anopheles maculatus & Anopheles balabacencis Di daerah Endemik Malaria Kecamatan Kokap Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta

0 7 12

Karakteristik Habitat Larva Anopheles sundaicus dan Kaitannya dengan Malaria di Lokasi Wisata Desa Senggigi Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat

0 4 70

Karakteristik Habitat Potensial Larva Nyamuk Anopheles dan Hubungannya dengan Kejadian Malaria di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung

0 5 92

Studi Karakteristik Habitat Larva Nyamuk Anopheles maculatus Theobald dan Anopheles balabacensis Baisas serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Populasi Larva di Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DI

0 6 81

Keanekaragaman Jenis Vektor Malaria (Anopheles Spp.) Dan Karakteristik Habitat Larva Di Desa Tunggulo Kabupaten Gorontalo

2 25 75

Karakteristik Habitat Larva Anopheles sundaicus (Rodenwaldt) (Diptera Culicike) di Daerah Pasang Surut Asahan Sumatera Utara

0 3 71

Studi Perilaku Menggigit Nyamuk Anopheles balabacensis dan Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat

1 6 10

Perilaku Nyamuk Anopheles punctulatus Donitz dan Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Desa Dulanpokpok Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat

0 9 12

Karakteristik Habitat Larva Anopheles sundaicus (Rodenwaldt) (Diptera : Culicike) di Daerah Pasang Surut Asahan Sumatera Utara.

0 3 81

Karakteristik Habitat Larva Anopheles spp. di Desa Sungai Nyamuk, Daerah Endemik Malaria di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara

0 0 8