Konstruksi Pemahaman Remaja Tentang Etika Komunikasi Di Media Sosial

(1)

HASIL WAWANCARA

A. Biodata Informan Informan Pertama

Nama : Gibran Fadillah

Tempat Tanggal Lahir: Medan, 14 Juli 1995

Usia : 19 Tahun

Alamat : Jalan Garu VI No.29 A, Medan Amplas

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : Sedang menjalani Pendidika Strata-1 di Jurusan Psikologi Universitas Medan Area

Anak ke- : 2 dari 2 bersaudara

Asal : Medan

Hobi : Main bola dan berpetualang

B. Pertanyaan Umum:

MENGARAH PADA MOTIF PENGGUNAAN FACEBOOK dan TWITTER

1. Apakah kamu pengguna facebook atau twitter?

Awak punya akun facebook dan punya twitter juga kak. 2. Sejak kapan kamu menggunakannya?

Awak lupa kapan tepatnya awak buat akun-akun itu. Mungkin sekitar tahun 2011.

3. Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tentang facebook atau twitter

Awalnya dari kawan sekolah waktu SMA. Setiap ngumpul jam istirahat mereka hampir selalu bicara soal facebook lalu tidak lama kemudian mereka membahas soal twitter. Awalnya awak hanya sekedar tahu lewat cerita saja dan belum tahu facebook dan twitter itu apa.


(2)

4. Apa sih alasan yang mendorong kamu untuk membuat akun facebook dan twitter?

Awalnya sih enggak ada rasa tertarik sama sekali. Jadi, hanya sekedar ikut-ikutan aja sih kak dan lagian awak penasaran. Kok, bisa sih kawan-kawan awak sampai setiap saat bicarain keduanya (facebook dan twitter). Kemudian awak diajak kawan ke warnet terus dia menunjukkan sama awak bagaimana cara membuat facebook dan twitter. Setelah awak membuat kedua akun itu, barulah awak pun ternyata ikut “candu” menggunakannya. Pada saat itu, lebih dahulu membuat akun facebook baru menyusul bikin akun twitter. Ternyata kita bisa bicara sama teman tanpa harus tatap muka dan tanpa harus mengeluarkan pulsa. Selain itu, kita juga bisa mengunggah foto-foto pribadi kita, menulis status apapun sesuai keinginan kita terus kita bisa main games yang seru-seru. Waktu itu awak masih lebih suka main facebook, kalau twitter sih jarang karena susah menggunakannya menurut awak dan belum biasa.

5. Apa yang biasa dilakukan saat log-in di media sosial?

Apa ajalah kak yang menurut awak menarik untuk dibagikan, ditulis atau di-share awak share (bagikan) misalnya kaya berbagi status, foto atau video, main games di facebook (dulu). Selain itu, berbalas komentar (status atau gambar), nge-like status kawan facebook. 6. Siapa saja yang kamu jadikan teman di media sosial facebook atau

twitter kamu?

Waktu pertama kali membuat akun facebook, awak tidak mengerti kegunaannya. Jadi, semua orang dijadikan teman (kenal atau tidak kenal). Tetapi kalau di twitter, awak lebih menyaring siapa-siapa saja yang awak ikuti (follow) tapi tidak membatasi orang lain untuk menjadi followers awak. Kebanyakan akun yang awak follow di twitter kebanyakan akun berita, humor, artis dan akun pemain sepak bola. TENTANG AKTIFITAS RESPONDEN di FACEBOOK dan TWITTER 7. Alat teknologi apa yang biasa kamu gunakan untuk mengakses


(3)

Smartphone.

8. Antara Facebook dan Twitter Media sosial manakah yang paling sering kamu gunakan saat ini?

Twitter, kak. Sudah hampir tidak pernah buka facebook lagi pun awak.

9. Mengapa kamu lebih memilih twitter saat ini padahal sebelumnya kamu memilih facebook?

Awak jenuh main facebook kak karena isinya pun itu-itu aja. Kalau bukan status kawan yang muncul pasti foto mereka. Semakin lama semakin alay pengguna facebook itu awak liat. Statusnya kebanyakan tentang curhat, jadi tidak berkembang awak kalo main facebook. Cuma satu yang bikin betah main facebook kak yaitu games online-nya hehehe... Nah, Kalau dulu kan karena enggak ngerti fungsi twitter untuk apa. Awak sekedar ikut-ikutan aja bikin itu. Tapi karena udah mengerti sekarang jadi awak lebih aktif menggunakan twitter kak. Rupanya setelah awak rasakan, Awak lebih suka main twitter karena informasinya lebih up to date daripada facebook. Awak juga bisa lebih menyaring informasi apapun yang awak suka sesuai kebutuhan awak. Bertambah jadinya wawasan awak. Kalau facebook hanya sekedar media komunikasi aja kak tapi kalau twitter udah lengkap. Informasi ada, komunikasian sama teman bahkan sama idola juga bisa.

10.Informasi apa yang kamu paling nantikan di media sosial twitter? Kalau awak pribadi suka bola kan kak. Jadi, awak bisa mengikuti perkembangan dunia sepak bola dari twitter. Selain itu awak suka tentang agama gitu, ya tinggal awak follow akun twitter yang isinya tentang keagamaan. Ada hiburannya juga twitter itu kalau kita follow akun-akun yang isinya tentang lawak-lawak.

11.Berapa sering kamu membuka twitter dan menghabiskan waktu berapa lama setiap kali mengaksesnya?


(4)

Seminggu bisa 3-5 kali kak. Setiap kali log-in ke twitter ya tidak menentu. Kapan awak mau dan merasa butuh aja. Bisa satu harian itu berkali-kali mengecek twitter tapi awak lebih sering main twitter kalau malam, bisa 30-60 menit lah sebelum tidur hehe.

12.Setelah lebih memilih twitter, apa saja yang biasa kamu lakukan di twitter?

Sedikit berbedalah kak, kalau di twitter awak lebih banyak mencari dan berbagi informasi. Misalnya, kalau ada informasi yang menarik tentang bola nanti awak retweet. Jadi, kawan-kawan yang minatnya sama bisa tahu juga info yang awak baca. Kadang kalau dirasa perlu, ngobrol juga sama kawan di twitter.

13.Apakah orang tua kamu mengetahui jika kamu menggunakan facebook dan twitter?

Iya, Mama dan kakak mengetahui awak punya akun media sosial facebook dan si mama juga memiliki akun facebook. Berteman dengan awak di facebook juga.

14.Bagaimana reaksi orang tua kamu ketika mengetahui anaknya bermain di media sosial?

Kalau mama tidak terlalu mencampuri aktivitas awak di facebook tapi kalo si kakak terkadang suka lapor ke mama kalau misalnya awak menulis status atau mengunggah foto yang aneh-aneh gitu. Tapi belakangan ini si mama dan kakak jadi sering menasihati awak supaya berhati-hati kalau menggunakan media sosial. Katanya mereka takut, karena sudah banyak yang masuk penjara gara-gara media sosial. 15.Bagaimana tanggapan kamu tentang orang tua kamu yang mengawasi

kamu di media sosial?

Risih kali awak sebenarnya tapi lama-lama udah biasa hahaha.

16.Apakah kamu pernah berkeluh-kesah atau marah atau menyindir lewat status di facebook dan atau twitter?

Pernah kak. Waktu main facebook seringkali tapi semenjak main twitter enggak pernah lagi


(5)

Tentang apa saja bisa. Misalnya tentang keluarga, sekolah, pertemanan ataupun hal lain yang membahagiakan juga termasuk. Tapi tidak semua hal awak share ke facebook ya. Cuma kalau lagi butuh aja. Kalau menyindir pun awak juga pernah, menyindir orang lewat status. Tapi kan kak, orang yang awak sindir tidak berkawan sama awak di facebook. Jadi dia enggak akan membacanya hahaha.

18.Dapatkah kamu memberi contoh keluh kesah yang pernah kamu tulis di facebook?

Apa ya. Banyak kali lah udah. Tapi sebagai contoh ajalah ya. Misalnya kakak aku yang cerewet itu bikin kesal. Ya, terkadang awak kan enggak bisa marah langsung sama dia. Kalau udah terlalu “gondok” ya awak curhat di facebook. Cuma enggak membuka masalah secara terang-terangan.

19.Apakah setiap kamu sedang emosional terhadap sesuatu kamu mengungkapkannya lewat status di media sosial (facebook dan twitter)?

Tidak setiap saat sih kak, tergantung mood aja. Soalnya awak kadang gengsi mau curhat sama orang tua apalagi sama kakak. Jadi kalau sudah terlanjur emosi sekali dan butuh diluapkan ya awak tulis status aja di facebook. Terkadang pun bisa dikarenakan masalah-masalah sepele awak bisa nulis yang kasar-kasar di facebook. Tidak selalu masalah pribadi, seperti memberi komentar tentang suatu pemberitaan atau informasi yang terkadang memancing emosi kita juga.

20.Bagaimana cara kamu meluapkan emosi kamu di media sosial?

Kalau sedang marah ya paling update status marah-marah, kadang kalau lagi enggak suka sama orang lain ya update status nyindir. Kadang secara terang-terangan awak tunjukkan kalau awak marah terkadang cuma diluapkan lewat kata-kata bijak gitu. Biar enggak terlalu keliatan kalau awak lagi emosi.

21.Mengapa kamu memilih untuk meluapkan sisi emosional kamu lewat status di facebook dan twitter?


(6)

Entah, enggak tahu awak kak. Soalnya awak pun melihat banyak kawan-kawan yang juga memanfaatkan facebook atau twitter-nya untuk curhat, marah atau menyindir bahkan bahasanya lebih frontal daripada awak. Jadi, awak berpikir kalau menggunakan media sosial sesuka hati ya itu memang disahkan saja. Awak jarang curhat sama orang soalnya, jadi ya lewat media sosial aja lebih aman menurut awak.

22.Apakah tujuan kamu mengungkapkan sisi emosional kamu di ruang publik?

Awak kalau tulis status itu enggak ada niat khusus sih, cuma sekedar meluapkan emosi aja. Tidak ada tujuan khusus, orang yang awak sindir pun juga tidak berteman di facebook sama awak. Asal lepas aja beban ini.

