PENDAHULUAN Pengaruh Pengelolaan Tanaman Terpadu Terhadap Efisiensi Produksi Dan Ketahanan Pangan Petani Di Sentra Produksi Jagung Provinsi Jawa Barat

6 faktor ketidakstabilan modal usaha tani mutu hasil belum optimal, efisiensi usaha belum berkembang dan optimalisasi pendapatan melalui produksi subsektor tanaman sudah maksimal kecuali ada introduksi teknologi baru. Dengan adanya penerapan teknologi PTT jagung diduga akan mempunyai efisiensi yang lebih tinggi baik efisiensi teknik maupun efisiensialokatif dibandingkan dengan petani yang tidak menerapkan teknologi PTT jagung.Hasil penelitian Fadwiwati 2013 mengungkapkan bahwa penerapan komponen teknologi PTT jagung berupa penggunaan varietas unggul baru pada petani jagung di provinsi Gorontalo berdampak positif dan nyata terhadap peningkatan tingkat efisiensi teknis,efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomis dibandingkan dengan petani yang menggunakan varietas unggul lama.Pertanyaannya adalah bagaimanapenerapan teknologi PTT jagung mempengaruhi tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis petani jagung. Hasil penelitianSyuryawatietal. 2013 menunjukkan penerapan teknologi melalui pendekatan PTT lebih menguntungkan karena lebih unggul dibandingkan dengan yang diterapkan petani, ini ditunjukkan dengan nilai BC ratio 9,59 –14,76 dan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 10,3 persen sehingga sangat layak dikembangkan petani.Dengan penerapan teknologi PTT jagung akan berdampak terhadap produksi sertatingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dengan anggapan permintaan jagung tetapmaka kenaikan produksi akan berakibat harga jagung menurun. Walaupun hargajagung menurun namun karena kenaikan produksi yang jauh lebih tinggi maka penerapan teknologi PTT ini masih menyebabkan peningkatan pendapatan. Di sisi lain masih terdapatpetani yang tidak menerapkan teknologi PTT jagung yang produktivitasnya relatiftetap, tetapi di sisi lain harganya turun, maka diduga akan berakibat padapendapatan jagungnya menurun. Pertanyaannya adalah bagaimanapengaruh penerapan teknologi PTT jagung terhadap pendapatan petani jagung. Peta ketahanan dan kerentanan pangan 2009 DKP2009 melaporkan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan yang antara lain disebabkan tidak memadainya produksi pangan pokok dan kemiskinan. Program PTT sesuai dengan tujuannya meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan input produksi dan pelestarian sumberdaya diharapkan dapat memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan usahatani, karena dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien maka akan mempengaruhi biaya produksi sehingga pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pendapatan petani. Meningkatnya pendapatan petani akan mempengaruhi pada ketahanan pangan rumah tangga karena akses rumah tangga terhadap pangan sangat dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat dijadikan indikator bagi ketahanan pangan rumah tangga karena pendapatan merupakan salah satu kunci utama bagi rumah tangga untuk mengakses pangan.Pertanyaannya adalah bagaimana pengaruh pendapatan usahatani jagung terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani jagung. Tujuan Penelitian 7 Berdasarkan uraian-uraian padarumusan masalah,maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh penerapan teknologi PTT terhadap pendapatan dan kelayakan teknologi usahatani jagung. 2. Menganalisis pengaruh penerapan teknologi PTT terhadap efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis serta faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi petani jagung. 3. Menganalisis pengaruh penerapan teknologi PTT terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani jagung. 4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi derajat ketahanan pangan rumah tangga petani jagung. Kebaruan Penelitian Penelitian ini mengkaji bagaimana pengaruh Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT jagung terhadap : 1 efisiensi teknis usahatani jagung; 2 efisiensi alokatif usahatani jagung; dan 3 efisiensi produksi terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani jagung. