•
336-323 SM: Aristoteles ilmuwan dan filsuf asal Yunani memperkenalkan
cara melihat matahari, tanpa membuat mata sakit. Yakni dengan media sebuah pelat logam, yang dibuatkan lubang kecil kemudian disebut sebagai teknologi
lubang jarum sebagai tempat mengintip. Melalui lubang ini, kemudian sinar masuk dan membentuk pantulan cahaya. Metode yang diperkenalkan
Aristoteles inilah yang dijadikan prinsip optikal, suatu dasar teori yang digunakan terus dalam pengembangan teknologi fotografi.
•
1038: Seorang ilmuwan Arab bernama Ibnu Al-Haitam, memperkenalkan
sebuah model kerja penggandaan gambar, yang disebut camera obscura berarti “kamar gelap”. Cara ini memanfaatkan sebuah ruang gelap, yang
salah satu dindingnya dilubangi. Lewat lubang ini, kemudian sinar luar masuk dan memproyeksikan gambar keadaan di luar ruangan tersebut.
•
1267: Model kerja camera obscura Al-Haitam disempurnakan oleh Roger
Bacon. Alat tersebut menggunakan beberapa cermin untuk memantulkan cahaya yang masuk lewat lubang. Hasil pantulan tersebut menciptakan
proyeksi gambar kondisi di luar. Peristiwa proyeksi kondisi yang dibawa cahaya tersebut, disebut sebagai ilusi optikal.
•
1470: Sebagai seorang mahasiswa, Leonardo Da Vinci menggunakan alat
buatan Bacon yang berbasis pada metode camera obscura, sebagai piranti pembantu dalam melukis. Dia sempat membuat skets alat kamera compact,
yang tetap berbasis metode tersebut. Sketsa tersebut belum sempat Da Vinci realisasikan, hingga 400 tahun kemudian.
•
1550: Girolamo Cardano memperkenalkan teknologi orbem e vitro, yang
kemudian disebut sebagai nenek moyang lensa kamera yang kita kenal sekarang. Teknologi ini sudah menggunakan dua cermin cembung yang
berfungsi sebagai lensa, sehingga cahaya yang masuk mengalami dua kali pemantulan. Orbem ini berhasil mengurangi distorsi dan memperjelas proyeksi
gambar yang dilakukan pada metode camera obscura. •
1568: Selain dengan teknologi orbem, metode camera obscura kemudian
dilengkapi lagi oleh teknik diagframa. Teknik yang diperkenalkan seorang bangsawan Venesia bernama Daniele Barbaro ini, memungkinkan adanya
pengaturan cahaya yang memantul pada dua lensa cembung tersebut. Ini membuat proyeksi gambar yang terlihat jadi makin tajam.
•
1572: Dengan ditemukannya biconvex dua lensa dan diagframa,