23.Pada saat berkomunikasi di facebook atau di twitter, apakah kamu pernah mengalami konflik dengan teman di dunia maya?

Sejauh ini awak tidak pernah berantem sih kak sama kawan-kawan awak di facebook atau twitter. Kalau misalnya kami chatting atau saling komen gitu kan pake kata-kata jorok sekalipun, enggak pernah pula berantam. Mungkin karena kami bisa membedakan mana yang becanda dan mana yang serius. Kalaupun misalnya awak manggil kawan awak dengan sebutan Alien atau Bodat atau Anjeng misalnya, tidak tersinggung awak kak. Kadang awak balaspun manggil kawan awak dengan sebutan yang kaya gitu juga hehe.

TENTANG PEMAHAMAN RESPONDEN TENTANG ETIKA KOMUNIKASI di MEDIA SOSIAL

24.Zaman sekarang anak muda sering berkomunikasi seenaknya dan menggunakan bahasa gaul. Seperti misalnya memanggil seseorang dengan sebutan “sist atau bro”, “bodat”, ”monyet”, “anjing”, dan sebagainya. Bagaimana menurut kamu?

Seperti yang tadi awak bilang kak, hal itu kayanya wajar aja selagi itu kita udah sama-sama tahu kalau kita menyebut mereka dengan sebutan anjing sekalipun, itu semua konteksnya becanda. Biar terlihat akrab


(7)

aja. Awak pun terkadang pilih-pilih jugalah kalau menyebut orang dengan sebutan yang kasar kaya gitu. Kalau sama perempuan awak biasanya lebih sopan kak.

25.Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan cyberbulling? Jika tahu, coba jelaskan!

Awalnya sih tidak tahu kak. Cuma si kakak sering mengingatkan awak supaya awak berhati-hati kalau main media sosial. Apalagi kalau si kakak udah “patroli” di akun facebook awak terus melihat setiap postingan yang ada kata-kata kasarnya. Pasti awak dinasehati, mama pun jadi ikut-ikutan menasehati. Nah, dari si kakak lah awak tahu tentang bully. Ternyata bully itu, setahu awak tentang perbuatan kita kalau ngejek-ngejek orang ya.

26.Apakah kamu pernah merasa pernah melakukan bullying atau merasa di-bully ketika berkomunikasi dengan sesama pengguna facebook dan twitter?

Selama ini sih awak tidak merasa udah mem-bully dan di-bully orang haha..., setelah tahu tentang bully barulah awak sedikit mengurangi marah-marah atau menyindir orang. Sekarang udah tidak se-frontal dulu takut salah tulis. Soalnya sekarang ini banyak yang dipenjara gara-gara status media sosial. Udah ada Undang-Undangnya setau awak kak. Jadi, sekarang lebih banyak baca newsfeed sama nge-retweet informasi atau tulisan-tulisan humor dari akun lain aja sih kak. Udah jarang kali awak nulis tweet.

27.Apakah kamu pernah mengetahui berita kasus yang menyebabkan pengguna media sosial terjerat kasus hukum?

Ada beberapa kasus yang awak tahu seperti kasus si tukang sate yang menghina Jokowi itu kan, kak?

28.Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tersebut?

Sempat ramai di twitter kak. Pengguna twitter banyak yang membahas soal dia (si tukang sate) terus awak pernah membaca beritanya juga dari akun twitter detik.com


(8)

29.Bagaimana tanggapan kamu tentang kasus hukum yang menjerat para pengguna media sosial tersebut?

Selama ini awak berpikir ya bebas-bebas aja menggunakan media sosial (facebook atau twitter). Mau kita maki-maki, marah-marah ya sah-sah saja karena akun itu kan punya kita pribadi. Ternyata, tidak seperti itu. Sekarang baru awak paham, mengapa ibu dan kakak rajin kali memberi nasihat awak. Apalagi si kakak yang jauh lebih sering memberi nasihat, terkadang awak tidak suka kalau dia udah minta waktu untuk diskusi soal beginian, tapi ada hal positifnya juga ternyata.

30.Apakah ada pihak lain (selain keluarga) yang mencoba memberi pemahaman kepada kamu?

Tidak ada kak. Awak baca aja sekilas di media online tentang berita-berita semacam itu.

31.Apakah kamu mengetahui tentang adanya Undang-Undang yang mengatur tentang kejahatan dunia maya?

Awak pernah baca sekilas tentang UU ITE, tapi awak enggak tahu pasti isinya apa. Cuma kakak awak bilang, kalau di internet ada Undang-Undangnya. Kita enggak boleh menyinggung SARA, tidak boleh menipu, tidak boleh bertindak kejahatan, melakukan pencemaran nama baik dan tidak boleh memfitnah

32.Apakah pemberitaan tentang sejumlah orang yang terjerat kasus hukum gara-gara media sosial membawa dampak tersendiri untuk kamu? Misalnya apa?

Pasti ada kak. Awak jadi lebih berhati-hati kalau menulis status terus tidak lagi frontal mengomentari tentang isu-isu yang beredar (tentang apapun).

33.Apakah yang dimaksud dengan netiket? Belum pernah dengar awak itu kak.

34.Setelah kamu mengatahui bahwa ternyata ada UU ITE, lalu apalagi yang kamu ketahui tentang perbuatan yang boleh atau yang tidak boleh dilakukan seorang pengguna media sosial?


(9)

Ya itu tadi. Kita enggak boleh melakukan penipuan, enggak boleh menyinggung SARA, enggak boleh melakukan pencemaran nama baik. Terus enggak boleh berkata-kata kasar sembarangan. Enggak boleh berkomentar sembarangan kalau kita enggak tahu masalahnya. Terus kalau mau share informasi harus jelas juga sumber informasinya dari mana.

35.Setelah mengetahui adanya aturan dalam menggunakan media sosial dan adanya UU ITE apakah kamu masih melanggar nilai-nilai etika yang telah kamu ketahui itu?

Gimana ya kak. Setahu awak, orang yang dijerat kasus hukum itu pun karena ada pihak yang tersinggung. Makanya, kan tadi awak bilang selagi kita melakukan tindakan-tindakan “nyeleneh” sama orang -orang yang kita kenal dan udah sama-sama tahu itu konteksnya wajar ya wajar aja. Walaupun awak tahu kalau memanggil orang dengan sebutan “monyet”, “bodat” atau yang lainnya itu tidak sopan, tapi ya mau gimana lagi? Itu udah kebiasaan kita anak medan kan? Udah wajar sebutan-sebutan macam gitu. Kalau pun ada yang tersinggung ya sejauh ini diselesaikan secara pribadi ajalah. Kalau awak sih jujur, terkadang masih suka menyebut kawan dekat dengan panggilan yang jelek sekalipun. Apalagi kalau sama kawan laki-laki. Kalau terlalu sopan jadi aneh. Tapi ya itu tadi, kalau udah menyangkut hal-hal yang sifatnya lebih luas kaya menjelek-jelekkan perusahaan atau orang yang punya jabatan ya awak pun tak punya nyali kak. Awak mikirnya, daripada masuk penjara karena hal sepele, lebih bagus jaga-jaga aja. Lebih bagus mengurangi menulis yang enggak penting di media sosial. Kalau mau berbagi informasi juga lebih hati-hati aja sekarang.


(10)

HASIL WAWANCARA

A. Biodata Informan Informan Kedua

Nama : Fadillah Maharani

Tempat Tanggal Lahir: Medan, 12 Desember 1993

Usia : 21 Tahun

Alamat : Jalan STM Atas No. 38

Suku : Melayu

Agama : Islam

Pendidikan : sedang menempuh pendidikan Strata-1 (S1) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Nusantara Medan (UMN).

Anak : Tunggal

Asal : Medan

Status/Pekerjaan : Mahasiswa/ Pengajar

Hobi : Renang, Wisata kuliner dan Travellling

B. Pertanyaan Umum:

MENGARAH PADA MOTIF PENGGUNAAN FACEBOOK dan TWITTER

1. Apakah kamu pengguna facebook atau twitter? Aku pakai dua-duanya mbak (facebook dan twitter). 2. Sejak kapan kamu menggunakannya?

Mungkin sekitar tahun 2009 gitu deh.

3. Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tentang facebook atau twitter?

Waktu aku SMA kalau tidak salah, kawan-kawan ku heboh kali soal facebook.

4. Apa sih alasan yang mendorong kamu untuk membuat akun facebook dan twitter?


(11)

ya aku sih awalnya ikut-ikutan aja. Namanya juga lagi trend waktu itu. Baru aja aku bisa menggunakan facebook eh udah muncul lagi medsos (media sosial) baru, namanya twitter. Facebook pelan-pelan ditinggalin orang itu dan mereka beralih ke twitter ya aku juga-lah. Sekedar ingin tahu dan mengikuti trend aja sih mbak! Tapi karena udah mengerti perbedaannya dan penggunaannya, antara facebook dan twitter aku gunakan sesuai dengan kebutuhan aku aja sih.

5. Media sosial manakah yang paling sering kamu gunakan? Facebook atau twitter atau keduanya? Mengapa?

Keduanya masih aku pakai hanya saja intensitasnya tidak sama. Aku bisa menggunakan facebook hampir setiap hari (5x seminggu). Menurutku facebook masih jauh lebih menyenangkan hingga saat ini. Soalnya di kantor aku punya banyak waktu kosong, jadi aku sering main games online terus baca-baca artikel kemudian aku share ke facebook dan twitter. Lagian pun masih banyak kawan-kawan, saudara atau guru-guru yang masih sering aktif main facebook mbak. Kalau twitter minimal 3 x dalam seminggulah. Cuma dilihat pas lagi bosan atau butuh informasi khusus aja.

6. Siapa saja yang kamu jadikan teman di media sosial facebook atau twitter kamu?

Waktu pertama kali membuat facebook aku tidak membatasi pertemanan. Siapa saja boleh jadi teman facebook-ku tapi semakin lama kok aku semakin muak ya dengan pengguna-pengguna facebook yang tidak aku kenal. Soalnya mereka menulis status yang “alay-alay”. Kemudian username mereka juga alay, misalnya DhiekaRindoeKamoe hahaha. Kalau pSas lagi ketemu yang “begituan” di berandaku langsung ku hapus dari daftar pertemanan. Sekarang, lebih banyak orang yang ku kenal seperti kawan sekolah, kawan kuliah, kawan kerja, keluarga, maupun guru. Kalau twitter kebanyakan yang aku ikuti adalah akun twitter teman-teman dan media pemberitaan online dan yang pasti artis idola ku hahah.