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini difokuskan pada petani jagung di dua kabupaten sentraproduksi jagungdi Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi.Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini terbatas pada petaniyang menanam jagung di agroekosistem lahan kering dengan menerapkan komponen-komponen teknologi PTT jagung,serta merupakan alumni PTT jagung dan petani yang menanam jagung dengan tidak menerapkan komponen teknologi PTT jagung serta tidak ikut serta dalam PTT jagung.Varietas jagung yang ditanam adalah varietas jagung hibrida, komposit, dan varietas lokal. Varietas jagung hibrida merupakanvarietas yang bersumber dari balai penelitian, dinas pertanian, atau perusahaan swasta.Sedangkan varietas komposit dan lokal bersumber dari balai penelitian ataupun perusahaan swastamaupun dari petani yang benihnya ditanam dua sampai tiga kali musim tanamdengan tingkat produktivitas yang lebih rendah dari varietas hibrida. Analisis menggunakan data cross sectionuntuk 2 musim tanam tahun 20142015 sehingga tidakdapat menangkap fenomena antar waktu. Sumber data dalam penelitian ini adalahdata primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode survei danwawancara dengan bantuan kuesioner meliputi tingkat produksi jagung, harga-hargainput produksi, harga produksi jagung di tingkat petani, jumlah penggunaantenaga kerja, data sosial ekonomi rumahtangga petani, penggunaan inputusahatani dan sumber pendapatan rumahtangga. Data sekunder terkait dengankondisi wilayah geografis, suhu udara atau iklim, jenis penggunaan lahan sertapenduduk dan mata pencahariannya. Data sekunder diperoleh dari berbagaiterbitan dari instansi terkait, seperti Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian; Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; Balai Pengkajian 8 Teknologi Pertanian BPTPJawa Barat; Badan Pusat Statistik BPS baik tingkat nasional, provinsi maupunkabupaten;Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA tingkat provinsi maupun kabupaten;Dinas Pertanian Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat;Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut; Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi;serta instansi-instansi lainnya yang terkait dengan kebutuhanpenelitian. Penelitian ini terbatas pada analisis pendapatan dan kelayakan perubahan teknologi, analisis fungsi produksi stochastic frontier. Untuk menganalis ketahanan pangan rumah tangga, derajat ketahanan pangan rumah tangga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi probabilitas kategori derajat ketahanan pangan rumah tangga digunakan analisis silang pangsa pengeluaran pangan dan konsumsi energi per unit ekivalen dewasa sertamodel ordered logistic regression. Konsumsi energi per unit ekivalen dewasa digunakan menghitung konsumsi energi riil rumah tangga dengan perhitungan konsumsi energi riil rumah tangga, konsumsi energi per ekivalen orang dewasa, konsumsi energi seharusnya, dan persentase kecukupan energi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Efisiensi Produksi Sesuai prinsip dasar dalam ilmu ekonomi maka efisiensi produksi adalah dengan penggunaan input produksi tertentu, akan dapat dihasilkan output semaksimal mungkin atau untuk dapat memproduksi output tertentu dengan input dan biaya seminimal mungkin. Jika prinsip efisiensi produksi tersebut diaplikasikan pada proses kegiatan produksi pertanian maka petani akan berupaya mencapai suatu efisiensi dalam menggunakan input produksi. Apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya secara efisien maka akan terdapat tambahan kontribusi sektor pertanian, sebaliknya apabila petani tidak mengalokasikan input produksi secara efisien akan terdapat potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan usahatani dan menciptakan surplus. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan sumberdaya merupakan hal penting yang menentukan eksistensi berbagai peluang di sektor pertanian dan terkait dengan potensi kontribusinyaterhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rumahtangga taniWeesink et al. 1990. Farrell 1957 menyatakan alasan-alasan pentingnya pengukuran efisiensi yaitu i masalah pengukuran efisiensi produksi suatu industri adalah penting untuk ahliteori ekonomi maupun pengambil kebijakan ekonomi; ii alasan-alasanteoritis efisiensi relatif dari berbagai sistem ekonomi harus diuji, maka pentinguntuk mampu membuat pengukuran efisiensi aktual; iii perencanaanekonomi sangat terkait dengan industri tertentu adalah penting untukmeningkatkan output tanpa menyerap sumberdaya-sumberdaya tambahan ataumenaikkan efisiensinya. Dalam teori ekonomi mikro yang standar, konsep fungsi produksimembentuk dasar untuk deskripsi hubungan input-output bagi petani. Jikadiasumsikan faktor produksi homogen dan informasi lengkap tentang teknologiyang ada, fungsi produksi mewakili sejumlah metode untuk menghasilkan output.Untuk situasi tertentu, fungsi 9 produksi akan memberikan gambaran tentangteknologi produksi. Penghitungan efisiensi selanjutnya dapat dibuat relatifterhadap fungsi produksi. Secara khusus, inefisiensi teknis akan ditentukan olehjumlah penyimpangan dari fungsi produksi ini. Byerlee 1987, menyatakan pada istilah ekonomi, inefisiensi teknis mengacu pada kegagalan untukberoperasi pada fungsi produksi tersebut. Penyebab potensial inefisensi teknisadalah informasi tidak sempurna, kapabilitas teknis yang rendah dan motivasiyang tidak memadai Daryanto 2000. Farrell 1957 mengemukakan bahwa efisiensi produksi terdiri dari komponen teknis dan alokatif. Efisiensi teknis Technical EfficiencyTE merupakan kemampuan suatu unit usaha untuk dapat berproduksi sepanjang kurva isokuan yaitu menghasilkan output seoptimal mungkin dengan kombinasi input dan teknologi yang tertentu. Efisiensi alokatif Allocative EfficiencyAE merefleksikan kemampuan suatu unit usaha menggunakan input dalam proporsi yang optimal, sesuai dengan harganya masing- masing dan teknologi produksi. Kedua pengukuran ini kemudian digabungkan untuk mengukur total efisiensi ekonomi. Efisiensi Teknis TE Efisiensi teknis merupakan kemampuan untuk menghindari pemborosan dengan memproduksi output sebanyak mungkin dengan input dan teknologi yang ada atau dengan menggunakan input yang lebih sedikit dengan teknologi yang sama akan menghasilkan output yang sama. Sehingga efisiensi teknis merupakan menggunakan input seminimal mungkin atau menghasilkan output sebanyak mungkin.Coelli et al. 1998 menyatakan efisiensi teknis adalah kemampuan seorangprodusen atau petani untuk mendapatkan output maksimum dari penggunaansejumlah input atau kemampuan petaniuntuk berproduksi pada kurva batas isoquan frontier isoquan. Apabila suatu usahatani berada pada titik di fungsi produksi frontier artinyausahatani tersebut efisien secara teknis. Jika fungsi produksi frontier diketahuimaka dapat diestimasi inefisiensi teknis melalui perbandingan posisi aktual relatifterhadap frontiernya. Kumbhakar 2002 menyatakan bahwa efisiensi teknis menunjuk pada kemampuan untuk meminimalisasi penggunaan input dalam produksi sebuah vektor output tertentu atau kemampuan untuk mencapai output maksimum dari suatu vektor input tertentu. Seorang petani secara teknis dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan petani lainnya jika dengan penggunaan jenis dan jumlah input yang sama menghasilkan output secara fisik yang lebih tinggi.Efisiensi teknis diasosiasikan dengan tujuan perilaku untuk memaksimalkan output, seorang petani disebut efisien secara teknis apabila telah berproduksi pada tingkat batas produksinya dimana hal ini tidak selalu dapat diraih karena berbagai faktor seperti cuaca yang buruk, adanya binatang yang merusak atau faktor-faktor lain yang menyebabkan produksi berada di bawah batas yang diharapkan Battese dan Coelli 1995.Produsen yang efisien secara teknis dapat memproduksi sejumlah output yang sama dengan menggunakan setidaknya salah satu input yang lebih sedikit atau dapat menggunakan input yang sama untuk memproduksi setidaknya salah satu output yang lebih banyak. Menurut Alvarez dan Arias 2004 dalam Lubis Riatania 2014 mengemukan pengukuran efisiensi teknis menjadi penting karena dapat mengurangi biaya produksi dan membuat produsen menjadi lebih kompetitif. 