(12)

7. Alat teknologi apa yang biasa kamu gunakan untuk mengakses facebook dan twitter?

Smartphone-lah.

TENTANG AKTIVITAS RESPONDEN di FACEBOOK dan TWITTER 8. Apakah orang tua kamu mengetahui jika kamu menggunakan facebook

dan twitter?

Bahkan mama ku punya akun facebook hahaha.

9. Bagaimana reaksi orang tua kamu ketika mengetahui anaknya bermain di media sosial?

Mama sih biasa aja justru yang ribet adalah keluarga ku (om dan tante). Mereka nanti suka laporan sama mama ku tentang apa-apa saja yang aku posting di facebook. Apalagi kalau aku udah curhat tentang masalah pribadi di facebook udah pasti om dan tante ku bikin laporan sama mama atau mereka menegurku secara langsung. Sejujurnya sih risih dipantau seperti itu sama keluarga tapi semakin lama semakin terbiasa aja.

10.Masalah pribadi seperti apa yang kamu share ke facebook?

Waktu itu yang paling sering aku tulis tentang keluarga sih ya. Soalnya pas jelang UN kedua orang tua ku justru sedang konflik dan akan bercerai. Aku kan anak tunggal, mbak. Pasti stress-lah aku menghadapi situasi seperti itu. Satu-satunya cara untuk meluapkan perasaanku ya kalau bukan ke pacar ya ke facebook. Selain itu ya masalah yang biasa umum terjadi aja di usia remaja haha.. Misalnya kalau ada konflik sama teman, sama pacar atau kalau lagi bete sama urusan sekolah juga terkadang aku suka curhat ke facebook haha.. Kalau udha galau, facebook ku paling aktif lah menerbitkan status, puisi, cerpen kata-kata bijak gitu. Rame lah pokoknya.

11.Berapa sering kamu membuka facebook dan menghabiskan waktu lama setiap kali mengaksesnya?

Selama hari kerja, selama itulah aku mengakses facebook. Soalnya kerjaan di kantor kan santai. Jadi seminggu itu bisa 5 kali. Kalau waktu yang aku habiskan sih, bisa hampir 1 jam gitu deh.


(13)

12.Apa yang biasa dilakukan saat log-in di media sosial?

Sekarang sih kalau di facebook sekedar baca-baca status si anak-anak alay aja. Tapi paling sering mencari informasi yang lucu-lucu dan unik-unik tentang apa saja. Kalau twitter sih cuma sesekali aja, palingan kalau bosan main facebook. Itu pun kalau ada mention dari orang lain barulah aku cek twitter-ku.

13.Apakah setiap kamu sedang emosional terhadap sesuatu kamu mengungkapkannya lewat status di media sosial (facebook dan twitter)?

Iya sih, Dulu tapi ya! Sekarang sih udah enggak.

14.Mengapa kamu memilih untuk meluapkan sisi emosional kamu lewat status di facebook?

Apa ya, aku merasa puas aja gitu mbak. Semua emosi-ku tersalurkan gitu rasanya. Habis menulis terus dapet respon dari teman-teman yang lain, kadang mereka kasih solusi, kadang mereka menghibur. Nah, jadinya aku lega aja gitu. Soalnya mau curhat sama siapa? Aku anak tunggal. Cuma bisa curhat sama pacar, ke orang tua mana bisa kondisinya orang tuaku sibuk terus berkonflik pula waktu itu.

15.Pada saat berkomunikasi di facebook atau di twitter, apakah kamu pernah mengalami konflik dengan teman di dunia maya?

Kalau ingat masa-masa dulu sih lucu banget mbak! Dulu tuh aku sempat jadi anak yang cukup frontal di facebook. Setiap ada hal yang enggak aku suka pasti aku tulis status di facebook. Facebook sudah seperti alat perang buat menyindir orang yang tidak aku suka. Misalnya, setiap punya masalah sama kawan karena sesuatu hal lalu dia buat status menyindir ke aku pake istilah-istilah yang mengarah langsung ke aku terus aku merasa tersinggung, pasti aku balas juga buat status yang lebih pedih dari status yang dibuatnya. Sakin kejamnya aku waktu itu sampe aib-aib pribadinya ku bongkar di facebook. Duh pokoknya jahat banget deh aku waktu itu. Aku dulu tuh sering banget perang status di facebook. Hal terparah yang pernah


(14)

kejadian yaitu orang yang tidak aku suka itu komentar di status yang kubikin akhirnya terjadilah hina menghina di facebook.

16.Pengalaman apalagi yang pernah kamu alami selama menggunakan facebook?

Aku pernah sih mencoba memeras warga negara asing haha...! tapi gagal, soalnya WNA (Warga Negara Asing) yang aku ajak chatt itu orang India yang dari pinggiran. Ya miskin, ya enggak punya duit, ya gagal lah, hahaha.... Aku terinspirasi dari teman ku yang chatting sama

bule’ terus dia menipu gitu, dia bilang handphone-nya rusak terus minta dibeliin sama si bule’. Eh... Cair rupanya! Dapatlah dia duit dari si bule’ itu. Tapi dia chatting-nya ala-ala seks gitu mbak. Chatting topless gitu (Ngobrol tanpa busana). Kalau aku ya enggak senekat itu lah.

TENTANG PEMAHAMAN RESPONDEN TENTANG ETIKA KOMUNIKASI di MEDIA SOSIAL

17.Zaman sekarang anak muda sering bekomunikasi seenaknya dan menjadi sesuatu yangdengan menggunakan bahasa gaul. Seperti misalnya memanggil seseorang dengan sebutan “sist atau bro”, “bodat”, ”monyet”, “anjing”, dan sebagainya. Bagaimana menurut kamu?

Kalau menurutku wajar-wajar aja kalau dilakukan sama orang yang udah akrab. Tapi kalau sama orang yang tidak kita kenal ya janganlah! Soalnya pun aku begitu sama orang-orang yang aku kenal, namanya panggilan sayang itu mbak haha...

18.Bagaimana pendapat kamu tentang tindakan pengguna media sosial yang berkomentar dengan kata-kata kasar atau tidak sopan?

Ini berdasarkan pengalaman ku aja ya mbak. Aku samapai dijauhi sama teman-teman ku ya karena aku sering nulis status yang “liar”. Sering menyindir orang, terlalu frontal ke teman-teman. Jadi, aku pernah punya pengalaman, pas aku update status ada kawan yang kasih komentar yang menurut ku enggak enak di baca. Aku merasa tersinggung walaupun dia orang yang ku kenal. Ternyata selama ini,


(15)

itulah yang aku lakukan dan sekarang aku sadar kenapa teman-teman menjauhi aku hehe...

19.Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan cyberbulling? Jika tahu, coba jelaskan!

Setahu aku, Cyberbulling itu merendahkan orang lain lewat kata-kata di internet. Itu aja.

20.Apakah kamu pernah merasa pernah melakukan bullying atau merasa di-bully ketika berkomunikasi dengan sesama pengguna facebook dan twitter?

Waktu itu sih enggak merasa. Seperti yang tadi aku bilang, kalau dulu itu, aku sangat frontal di facebook. Aku enggak segan-segan buat menyindir orang secara “pedas” lewat status dan aku memang sengaja berbuat itu supaya dia tahu. Aku tahu kalau itu perbuatan enggak bagus, makanya aku pun dinasihatin kan sama keluarga-ku. Tapi ya mau gimana lagi? Aku pun mendapat perlakuan yang sama bahkan dari temen-temen ku sendiri. Lagian kan mbak, waktu itu aku karena banyak orang yang pakai facebook juga sering curhat atau maki-maki lewat status. Jadi menurutku itu hal yang wajar. Waktu itu tapi ya... 21.Apakah kamu pernah mengetahui berita kasus yang menyebabkan

pengguna media sosial terjerat kasus hukum?

Aku tahu kasus tentang si Prita Mulyasari terus si tukang sate yang menghina Jokowi sama si mahasiswi dari Medan yang kuliah di Jogja menghina-hina kota Jogja lewat path. Itu pun gara-gara media sosial itu mbak. Makanya ngeri sekarang, udah enggak sebebas dulu

22.Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tersebut?

Kasus-kasus itu kan sempat heboh mbak, di twitter, di facebook, di media online juga. Waktu masih heboh-heboh kemarin, beritanya sampai jadi headline di beranda facebook-ku.

23.Bagaimana tanggapan kamu tentang kasus hukum yang menjerat para pengguna media sosial tersebut?

Cukup dijadikan pelajaran aja sih. Jangan sampai kita terjebak di kasus yang sama. Gara-gara menulis status aja sekarang bisa dipenjara. Tapi


(16)

heran juga sih, namanya media sosial itu media pribadi kita seharusnya kita bebas mau ngapain aja, kan? Apalagi dengan adanya kasus itu, orang tua dan pihak keluarga itu jadi lebih sering kasih nasihat ke aku, supaya lebih hati-hati lagi kalau mau posting di media sosial.

24.Apakah kamu mengetahui tentang adanya Undang-Undang yang mengatur tentang kejahatan dunia maya?

Maksud mbak, UU ITE? Aku cuma tahu namanya aja sih, tapi enggak tahu detailnya seperti apa. Enggak tahu pasal per pasal isinya apa. Cuma tahu garis besarnya aja.

25.Hal apa saja yang kamu ketahui tentang UU tersebut?

Kita dilarang untuk berbuat tindak kejahatan melalui internet termasuk lewat media sosial. Tindak kejahatan banyak bentuknya tapi yang aku tahu yang diatur dalam Undang-Undang itu soal pencemaran nama baik, tidak boleh memfitnah, menyinggung SARA dan tidak boleh melakukan penipuan.

26.Apakah pemberitaan tentang sejumlah orang yang terjerat kasus hukum dikarenakan berkomentar dimedia sosial membawa dampak tersendiri untuk kamu? Misalnya apa?