10 Efisiensi Alokatif AE Efisiensi alokatif mengukur kemampuan suatu unit produksi dalam memilih kombinasi input yang dapat meminimalkan biaya dengan teknologi yangsama sehingga dapat memaksimalkan keuntungan. Efisiensi alokatif merupakan rasio antara total biaya produksi suatu output menggunakan faktor aktual dengan total biaya produksi suatu output menggunakan faktor optimal dengan kondisi efisien secara teknis.Efisiensi alokatif menunjukkan kemampuan seorang petani untukmenggunakan input pada proporsi yang optimal pada harga faktor dan teknologiproduksi yang tetap. Dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan petaniuntuk memilih tingkat penggunaan input minimum di mana harga-harga faktordan teknologi tetap. Efisiensi alokatif sudahmemperhitungkan faktor harga input.Seorang petani dikatakan efisien secaraalokatif apabila petani mencapai keuntungan maksimum pada saat nilai produkmarginal setiap faktor produksi sama dengan biaya marginalnya atau kemampuanpetani dalam menghasilkan sejumlah output pada kondisi minimisasi ratio biayainput Tylor et al. 1986; Ogundari Ojo 2006. Efisiensi alokatif mengacu padakemampuan petani merespon sinyal ekonomidan memilih kombinasi input optimal padaharga-harga input yang berlaku. Berdasarkankonsep efisiensi teknis dan alokatif, makadapat dikatakan bahwa proses produksi tidakefisien karena dua hal berikut Sumaryanto et al. 2003. Pertama, karena secara teknis tidakefisien. Ini terjadi karena ketidakberhasilanmewujudkan produktivitas maksimal, artinyaper unit paket masukan tidak dapatmenghasilkan produksi maksimal. Kedua,secara alokatif tidak efisien karena padatingkat harga-harga masukan dan keluarantertentu, proporsi penggunaan masukan tidakoptimum. Ini terjadi karena produk penerimaanmarginal marginal revenue product tidaksama dengan biaya marginal marginal costmasukan yang digunakan. Efisiensi Ekonomis EE Gabungan kedua efisiensi teknik danalokatif disebut Efisiensi Ekonomi EE, artinyabahwa produk yang dihasilkan baik secarateknik maupun secara alokatif efisien. Secararingkas dapat dikatakan efisiensi ekonomi sebagaikemampuan yang dimiliki oleh petani dalamberproduksi untuk menghasilkan sejumlahoutput yang telah ditentukan sebelumnya.Secara ekonomik efisien bahwa kombinasiinput-output akan berada pada fungsi produksifrontier dan jalur pengembangan usahaexpantion path. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi teknis dalamperkembangan selanjutnya menggunakan fungsi stochastic production frontierSPF. Berdasarkan artikel, ketiga pendekatan tersebut diperkenalkan secara lebihluas oleh Aigner, Lovell dan Schmidt 1977 maupun Meeusen dan Van denBroeck 1977. Berdasarkan pengertian di atas untukmencapai efisiensi ekonomi dapat dilakukandengan dua pendekatan yaitu a apabilabiaya yang tersedia sudah tertentu besarnya,maka menggunakan input optimal hanya dapatdicapai dengan cara memaksimumkan output.Kedua, jika output yang akan dicapai sudahtertentu besarnya, optimasi dari prosesproduksi ini hanya dapat dicapai dengan carameminimumkan biaya. Tingkat pencapaianefisiensi ekonomi sangat menentukan kesejahteraanpetani. 