Pastilah mbak! Aku enggak mau masuk penjara cuma gara-gara masalah konyol. Sekarang, aku paham kalau di media sosial itu ada etika. So far, aku sih bikin aturan ke diri ku sendiri tentang hal-hal apa saja yang akan aku posting di media sosial (facebook dan twitter). Supaya enggak kebablasan. Sekarang, aku lebih aktif posting foto-foto pribadiku atau foto-foto yang isinya ada quotes (kata-kata bijak). Terus aku mengurangi menulis status, kalau komunikasian sama orang aku lebih memilih bahasa aja sih. Lebih sopan sama siapapun termasuk ke teman-teman dekat ku. Cuma sesekali aja kalau lagi bercanda barulah menggunakan bahasa yang agak “liar” gitu haha. Pintar-pintarlah mengendalikan diri di media sosial. Gitu aja sih mbak

27.Selain dari media online, adakah sumber lain yang dapat menambah wawasan kamu tentang etika komunikasi di media sosial?


(17)

Dikampus pernah sih dibahas sama dosen soal Undang-Undang ITE. Selain itu kan keluarga juga aktif memberi nasihat, menjelaskan mana perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di media sosial. Lagian sekarang, aku merasa lebih dewasa dan aku sekarang bisalah membedakan mana perbuatan yang baik dan tidak baik. Apalagi kan diriku suka membaca mbak. Hobi membaca itulah yang sedikit banyaknya menambah pengetahuan aku.

28.Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan netiket? Aku enggak tahu deh mbak. Baru dengar ini.

29.Lalu, apa saja yang kamu ketahui tentang perbuatan yang harus dijaga oleh setiap pengguna media sosial agar tidak terjerat kasus hukum? Kalau menurut ku sih, kalau kita lagi komunikasian dengan orang yang tidak terlalu kita kenal maka gunakanlah bahasa yang sopan. Kalau kita menulis status, kalau bisa statusnya bermanfaat buat orang lain, jangan isinya yang mengumpat atau memaki seperti aku dulu hahaha... Terus, jangan membagi informasi yang enggak jelas sumbernya darimana. Selebihnya ya itu tadilah mbak, jangan memfitnah, jangan menyinggung SARA. Hati-hati kalau kita mau berkomentar tentang sebuah isu, kalau kita salah informasi bisa jadi nanti jadinya malah pencemaran nama baik. Itu aja sih kalau aku.


(18)

HASIL WAWANCARA

A. Biodata Informan Informan Ketiga

Nama : Arariko Pasa

Tempat Tanggal Lahir: Surabaya, 4 Februari 1996

Usia : 18 Tahun

Alamat : Jalan Pasar 1 Setia Budi Medan

Suku : Gayo

Agama : Islam

Pendidikan : SMA/Sederajat Anak ke- : 2 dari 4 bersaudara

Asal : Medan

Status/Pekerjaan : -

B. Pertanyaan Umum:

MENGARAH PADA MOTIF PENGGUNAAN FACEBOOK dan TWITTER

1. Apakah kamu pengguna facebook atau twitter?

Riko punya facebook dan twitter juga ada sih. Tapi twitter udah enggak pernah dipakai lagi kak hehe...

2. Sejak kapan kamu menggunakannya?

Kalau facebook sekitar tahun 2009 tapi kalau twitter sekitar tahun 2011 kalau enggak salah.

3. Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tentang facebook atau twitter?

Dari teman-teman sekolah Riko, kak.

4. Apa sih alasan yang mendorong kamu untuk membuat akun facebook dan twitter?

Awalnya Riko enggak tertarik sih kak, bikin akun facebook itu karena ikut-ikutan teman-teman juga bikin akun facebook. Kalo enggak bikin katanya sih


(19)

kak, enggak gaul. Setelah Riko buat, ternyata facebook menyenangkan. Begitu juga dengan twitter. Kawan-kawan Riko udah buat twitter, Riko buat twitter baru tahun 2011 kemarin.

5. Media sosial manakah yang paling sering kamu gunakan? Facebook atau twitter atau keduanya? Mengapa?

Riko masih lebih suka menggunakan facebook kak. Soalnya dari facebook Riko bisa dapat kawan-kawan baru termasuk kawan-kawan dari komunitas Parkour ini. Setelah bikin twitter, enggak pernah lagi Riko pakai twitter-nya hahaha...

6. Siapa saja yang kamu jadikan teman di media sosial facebook?

Kebanyakan orang-orang yang Riko kenal, tapi ada juga yang enggak Riko kenal.

7. Alat teknologi apa yang biasa kamu gunakan untuk mengakses facebook dan twitter?

Handphone, kak.

TENTANG AKTIVITAS RESPONDEN DIFACEBOOKdanTWITTER 8. Apakah orang tua kamu mengetahui jika kamu menggunakan facebook

dan twitter?

Orang tua tahu kak.

9. Bagaimana reaksi orang tua kamu ketika mengetahui anaknya bermain di media sosial?

Orang tua sih biasa aja. Mereka cuma takut kalau Riko terjerat komunitas-komunitas teroris gitu kak. Orang tua memberi kepercayaan pada Riko, mereka cuma kasih nasihat aja, supaya Riko hati-hati kalau main facebook. Jangan sampai bikin masalah. Itu aja.

10.Berapa sering kamu membuka facebook dan menghabiskan waktu lama setiap kali mengaksesnya?

Kurang lebih seminggu bisa 3 kali tapi bisa juga lebih. Tergantung kebutuhan aja sih kak. Kalau mengenai waktu yang Riko habiskan, mungkin sekitar 30-60 menit gitu.


(20)

Riko menggunakan facebook hanya untuk mendapatkan informasi tentang Parkour. Selain itu berkomunikasi dengan teman-teman yang mungkin udah lama enggak jumpa. Menyambung silaturahmi dengan guru juga sih kak.Riko juga suka membaca sesuatu tentang agama, info unik dan lain-lain. Terus nanti kalo ada sesuatu yang menurut Riko bermanfaat nanti Riko share ke facebook supaya kawan-kawan Riko di facebook bisa merasakan manfaatnya juga. Kalau misalkan kawan Riko ada yang nulis status bagus, kadang Riko like atau Riko share juga sih statusnya.

12.Apakah kamu pernah berkeluh-kesah atau marah atau menyindir lewat status di facebook dan atau twitter?

Kalau marah sih pernah kak. Kalau misalkan Riko udah janjian sama orang gitu kan. Tapi orang itu enggak tepat waktu sementara Riko udah menunggu dia lama, ya kadang mau aja gitu Riko marah. Tapi enggak langsung sama orangnya, jadinya ke facebook marahnya. 13.Apakah setiap kamu sedang emosional terhadap sesuatu kamu

mengungkapkannya lewat status di facebook?

Enggak sih kak. Kalau untuk masalah yang benar-benar pribadi Riko enggak mau share ke facebook. Enggak penting menurut Riko. Nanti orang-orang jadi tahu masalah kita

14.Pada saat berkomunikasi di facebook, apakah kamu pernah mengalami konflik dengan teman di dunia maya?

Alhamdulillah, enggak pernah, kak. Tapi Riko pernah kaya salah komunikasi dengan teman Riko. Teman Riko itu nge-chatt Riko. Terus dia menyapa Riko dengan sebutan “Toke Ganja”. Riko sempat “geram” kak. Tapi pas Riko tanya lagi rupanya maksud dia itu becanda. Sebutan becanda buat Riko karena Riko kan keturunan Aceh hehe...

TENTANG PEMAHAMAN RESPONDEN TENTANG ETIKA KOMUNIKASI di MEDIA SOSIAL


(21)

15.Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan cyberbulling? Enggak pernah dengar Riko tentang cyberbullying kak.

16.Zaman sekarang anak muda sering bekomunikasi seenaknya dan menjadi sesuatu yangdengan menggunakan bahasa gaul. Seperti misalnya memanggil seseorang dengan sebutan “sist atau bro”, “bodat”, ”monyet”, “anjing”, dan sebagainya. Bagaimana menurut kamu?

Banyak sih Riko menemukan teman-teman Riko saling balas komen di facebook itu pakai bahasa yang “bar-bar”. Mungkin udah biasa kali ya. Tapi kalau Riko pribadi, Riko selalu menggunakan bahasa yang sopan kalau berinteraksi dengan teman-teman di facebook. Seperti itulah yang diajarkan orang tua dan guru-guru di pesantren.

17.Bagaimana pendapat kamu tentang tindakan pengguna media sosial yang berkomentar dengan kata-kata kasar atau tidak sopan?

Gimana ya kak. Kita kan enggak pernah tahu, takutnya nanti ada yang sakit hati. Walaupun menurut kita gaya bicara yang “bar-bar” kaya gitu biasa aja, wajar-wajar aja tapi disisi lain ada yang sakit hati nanti gimana, Riko sih lebih baik menjaga ajalah dengan sopan santun yang seharusnya hehe...

18.Apakah kamu pernah merasa pernah melakukan bullying atau merasa di-bully ketika berkomunikasi dengan sesama pengguna facebook dan twitter?

Enggak sih kak.

19.Apakah kamu pernah mengetahui berita kasus yang menyebabkan pengguna media sosial terjerat kasus hukum?

Enggak pernah kak. Soalnya Riko kurang suka baca berita terus jarang pula nonton berita hehe...

20.Apakah kamu mengetahui tentang adanya Undang-Undang yang mengatur tentang kejahatan dunia maya?

Enggak tahu juga Riko kak.

21.Apa yang kamu ketahui tentang netiket? Netiket? Apa itu kak? Enggak tahu Riko


(22)

22.Dapatkah kamu menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dijaga setiap pengguna media sosial saat menggunakan media sosial?

Jadi, menurut Riko kita harus punya etika atau tata krama sama siapa aja. Kalau bicara itu yang sopan, menghormati yang lebih tua. Gitu kak. Sebisa mungkin enggak menggunakan kata-kata kasar yang dapat menyinggung orang. Selain itu, ia juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti orang.


(23)

HASIL WAWANCARA

A. Biodata Informan Informan Keempat

Nama : Raja Arif Hidayah

Tempat Tanggal Lahir: Medan, 7 juni 1994

Usia : 21 Tahun

Alamat : Jalan Komplek Villa Gading Mas I Blok B No.3

Suku : Melayu

Agama : Islam

Pendidikan : sedang menempuh pendidikan Strata-1 (S1) jurusan Psikologi (ekstensi) Universitas Sumatera Utara

Anak ke- : 3 dari 4 bersaudara

Asal : Medan

Status/Pekerjaan : Mahasiswa/ Penyiar

Hobi : Kuliner dan Travellling

B. Pertanyaan Umum:

MENGARAH PADA MOTIF PENGGUNAAN FACEBOOK dan TWITTER

1. Apakah kamu pengguna facebook atau twitter? Aku pakai dua-duanya mbak (facebook dan twitter). 2. Sejak kapan kamu menggunakannya?

Kalau facebook sekitar tahun 2008. Tapi kalau twitter sekitar 3 tahun setelahnya hehe...

3. Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tentang facebook atau twitter?

Waktu sekolah dulu, kawan-kawanku pada punya facebook. Aku ikut buat juga jadinya. Sebenarnya mereka juga nyuruh buat twitter waktu itu. Tapi karena waktu itu belum tertarik dan melihat kawan ku pakai


(24)

twitter kayanya susah penggunaannya. Jadi, baru 3 tahun setelahnya barulah aku bikin twitter

4. Apa sih alasan yang mendorong kamu untuk membuat akun facebook dan twitter?

Supaya enggak ketinggalan zaman aja.

5. Media sosial manakah yang paling sering kamu gunakan? Facebook atau twitter atau keduanya? Mengapa?

Kalau aku sekarang hampir setiap hari pasti mengakses twitter tapi kalau facebook mungkin hanya sesekali. Seminggu sekali mungkin. Hanya sekedar untuk melihat tugas-tugas kuliah yang dikirim ketua kelas melalui grup kampus lewat facebook

6. Siapa saja yang kamu jadikan teman di media sosial facebook atau twitter kamu?

Kebanyakan orang yang enggak ku kenal sih tapi ada juga keluarga dan teman.

7. Alat teknologi apa yang biasa kamu gunakan untuk mengakses facebook dan twitter?

handphone.

TENTANG AKTIVITAS RESPONDEN DIFACEBOOK dan TWITTER 8. Apakah orang tua kamu mengetahui jika kamu menggunakan facebook

dan twitter? Iya, mereka tahu

9. Bagaimana reaksi orang tua kamu ketika mengetahui anaknya bermain di media sosial?

Biasa aja sih mereka. Mereka enggak ikut campur sampai ke media sosial.

10.Berapa sering kamu membuka twitter dan menghabiskan waktu lama setiap kali mengaksesnya?

Bisa lebih dari 6 kali dalam seminggu kalau twitter. Aku sih seperlunya aja menggunakan twitter itu. Kalau memang lagi candu bisa hampir 1 jam gitu.


(25)

11.Apa yang biasa dilakukan saat log-in di media sosial?

Biasalah, menulis status, mengunggah foto, nge-like status kawan, komen-komenan, chatting. Itu kalau lagi main facebook. Kalau di twitter ya enggak jauh beda sih. Menulis tweet, menggunggah foto kalau lagi berminat, retweet tweet yang bagus-bagus, baca timeline cari info apa yang terbaru.

12.Kalau menulis status biasanya, status tentang apa?

Dulu, aku termasuk sering menulis status yang isinya tentang kegalauan aku. Ketika ada masalah dengan teman, orang tua atau masalah lainnya aku sering tulis di status facebook aku

13.Apakah kamu pernah menyindir lewat status di facebook dan atau twitter?

Pernahlah.

14.Apakah ada pengalaman yang bisa kamu ceritakan?

Kalau lagi ada masalah dengan seseorang terus aku tulis sesuatu di facebook menyindir dia kadang, menyindir secara terang-terangan namun tidak dengan tidak menyebut namanya terus nanti dia merasa dan dia pun membalas dengan menulis status menyindir aku juga. Terus yang lebih parah hubungan aku sama dia rusak karena dia merasa tersinggung. Yaudah sih, waktu itu biasa aja kalau terjadi konflik seperti itu.

Pengalaman lain, lewat twitter sih. Kalau kita bijak menggunakan twitter¸ kita bisa mendapatkan keuntungan. Seperti aku, aku lebih menggunakan twitter untuk berinteraksi dengan banyak pihak. Selain itu juga untuk mencari informasi apa aja yang aku suka. Alhasil, aku sering banget dapat kerjaan lewat informasi-informasi yang aku dapatkan lewat twitter dan aku bisa bergabung dengan banyak komunitas di Medan. Pasti hal itu membuat pergaulanku semakin luas dong.

15.Apakah setiap kamu sedang emosional terhadap sesuatu kamu mengungkapkannya lewat status di media sosial (facebook dan twitter)?


(26)

Tidak selalu, kalau lagi merasa butuh aja.

16.Mengapa kamu memilih untuk meluapkan sisi emosional kamu lewat status di facebook?

Aku merasa lega jika aku mengutarakan yang aku rasa lewat kata-kata di facebook apalagi jika banyak yang nge-like. . Kadang cara seperti itu bagus juga justru membantu menyelesaikan masalah juga. Jadi aku tau apa yang orang lain fikirkan tentang aku dan orang lain tau apa yang aku rasakan. Kadang kan, enggak semua orang berani ngomong langsung kejelekan kita. Makanya kalau lagi ada konflik sama kawan, pantau aja media sosialnya. Kalau pas kali sama moment-nya berarti dia menulis status sindiran untuk kita

17.Pada saat berkomunikasi di facebook atau di twitter, apakah kamu pernah mengalami konflik dengan teman di dunia maya?

Kalau pas lagi komen-komen-an enggak pernah sih, paling ya balas-balasan sindir-sindiran aja lewat status.

TENTANG PEMAHAMAN RESPONDEN TENTANG ETIKA KOMUNIKASI di MEDIA SOSIAL

18.Zaman sekarang anak muda sering bekomunikasi seenaknya dan menjadi sesuatu yangdengan menggunakan bahasa gaul. Seperti misalnya memanggil seseorang dengan sebutan “sist atau bro”, “bodat”, ”monyet”, “anjing”, dan sebagainya. Bagaimana menurut kamu?

Enggak sopan sih, tapi ya terhitung wajar dikalangan anak muda zaman sekarang

19.Bagaimana pendapat kamu tentang tindakan pengguna media sosial yang berkomentar dengan kata-kata kasar atau tidak sopan?

Kalau berbicara sosial media sosial, pergerakannya tuh cepat sekali ya mbak. Waktu pertama kali aku main media sosial sekitar tahun 2008 semua orang bebas mau berbuat apa aja. Semakin lama semakin berkembang, penggunaannya pun semakin beragam ya. Ada yang menggunakan media sosial untuk pencitraan diri, untuk jualan, untuk menyerang, untuk hiburan dan lain-lain. Nah, sekarang ini aku jadi


(27)

agak was-was ya menggunakan media sosial. Belakangan waktu ini ada banyak sekali pengguna media sosial yang terjerat kasus hukum, aku baca di media online karena aku jarang nonton televisi. Bahkan konten-konten yang menurut kita lucu justru bisa menyeret kita terjerat kasus hukum. Ya, dari kasus-kasus itu aku hanya bisa ambil pelajaran aja sih supaya lebih berhati-hati. Jangan sampai sesuatu yang kita unggah di media sosial menyinggung suatu pihak, jangan sampai kita menyebarkan informasi-informasi yang belum pasti. Aku sih masih suka menyindir orang kalo lagi kesal sama seseorang hehe tapi mungkin sekarang sudah tidak seperti dulu yang secara terang-terangan. Soalnya aku takut juga kan, dianggap pencemaran nama baik 20.Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan cyberbulling?

Jika tahu, coba jelaskan!

Cyberbullying itu, kalau kita nge-bully orang lewat internet. Bully itu banyak macamnya mbak. Termasuk manggil teman kita dengan sebutan binatang juga bullying itu namanya.

21.Apakah kamu pernah merasa pernah melakukan bullying atau merasa di-bully ketika berkomunikasi dengan sesama pengguna facebook dan twitter?

Kalau di bully di media sosial, kayanya belum pernah deh mbak. Kalau pun ada teman yang iseng memanggil ku dengan sebutan yang “kurang ajar” misalnya manggil anjing atau babi. Enggak ku ambil pusing dan aku enggak merasa di bully karena ya itu tadi. Itu udah biasa.

22.Apakah kamu pernah mengetahui berita kasus yang menyebabkan pengguna media sosial terjerat kasus hukum?

Oh tahu. Tentang si Prita Mulyasari itu kan? Tahu saya mbak kasusnya 23.Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tersebut?

Dari timeline di twitter. Lagian media online kan banyak yang memberitakan tentang si Prita itu terus jadi trending tropic juga kan itu kasusnya

24.Bagaimana tanggapan kamu tentang kasus hukum yang menjerat para pengguna media sosial tersebut?


(28)

Kalau berbicara sosial media sosial, pergerakannya tuh cepat sekali ya mbak. Waktu pertama kali aku main media sosial sekitar tahun 2008 semua orang bebas mau berbuat apa aja. Semakin lama semakin berkembang, penggunaannya pun semakin beragam ya. Ada yang menggunakan media sosial untuk pencitraan diri, untuk jualan, untuk menyerang, untuk hiburan dan lain-lain. Nah, sekarang ini aku jadi agak was-was ya menggunakan media sosial. Belakangan waktu ini ada banyak sekali pengguna media sosial yang terjerat kasus hukum, aku baca di media online karena aku jarang nonton televisi. Bahkan konten-konten yang menurut kita lucu justru bisa menyeret kita terjerat kasus hukum. Ya, dari kasus-kasus itu aku hanya bisa ambil pelajaran aja sih supaya lebih berhati-hati.

25.Apakah kamu mengetahui tentang adanya Undang-Undang yang mengatur tentang kejahatan dunia maya?

Pas awal buat media sosial, sama sekali aku enggak tahu kalau ada Undang-Undangnya. Setelah beberapa tahun kemudian lah aku tahu ternyata ada. Aku cuma tahu ada UU ITE tapi untuk detilnya seperti apa, aku tidak tahu. Tapi intinya sedikit banyak aku tahu Undang-Undang itu isinya apa.