11 Ellis 1998; Ellis 2003 dalam Saptana 2011 menyebutkan terdapat 4 empat implikasi kebijakanyang dapat dihasilkan dari bahasan tentangefisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis, yaitu 1 Jika petani memang dibatasioleh teknologi yang tersedia, maka hanyaperubahan teknologi secara nyata yang dapatmeningkatkan kesejahteraan petani, 2Dengan asumsi bahwa petani secara alokatifresponsif terhadap perubahan harga, makakebijakan harga input dan output misalnya skema kredit atau subsidi pupuk mungkinmempunyai pengaruh yang sama pada biayayang lebih rendah, 3 Jika inefisiensi adalahakibat dari ketidaksempurnaan pasar, makamekanisme bekerjanya pasar harus diperbaiki, dan 4 Jika petani secara teknik inefisienmaka pendidikan dan penyuluhan pertanianperlu ditingkatkan.Selain itu, Ellis1988 mengemukakan inefisiensi teknis juga dapat disebabkan oleh perilakupetani terhadap risiko produksi, pada petani yang berperilaku menghindari risikoroduksi risk averse maka alokasi penggunaan input semakin rendah, sehinggaakan meningkatkan inefisiensi teknis. Metode Pengukuran Efisiensi Pengukuran tingkat efisiensi dan penggunaan input optimum secarakonvensional sering dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi.Pendekatan fungsi produksi menyangkut estimasi rata-rata dari fungsi produksi.Penggunaan input akan optimum atau efisien bila Nilai Produk MarjinalMarginal Value Product = MVP untuk masing-masing input sama dengan biayainput marjinal Marginal Factor Cost= MFC. Dalam pasar persaingan sempurna MFC =harga input. Bila NVP tidak sama dengan MFC, menunjukkan penggunaan inputtidak efisien. Pendekatan fungsi produksi rata-rata telah banyak digunakan dalamekonomi produksi untuk mengukur efisiensi alokatif. Namun Lau and Yotopoulus1971 menyebutkan untuk pendekatan fungsi produksi rata-rata mempunyaimasalah persamaan simultan yang bias dan mudah terjadi multikolinier.Pendekatan fungsi produksi frontier dilakukan untuk mengestimasifrontier dan bukan fungsi produksi rata-rata. Metodologi frontier pertama kalidiperkenalkan oleh Farrel 1957 dan telah berkembang secara luas digunakandalam aplikasi analisis produksi. Pengukuran efisiensi dapat dilakukan melalui dua carayaitu pengukuran berorientasi input input-orientated measures dan pengukuranberorientasi output output-orientated measures.Pengukuran efisiensi berorientasi input adalahmengukur efisiensi dari minimisasi biayapenggunaan input-input dalam usahatani untukmencapai output tertentu. Jika informasiharga-harga input tersedia maka efisiensialokatif dapat dihitung. Asumsi yang digunakan adalahconstant return to scale CRS memungkinkanteknologi untuk direpresentasikan denganmenggunakan unit isoquan. Pada kondisipengukuran berorientasi input input-oriented measures dapat menunjukkan kondisi yangefisien penuh fully efficient atau unit isoquanyang efisien atau eficient unit isoquant EUI.Unit isoquan yang efisien menunjukkankombinasi input-input yang efisien secarateknis yang digunakan untuk memproduksisatu unit output. Seorang petani dikatakanefisien secara teknis dalam usahataninya jikapetani tersebut mampu menghasilkan outputyang sama, tetapi dengan jumlah 12 penggunaankombinasi input yang lebih sedikit. Nilaiefisiensi teknis TE bervariasi antara 0 dan 1.Jika TE = 1 menunjukkan petani secara teknisefisien penuh. Jika data harga input tersedia,efisiensi alokatif bisa ditentukan. Seorang petani dikatakan efisiensisecara alokatif AE jika petani yangbersangkutan beroperasi kurva isoquan yangbersinggungan dengan garis biaya isocost.Total efisiensi ekonomi EE adalah samadengan perkalian efsiensi teknis denganefisiensi alokatif. Dapat disimpulkan bahwaefisiensi teknis dan alokatif bisa diukur darisegi fungsi produksi frontier dan asosiasi first order condition FOC atau dengan menggunakandual fungsi biaya Taylor et al. 1986. Hasil kajian menunjukkan bahwaefisiensi teknis TE tidak harus berimplikasiefisiensi ekonomi maupun minimisasi biaya.Petani dapat mencapai TE dengan menggunakaninput tanpa mempertimbangkanharga-harga input produksi. Terlepas daritingkat produksi yang relatif tinggi, produsenyang mengikuti strategi ini tidak akan mungkinmeminimalkan biaya. Pengukuran efisiensimenurut Farrel semula sah untuk teknologirestriktif yang dicirikan oleh CRS atauhomogenitas linier. Analisis Farrel tidakmempertimbangkan level produksi optimalkarena skala produksi tidak terbatas padaCRS. Tetapi, pengukuran Farrel telahdigeneralisir menjadi teknologi yang kurangrestriktif Fare and Lovell 1978; Forsund andHjalmarsson 1979; dan