26.Hal apa saja yang kamu ketahui tentang UU tersebut?

Aku sih tidak tau ya mbak, Undang-Undang itu pasal berapa tapi yang aku tahu kalau Undang-Undang itu mengatur tentang hal-hal apa saja yang melanggar aturan di internet. Misalnya, kita tidak boleh melakukan fitnah, pencemaran nama baik, penipuan, membagi informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, jangan sampai apa yang kita unggah menyangkut SARA atau yang membuat konten pornografi. Paling itu sih, kalau berkomentar lebih baik disampaikan dengan pemilihan kata yang sopan. Kalau berkomunikasi dengan orang lain yang tidak dikenal juga sopan.

27.Apakah pemberitaan tentang sejumlah orang yang terjerat kasus hukum dikarenakan berkomentar dimedia sosial membawa dampak tersendiri untuk kamu? Misalnya apa?


(29)

Aku inget tahun 2014 lalu aku pernah mendapat teguran dari sahabat dan keluarga aku terus mendapat nasehat dari orang tuanya temen aku yang juga berteman dengan ku di facebook supaya tidak lagi berbuat seperti itu. Sejak saat itulah aku berfikir bahwa nasihat mereka benar. Aku kan sekarang udah kuliah, udah mulai berpikir kalau cara seperti itu bisa menyelesaikan masalah tapi kan tidak bagus karena semua orang jadi tahu tentang rahasia hidup kita. Pandangan orang jadi jelek tentang kita. Terus yang lebih parah hubungan kita bisa rusak dengan orang lain gara-gara status fb kalo ada yang merasa tersinggung, karena sifat fb-kan untuk umum bisa dibaca oleh siapa saja dan siapa saja bisa merasa tersinggung dengan status fb kita. Nah, sejak saat itulah aku mulai mengurangi intensitas menggunakan facebook. Makanya aku lebih sering main twitter, karena di twitter kita itu enggak sempat menulis status atau memikirkan kegalauan kita. Banyak sekali informasi dan hiburan yang bisa kita dapatkan lewat twitter. Kalau pun emang mau nulis status atau tweet ya jangan sampai sesuatu yang kita unggah di media sosial menyinggung suatu pihak, jangan sampai kita menyebarkan informasi-informasi yang belum pasti. Aku sih masih suka menyindir orang kalo lagi kesal sama seseorang hehe tapi mungkin sekarang sudah tidak seperti dulu yang secara terang-terangan. Soalnya aku takut juga kan, dianggap pencemaran nama baik.

28.Selain dari media online, adakah sumber lain yang dapat menambah wawasan kamu tentang etika komunikasi di media sosial?

Paling dari kampus aja sih, Soalnya aku kan dulu kuliah di jurusan Teknik Informatika USU.. Sedikit banyak dosen ku sempat membahas tentang UU ITE gitu.


(30)

HASIL WAWANCARA

A. Biodata Informan Informan Kelima

Nama : Lucky Andrianysah

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 19 November 1997

Usia : 17 tahun

Alamat : Jalan Garu 1, Gang Rambe No.158 C

Suku : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan :S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara Anak ke- : 1 dari 3 bersaudara

Asal : Bandung

B. Pertanyaan Umum:

MENGARAH PADA MOTIF PENGGUNAAN FACEBOOK dan TWITTER

1. Apakah kamu pengguna facebook atau twitter? Iya, tapi Lucky lebih aktif pakai facebook kak. 2. Sejak kapan kamu menggunakannya?

Kalau facebook Lucky buat sekitar tahun 2010, Kalau twitter Lucky lupa tapi mungkin sekitar sejak tahun 2012

3. Bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tentang facebook atau twitter

Awalnya, Lucky menggunakan media sosial facebook dan twitter karena ikut-ikutan teman supaya dibilang gaul. Lalu, Lucky coba membuat akun facebook terlebih dahulu dan ternyata asyik.

4. Apa sih alasan yang mendorong kamu untuk membuat akun facebook dan twitter


(31)

Lucky bisa punya banyak teman lewat facebook, mulai dari teman-teman yang lama tidak pernah jumpa, bertemu kembali di facebook hingga orang-orang tidak Lucky kenal pun berteman lewat facebook. 5. Apa yang biasa dilakukan saat log-in di media sosial?

Lucky sangat suka sekali menulis kak, misalnya seperti menulis puisi, menulis cerpen, menulis kata-kata bijak dan itu semua kadang Lucky share ke facebook. Kalau ada orangyang memberi komentar atau like, Lucky jadi punya kepuasan gitu kak. Seneng aja rasanya. Terkadang Lucky suka curhat colongan juga sih lewat tulisan-tulisan itu, makanya ada kepuasan tersendiri pas banyak yang kasih komen atau likes. Selain menulis, Lucky juga upload foto-foto kegiatan Lucky. Misal Lucky sedang MC, sedang rapat sama teman-teman organisasi tapi lebih sering upload foto selfie sih hehe. Narsis aja gitu.

6. Siapa saja yang kamu jadikan teman di media sosial facebook kamu? Lucky berteman dengan siapa aja kok kak. Tapi kebanyakan orang yang berteman dengan Lucky di Media Sosial itu rata-rata teman sekolah waktu di Bandung, guru-guru, saudara-saudara gitu.

TENTANG AKTIFITAS RESPONDEN DIFACEBOOKdanTWITTER 7. Alat teknologi apa yang biasa kamu gunakan untuk mengakses

facebook dan twitter? Handphone kak.

8. Mengapa kamu lebih memilih facebook?

Facebook itu bisa mewakili perasaan Lucky untuk menyampaikan apa yang Lucky rasakan hahaha....

Jujur sih, terkadang ada perasaan yang tidak bisa Lucky kontrol sendiri dan hal itu harus Lucky curahkan salah satunya dengan menulis status di facebook. Biasanya perasaan itu muncul karena perasaan Lucky terhadap seseorang yaitu mantan Lucky. Kebetulan dia berteman dengan Lucky di facebook jadi, Lucky upload aja di facebook dan berharap dia baca tulisan-tulisan Lucky.

9. Berapa sering kamu membuka facebook dan menghabiskan waktu berapa lama setiap kali mengaksesnya?


(32)

Hampir setiap hari kalau lagi enggak sibuk kak. Maksimal sih 5 kali seminggu. Lebih sering mengaksesnya pas lagi di kampus, soalnya ada wifi hehe

10.Apakah orang tua kamu mengetahui jika kamu menggunakan facebook?

Mama tahu kalau Riko main facebook

11.Bagaimana reaksi orang tua kamu ketika mengetahui anaknya bermain di media sosial?

Biasa aja sih kak bahkan kadang-kadang mama pakai facebook Lucky untuk komunikasian dengan saudara-saudara yang ada di Bandung. 12.Apakah kamu pernah berkeluh-kesah atau marah atau menyindir lewat

status di facebook?

Berkeluh kesah biasanya paling tentang keluarga, kalau misalkan Lucky kangen sama almarhum ayah. Selain tentang keluarga, kadang kalo Lucky lagi ada masalah sama orang juga Lucky ungkapkan di facebook. Tapi Lucky biasanya menegur mereka dengan cara update status yang isinya kata-kata bijak aja sih kak. Bukan dengan kata-kata yang menyakiti.

13.Bagaimana cara kamu meluapkan emosi kamu di media sosial?

Lucky biasanya kalau marah sama orang terkadang menegur mereka dengan cara update status dengan kata-kata bijak aja sih kak. Supaya mereka juga berubah. Pernah nih yang agak kasar. pas Lucky lagi janjian sama orang terus orang tersebut tidak ontime. Sambil menunggu dia Lucky Log-in facebook ya update status: “lama kali si bodat ini, sampe berlumut nih nungguinya”.

14.Pada saat berkomunikasi di facebook atau di twitter, apakah kamu pernah mengalami konflik dengan teman di dunia maya?

Pengalaman Lucky, Lucky pernah bertengkar sama pengguna facebook dimana dia adalah teman Lucky. Waktu itu Lucky komentar di statusnya, niat Lukcy pada awalnya bercanda. Lucky menggunakan hurup kapital semua kak, bagi Lucky enggak ada makna khusus ketika kita mengetik tulisan di internet pake huruf besar semua. Waktu itu,


(33)

Lucky masih belum mengerti sehingga terjadi konflik antara Lucky sama kawan itu. Dia pun enggak menjelaskan alasannya. Pokoknya dia marah membalas komentar Lukcy dengan kata-kata yang menurut Lucky itu kasar. Dia Bilang “selo ajalah kau, enggak perlu kau nulis pakek huruf besar, dat”. Lucky pun tersinggung lah kak. Nah, setelah Lucky kuliah terus bergabung di pers mahasiswa banyak waktu yang digunakan untuk saling berbagi ilmu. Sejak saat itulah Lucky tau bahwa penggunaan huruf kapital disetiap huruf ketika berkomunikasi di media sosial, artinya huruf itu seakan-akan menekankan sesuatu dan menggambarkan bahwa Lucky lagi marah. Jadi, dari diskusi dengan senior lah Lucky jadi tau kalau penekanan-penekanan di tulisan dengan dunia nyata itu berbeda. Bisa saja kita anggap menulis dengan huruf kapital dalam suasana bercanda adalah hal yang biasa, namun bagi orang belum tentu.

TENTANG PEMAHAMAN RESPONDEN TENTANG ETIKA KOMUNIKASI di MEDIA SOSIAL

15.Zaman sekarang anak muda sering berkomunikasi seenaknya dan menggunakan bahasa gaul. Seperti misalnya memanggil seseorang dengan sebutan “sist atau bro”, “bodat”, ”monyet”, “anjing”, dan sebagainya. Bagaimana menurut kamu?

Menurut Lucky itu perbuatan tidak sopan ya kak. Mungkin karena latar budaya Lucky lama tinggal di Jawa, bahasa-bahasa seperti itu terdengar sangat kasar. Tapi semenjak Lucky jadi orang Medan, kayanya itu hal yang biasa. Awalnya Lucky pernah sakit hati sama kawan pernah menyebut Lucky dengan sebutan yang kasar kaya gitu, Tapi lama-lama terbiasa aja dan udah wajar mungkin.

16.Apakah kamu mengetahui apa yang dimaksud dengan cyberbulling? Jika tahu, coba jelaskan!

Lucky tidak tahu kak apa itu cyberbullying

17.Apakah kamu pernah mengetahui berita kasus yang menyebabkan pengguna media sosial terjerat kasus hukum?


(34)

18.Peneliti menjelaskan contoh kasus Prita Mulyasari kepada informan) Bagaimana tanggapan kamu tentang kasus hukum yang menjerat para pengguna media sosial tersebut?

Oh, kalo itu menurut Lucky sih tergantung masing-masing pengguna ya kak. Meskipun kadang-kadang Lucky suka marah-marah di media sosial tapi Lucky tidak sebut nama orang/instansi yang Lucky maksud. Pernah ada diskusi dengan teman-teman organisasi yang membahas etika juga. Lucky sih enggak tahu apakah etika yang pernah dibahas tersebut berlaku disegala bidang atau khusus untuk bidang komunikasi saja. Lucky ingat kalau ada salah seorang senior di organisasi mengatakan kalau kita menulis sesuatu di ruang publik kita enggak boleh menulis sesuatu yang informasinya tidak jelas. Kalau memang ada kasus seperti itu, ya berarti kita harus lebih hati-hati ajalah.

19.Apakah ada pihak lain (selain teman) yang mencoba memberi pemahaman kepada kamu?

Lingkungan organisasi yang paling banyak memberikan pemahaman tentang dunia komunikasi, termasuk tentang tentang internet. Lucky malas baca buku atau nonton televisi soalnya kak. Jadi, Lucky enggak tahu tentang kasus-kasus seperti itu

20.Apakah kamu mengetahui tentang adanya Undang-Undang yang mengatur tentang kejahatan dunia maya?

Enggak tahu kak

21.Apakah kamu tahu tentang netiket?

Apa itu kak? Lucky belum pernah tahu soal itu

22.Lalu, apa saja yang kamu ketahui tentang etika komunikasi?

Pernah ada diskusi dengan teman-teman organisasi yang membahas etika juga. Lucky sih enggak tahu apakah etika yang pernah dibahas tersebut berlaku disegala bidang atau khusus untuk bidang komunikasi saja. Lucky ingat kalau ada salah seorang senior di organisasi mengatakan kalau kita menulis sesuatu di ruang publik kita enggak boleh menulis sesuatu yang informasinya tidak jelas, tidak boleh memfitnah orang atau lembaga resmi jadi kita harus benar-benar


(35)

menulis informasi yang berasal dari sumbernya langsung. Kita tidak boleh melakukan pencemaran nama baik, pokoknya kita harus sopan dan beretika ketika menulis maupun berbicara dengan orang secara langsung. Gitu kak.

23.Setelah mengetahui tentang hal tersebut, perubahan apakah yang kamu lakukan?

Sekarang, Lucky lebih sering nulis status tentang kata-kata indah, puisi dan semacamnya. Sebisa mungkin Lucky menghindari mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan ketika berinteraksi dengan teman facebook. lebih berhati-hati sama jenis tulisan yang mungkin bagi kita tidak menyinggung tapi bagi orang lain itu menyakitkan. Enggak enak jika dilihat oleh guru dan keluarga. Jadi, kalo buka facebook lebih sering membaca status orang aja atau berkomunikasi dengan keluarga yang di Bandung. Soalnya mamah juga menggunakan facebook Lucky untuk berkomunikasi dengan kerabat yang ada di Bandung.


(36)

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara dengan Informan Pertama, Gibran Fadillah


(37)

Proses mengamati aktivitas Informan Ketiga saat latihan parkour


(38)

(39)

(40)

Aktivitas Raja di facebook pada tahun 2015 (setelah memahami UU ITE dan Netiket)


(41)

(42)

(43)

(44)

Aktifitas Gibran di twitter setelah mengetahui UU ITE dan Netiket, gemar berbagi informasi


(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

Aktifitas terbaru Dilla di facebook (setelah ia mengetahui UU ITE dan Netiket)


(50)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Nadya Vristissya

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Kelahiran : Medan, 14 Oktober 1992

Umur : 23 Tahun

Status Marital : Mahasiswa

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Jl. Garu VI, Kecamatan Medan Amplas, Kelurahan Harjosari I

Email : tukangfoto.konser@gmail.com

Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negeri 060924, Medan Tamatan 2005

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 15, Medan Tamatan 2008 3. Sekolah Menengah Atas Swasta ERIA, Medan Tamatan 2011 4. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi, Medan sampai Sekarang Pengalaman Organisasi

No. Nama Organisasi

Kedudukan dalam Organisasi

Tempat Tahun

1 Fotografi Komunikasi

(Fokus) Anggota FISIP USU 2011-2012


(51)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1Telp (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA

: Nadya Vristissya

NIM

: 110904014

PEMBIMBING

: Dr. Nurbani M. Si

No. Tanggal Pertemuan Pembahasan Paraf Pembimbing

1 2

3 22 Desember 2014 Penyerahan BAB I-III

4 8 Januari 2015 Penyerahan Revisi BAB I-III

5 15 Januari 2015 Penyerahan revisi BAB II

6 4 Februari 2015 Pembahasan pedoman wawancara

7 9 Februari 2015 Penyerahan hasil wawancara


(52)

8 5 Maret 2015 Pembahasan hasil wawancara

9 31 Maret 2015 Pembahasan BAB II dan BAB IV

10 7 April 2015 Penyerahan Revisi BAB II dan BAB IV

11 9 Mei 2015 Penyerahan Skripsi Secara Keseluruhan

12 12 Juni 2015 Penyerahan Revisi BAB IV dan BAB V

13 1 Juli 2015

Pembahasan BAB IV, BAB V dan Daftar

Pustaka

14 Desember 2015

Penyerahan Revisi BAB I- V dan Daftar

Pustaka 15 29 Desember 2015 ACC Sidang

Dosen Pembimbing

Dr. Nurbani M. Si NIP. 196108021987012001


(53)

DAFTAR REFERENSI

Abraham. H. Maslow. 1994. Motivasi dan Kepribadian 1. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Al-Mighwar, Muammad. 2003. Psikologi Remaja: Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

________________. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

__________. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan, Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Brent D. Ruben dan Lea P.Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia.

Jakarta: Rajawali Pers.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Profesional Books. Effendy. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Hamidati, Anis, dkk. 2011. Komunikasi2.0: Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: ASPIKOM

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

Moleong. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya __________. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi . Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yokyakarta: Gajahmada University Press.


(54)

Papalia, Diane, Old, S. W., Feldman, R. D. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Education Methods. Beverly Hills: Sage Publication

Purba. Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Rahmat. Jalaludin Rahmat. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

__________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Saodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

Sumber lain:

http://m.bisnis.com//industri/read/20141115/105/273129/memanfaatkan-ledakan-data-jadi-peluang-bisnis-baru diakses tanggal 29 November 2014, pukul 23.30 WIB.

http://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.html diakses tanggal 29 November 2014, pukul 00.00 WIB.

http://enetter.blogspot.com/2012/12/apa-itu-internet-pengertian-jaringan-internet.html diakses tanggal 5 Desember 2014, pukul 22.55 WIB.

https://www.facebook.com/utry.tanjjung?fref=ts diakses tanggal 30 November 2014, pukul 10.00 WIB.

www.twitter.com/RizkyFebriandryArf.com diakses tanggal 30 November 2014, pukul 10.20 WIB.

http://metro.news.viva.co.id/news/read/553069-mereka-yang-dipenjara-karena-media-sosial diakses 1 Desember 2014, pukul 09.00 WIB.


(55)

http://rizkiafandi.blogspot.com/2013/10/etika-dan-kode-etik-menulis-di-media.html diakses tanggal 3 Februari 2015, pukul 08.00 WIB.

http://www.pustaka.ut.ac.id/etika-berkomunikasi-di-dunia-maya:-analisis- implementasi-pasal-27-sd-32-uu-informasi-dan-transaksi-elektronik-oleh-anak-anak-di-bawah-usia-13-tahun-melalui-jejaring-sosial-facebook-dan-twitter tanggal 3 Februari 2015, pukul 10.00 WIB.

http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-paradigma-apa-itu-paradigma.html diakses tanggal 1 Desember 2014, pukul 13.00 WIB

http://www.terwujud.com/2012/01/teori-belajar-konstruktivisme-kognitif.html diakses tanggal 4 Februari 2015, pukul 15.00 WIB

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4982/5%20BAB%20II. pdf?sequence=6 diakses tanggal 4 Februari 2015, pukul 15.45 WIB.

http://www.bimbingan.org/pengertian-media-sosial-menurut-ahli.html diakses tanggal 3 Desember 2014, pukul 16.00 WIB.

https://trys99.wordpress.com/2014/03/30/ciri-ciri-dan-perkembangan-media-sosial/ diakses tanggal 4 Desember 2014, pukul 19.00 WIB.

http://tweetadd.net/istilah-dan-simbol-dalam-twitter-yang-harus-anda-ketahui/ diakses tanggal 5 Februari 2015, pukul 03.00 WIB.

https://zulfiifani.wordpress.com/2010/10/12/teori-“uses-and-gratifications”/ diakses tanggal 5 Februari 2015, pukul 10.00 WIB.

https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2012/12/23/motif-dan-kepuasan-penggunaan-media/ diakses tanggal 13 Januari 2015, pukul 15.00 WIB. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-indahsucin-5645-3-babii.pdf diakses tanggal 10 Februari 2015, pukul 15.00 WIB.

http://raitosun.blogspot.com/2014/07/etika-penggunaan-internet-dan-media.html diakses tanggal 15 Maret 2015, pukul 20.00 WIB.

https://m.facebook.com/badut777/year/2013/ diakses tanggal19 oktober 2015, pukul 10.00 WIB.

m.kompasiana.com/boem/self-disclosure_5508f313a33311a8452e395a diakses tanggal 19 Oktober 2015, pukul 11.05 WIB.

etprof-bios-2014.blogspot.co.id/2014/11/cyber-ethics-etika-menggunakan-internet.html?m=1 diakses tanggal 27 November 2015, pukul 10.00 WIB.