Forsund et al. 1980. Metode pengukuran berorientasi output output-oriented measures ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Pengukuran Efisiensi Teknis dan Alokatif Beorientasi OutputSumber : Coelli, et al., 1998 Pada Gambar 1 dijelaskan denganmenggunakan kurva kemungkinan produksi production possibility frontier PPFyang direpresentasikan garis DD’. Garis ZZ’ adalah garis isocost yang ditariksecara tangensial ke kurva kemungkinan produksi. Sementara itu, titik Amenunjukkan petani yang berada dalam kondisi inefisien secara teknis. GarisAB menggambarkan kondisi yang inefisien secara teknis, yang ditunjukkan olehadanya tambahan output tanpa membutuhkan tambahan input. Berkenaan dengan kondisi tersebut, pada pendekatan ini rasio efisiensi teknis didefinisikan sebagai : 13 Dengan adanya informasi harga output yang digambarkan oleh garis isorevenue DD’ maka efisiensi alokatif dituliskan dalam bentuk : Sementara itu, kondisi efisien secara ekonomi ditujukkan oleh : Nilai rasio dari ketiga efisiensi tersebut berkisar antara 0 dan 1. Namun pendekatan ini mudah terkena kesalahan di dalam pengukuran measurement errors, sedangkan dalam proses pengambilan data di lapang kesalahan yang terjadi juga relatif tinggi. Namun pendekatan ini lebih banyakdigunakan karena sebagian besar petaniberperilaku maksimasi output.Efek inefisiensi itu dikurangkan padafrontier produksi dan ditambahkan padafrontier biaya Coelli et al.1998. Hal inidisebabkan untuk fungsi produksi merepresentasikanoutput maksimum, artinya inefisiensiyang terjadi menyebabkan tingkat output yangdicapai dalam praktek petani lebih rendah darioutput frontiernya. Pada fungsi biayamerepresentasikan biaya minimum, artinyainefisiensi yang terjadi mengakibatkan biayameningkat, sehingga biaya yang dikeluarkandalam praktek petani lebih besar dibandingkanbiaya frontiernya. Dalam produksi frontier, selain istilah parametrik dan non parametrik,dikenal juga istilah konsep stochastic dan deterministik. Menurut Farrel 1957pengukuran efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori yaitu parametrikfrontier dan non parametrik frontier. Model parametrik dibagi ke dalam modelstochastic Stochastic Frontier Analysis dan deterministik deterministic frontierCoelli et al. 1998. Ada dua macam pengukuran yang banyak digunakan untukmenghitung efisiensi teknis yaitu pendekatan parametrik dengan metodestochastic frontier dan pendekatan non parametrik yaitu metode Data EnvelopmentAnalysis DEA. Avenzora 2008 dalam Kalangi 2014 membandingkan metodeparametrik dan non parametrik. Model deterministikmengasumsikan bahwa deviasi dari frontier disebabkan oleh inefisiensi sementaradalam model stochastic, error disebabkan oleh gangguan statistik yang berasaldari gangguan diluar kontrol produksi dan berasal dari efek inefisiensi. Karenanyamasalah utama dalam model deterministik dan stochastic adalah dalampengukuran error Greene 1993. Keuntungan dari penggunaan pendekatan frontier statistik deterministikadalah hasil analisis dapat diuji kelayakan statistiknya. Kelemahan pendekatan initerletak pada diperlukannya bentuk fungsional tertentu dan semua penyimpangandari frontier disebut sebagai inefisiensi teknis. Kritik utama dari modeldeterministik frontier tersebut adalah tidak memperhitungkan pengaruh kesalahanpengukuran dan gangguan lainnya terhadap frontier. Semua deviasi dari frontierdiasumsikan sebagai hasil dari inefisiensi teknis. Aigner dan Chu 1968menyarankan bahwa untuk menghapus persentase dari sampel usahatani yangsangat dekat dengan frontier yang diestimasi dan melakukan estimasi ulangfrontier tersebut dengan menggunakan reduced sample. Hal ini yang dikenaldengan pendekatan probabilistic frontier, namun belum banyak yangmenggunakannya. Salah satu metode untuk menghilangkan gangguan tersebutadalah dengan pendekatan stochastic frontier, karena pada kenyataannya produksidipengaruhi oleh faktor diluar kontrol petani cuaca, iklim, dan pengukuranerror yang muncul dari usahatani dan inefisiensi teknis yang disebabkan