(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).

Secara umum, metodologi kualitatif mempunyai ciri-ciri penelitian yang biasa digunakan (Kriyantono, 2010:56) yaitu diantaranya:

1. Intensif, peneliti akan menghabiskan waktu yang lama dalam melakukan penelitian, peneliti adalah instrument pokok penelitian.

2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan di lapangan dan bukti-bukti dokumenter lainnya.

3. Analisis data lapangan.

4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, kutipan-kutipan dan komentar-komentar.

5. Subjektif dan berada hanya dalam refrensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.

6. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

7. Hubungan antara teori konsep dan data: data memunculkan atau membentuk teori baru.

Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak dipermukaan itu (Bungin, 2006: 313). Penelitian ini menggambarkan fenomena yang terjadi disekitar lingkungan sosial.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Bungin, 2008: 76). Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu konstruksi


(57)

pemahaman remaja di kota Medan tentang etika komunikasi di media sosial facebook dan twitter.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang dapat dijadikan sumber data utama dimana dalam hal ini disebut sebagai informan. Informan adalah orang yang dapat dimanfaatkan memberi informasi yang berkaitan dengan penelitian (Bungin, 2008: 132). Remaja berusia 17-21 tahun pengguna media sosial yang aktif menggunakan facebook dan twitter maksimal 5 kali dalam seminggu. Mereka merupakan target yang ditetapkan sebagai subjek dalam penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Seorang peneliti harus mengetahui cara-cara atau pedoman yang harus dilakukan saat proses pengumpulan data karena hal tersebut sangat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode observasi

Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2008: 115). Pengumpulan data dengan cara observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi secara tersamar. Peneliti mengamati akun media sosial facebook dan twitter calon informan secara tersembunyi terlebih dahulu. Peneliti mengamati aktivitas calon informan yaitu berupa aktivitas mengunggah status, mengunggah foto atau membalas komentar. Selanjutnya peneliti melakukan proses wawancara.

2. Metode wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dimana percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2012: 186). Metode wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi sedalam-dalamnya terkait informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara juga


(58)

dilakukan sebagai teknik pengumpulan data agar peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak diperoleh saat proses observasi. Sehingga wawancara merupakan salah satu cara untuk menguatkan hasil obersvasi. Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu teknik wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh (Sugiono, 2009: 319). Agar proses wawancara berjalan dengan lancar, peneliti mempersiapkan sejumlah persiapan yakni mempersiapkan alat rekam dan alat dokumentasi serta menggunakan pedoman wawancara. 3. Metode kepustakaan

Metode kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, internet atau sumber lain yang dianggap memiliki hubungan dengan masalah penelitian (Moleong, 2012: 187). Peneliti menggunakan beberapa data yang dapat memperkuat hasil penelitian ini. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan informasi kepustakaan dari berbagai sumber seperti buku-buku, blog dan jurnal-jurnal penelitian.

3.4.1 Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari fenomena yang sedang terjadi. Kemudian peneliti memasuki situasi sosial tertentu yaitu dengan melakukan pengamatan aktivitas orang yang akan diteliti. Selanjutnya untuk memperkecil ruang lingkup penelitian agar hasil penelitian ini terfokus yaitu dengan menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive yaitu teknik penentuan informan dengan mempertimbangkan bahwa calon informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

Pemilihan sample dengan menggunakan teknik ini yaitu dengan menyusun kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria terpenting adalah subjek memiliki pengetahun yang cukup serta mampu menjelaskan keadaaan yang sebenarnya tentang objek penelitian (Kriyantono, 2010: 158). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah:


(59)

1. Golongan remaja usia akhir usia 17-21 tahun yang aktif menggunakan facebook dan twitter (maksimal 5 kali dalam seminggu)

2. Remaja tersebut merupakan warga kota Medan

3. “Berteman” dengan peneliti di media sosial facebook dan twitter. 3.4.2 Keabsahan data

Keabsahan data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan peneliti. Pada Penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data dengan cara mengecek kredibilitas data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiono, 2009: 363-372).

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Dezin (dalam Moleong, 2010: 330) membedakan empat macam triangulasi data diantaranya dengan memanfaatkan sumber, metode, peneliti dan teori. Dari keempat macam triangulasi data tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.

Triangulasi data sumber adalah teknik pemerikasaan data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987). Dalam mencapai kepercayaan tersebut, maka diambil langkah sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2010).


(60)

3. 5 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2012: 248) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Miles dan Huberman (Sugiono, 2009: 337), mengemukakan bahwa aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Adapun aktivitas analisis data yang dimaksud adalah:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh dicatat secara teliti dan rinci kemudian merangkumnya, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

Ini merupakan proses akhir dalam menganalisis data. Setelah seluruh rangkaian pengolahan data yang dilakukan secara berturut maka rangkaian terakhir adalah menarik kesimpulan.

Kegiatan analisis data ini akan dimulai dengan pengumpulan data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder. Hasil data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data kemudian disusun membentuk laporan yang sistematis. Hasil penelitian kemudian disajikan dalam bentuk pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan kemudian akan dianalisis untuk mengetahui “Bagaimanakah konstruksi pemahaman remaja di Kota Medan tentang etika komunikasi di media sosial


(61)

facebook dan twitter?” serta selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian.


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sesuai dengan konteks masalah yang menjadi sorotan peneliti yaitu tentang konstruksi pemahaman remaja di Kota Medan tentang etika komunikasi di media sosial, peneliti melakukan observasi terhadap akun facebook atau twitter. Kemudian melakukan wawancara terhadap informan. Selanjutnya hasil wawancara tersebut dianalisis. Penelitian ini melibatkan lima orang informan (remaja) yang berusia 17-21 tahun. Informan yang dicari adalah informan yang aktif menggunakan facebook atau twitter maksimal 6 kali dalam seminggu. Para informan tersebut merupakan warga kota Medan dan terhubung dengan peneliti dikedua akun media sosial tersebut.

Informasi yang diperoleh dari kelima informan dianggap sudah cukup dan jenuh. Artinya, informan terakhir tidak lagi memberikan informasi yang baru dari informan sebelumnya. Peneliti melakukan observasi sejak pertengahan Desember 2014-Maret 2015 dengan cara mencari akun media sosial facebook dan twitter yang sesuai kriteria penelitian. Proses pencarian tersebut dilakukan dengan cara menyaring para pengguna facebook dan twitter dari daftar pertemanan akun media sosial milik peneliti. Fokus observasi yang dilakukan peneliti yaitu terhadap postingan yang dilakukan informan pada akun facebook dan twitter para informan. Postingan yang diteliti terhitung sejak postingan tahun 2008 hingga postingan terakhir. Hal tersebut disesuaikan dengan kemunculan UU ITE No. 11 tahun 2008 sehingga peneliti dapat menilai bagaimana pemahaman remaja ketika dilihat dari postingan mereka sejak tahun 2008.

Proses penentuan informan bukanlah hal yang mudah, peneliti mengalami banyak kesulitan selama mencari calon informan. Peneliti tidak menyadari bahwa para pengguna yang terhubung dengan peneliti di-facebook kebanyakan adalah mereka yang berusia 25 tahun keatas. Apalagi, saat ini sudah jarang pengguna


(1)

ABSTRACT

This research is about the construction of teenager’s understanding about the ethics of communication in social media (descriptive qualitative study about construction of teenager’s understanding in social media facebook and twitter). The aim of this research is to understand the motive of teenager to use social media, the activity who teenager do in social media and the construction of teenager’s understanding about the ethics of communicationin social media. The relevance theory who used by the researcher in this research are communication theory, self disclosure theory, uses and gratification theory, new media theory, netiket and undang-undang of information and electronic transaction (UU ITE No. 11 Tahun 2008). In this research, the researcher use study qualitative descriptive which describe how teenager construct their understanding about the ethics of communicationin social media and narrated interpretatively ( giving the meaning and experience about the daily activities). And by the research will understand how the individual give the phenomena who can build their mind aboutthe ethics of communication. Information obtained through observation and in-depth interviews (in-depth interviews) to five of teenager aged 17-21 years old facebook and twitter users. These results indicate that the motives that encourage young people to choose and use social media are influenced by the environment and needs. Activities undertaken teenagers on facebook and twitter are closely linked with self-disclosure. This study found several ethics violations committed by teenager during do their activities in facebook and twitter. The construction process of understanding the teenager occurs in two ways: the process of assimilation and accommodation processes are supported by the environment and the role of the individual's own activeness in seeking and receiving stimulation can increase their knowledge. As a result, teenager understand the ethics of communication based on UU ITE and netiket. Researchers found that teenager do not always accept easily any new stimulation who their receives. Most teenagers refuse while the new stimulus until they feel that they need.

Keyword : understanding construction, teenager, the ethics of communication, the changes of behaviour, social media, netiket, UU ITE.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Paradigma Kajian ... 8

2.1.1 Konstruktivisme... 9

2.2 Landasan Teori ... 12

2.2.1 Komunikasi ... 13

2.2.2 New Media ... 16

2.2.3 Media Sosial ... 17

2.2.4 Teori Uses And Gratification ... 23

2.2.5 Teori Motif ... 25


(3)

2.3 Kerangka Teori... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Objek Penelitian ... 38

3.3 Subjek Penelitian ... 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Penentuan Informan... 39

3.4.2 Keabsahan Data... 41

3.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ... 44

4.1.2 Profil Informan ... 46

4.1.3 Hasil Pengamatan dan Wawancara... ... 57

4.1.4 Penyajian Data... 81

4.2 Pembahasan ... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 108

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN

- Pedoman Wawancara - Hasil Wawancara - Dokumentasi Penelitian - Biodata Peneliti


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Tabel Karakteristik Informan 56

4.2 Motif Remaja Menggunakan Media Sosial 82

4.3 Aktivitas Remaja di Facebook dan Twitter 86 4.4 Konstruksi Pemahaman Remaja Tentang Etika Komunikasi 92 4.5 Pemahaman Remaja Tentang Etika Komunikasi 96


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Jendela Self Disclosure 30


(6)

LAMPIRAN

- Pedoman Wawancara - Hasil Wawancara - Dokumentasi Penelitian - Biodata Peneliti