Efisiensi produksi dan perilaku petani terhadap risiko produktivitas cabai merah di Provinsi Jawa Tengah

(1)

EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU PETANI TERHADAP

RISIKO PRODUKTIVITAS CABAI MERAH

DI PROVINSI JAWA TENGAH

DISERTASI

S A P T A N A

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam

disertasi saya yang berjudul “EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU PETANI TERHADAP RISIKO PRODUKTIVITAS CABAI MERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH” merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang

dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua sumber

data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat

diperiksa kebenarannya.

Bogor, September 2011

SAPTANA


(3)

ABSTRACT

SAPTANA. Production Efficiency and Farmers’ Behavior on Productivity Risk of Red Chili in the Central Java Province (ARIEF DARYANTO as Chairman, HENY K. DARYANTO and KUNTJORO as Members of the Advisory Committee).

Red chili is considered to have high economic-value. Some of main problems in red chili farm business in the Central Java Province are the decrease of harvested area, low yield, fluctuating production, and unstable selling price. This study aims to analyze technical, allocative, and economic efficiencies, and farmers’ behavior that deals with the risks of yield and selling price. The model that used to estimate productitvity, productivity risk, and inefficiency function of the translog production functions frontier model with error heroscedastic.Average value of technical efficiency (TE) of large cayenne pepper and red chilli pepper are 0.84 and 0.93, respectively. The estimation results of allocative efficiency (AE) of farm large cayenne pepper and red chilli pepper are 0.61 and 0.61, respectively. The estimation results of economic efficiency (EE) of large cayenne pepper and red chilli pepper 0.51 and 0.57, respectively. Several socio-economic factors that affect the decrease of technical inefficiency of red chili are : (1) ratio of farm size of large red chili farming to total land area, (2) ratio of income from red chili farming to the total income of the households, (3) total household income, (4) formal education of household head, and (5) experience of household head in red chilli pepper farming. The large cayenne pepper farmers’ behavior on

yield is risk neutral, while their behavior on selling price was risk averse. The farmers behavior of red chili pepper on the risk of yield was risk neutral, but the

farmers’ behavior onselling price was risk takers. Policy implications to improve the efficiency of production and encourage farmers to become risk takers as the following : (1) at the available technology, the efforts focused on increasing TE which target farmer groups with low to moderate TE, (2) optimizing the use of production inputs, (3) agricultural extension especially red chili commodity must be truly innovative and specific-location, (4) the transformation of factor-driven to investment-driven, and then to farm innovation-driven, and (5) institutional strengthening of farmer groups, build institutional partnerships business, and develop agricultural insurance.

Key words:technical efficiency, alocative efficiency, productivity risk, stochastic frontier, large cayenne pepper, red chili peppers


(4)

RINGKASAN

SAPTANA. Efisiensi Produksi dan Perilaku Petani terhadap Risiko

Produktivitas Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah (ARIEF DARYANTO sebagai Ketua, HENY K. DARYANTO dan KUNTJORO sebagai Anggota Komisi Pembimbing).

Komoditas cabai merah tergolong komoditas bernilai ekonomi tinggi, merupakan komoditas unggulan, dan menduduki posisi penting dalam menu masakan penduduk Indonesia. Beberapa masalah pokok dalam pengembangan komoditas cabai merah khususnya cabai merah besar dan cabai merah keriting di Provinsi Jawa Tengah mencakup penurunan luas areal panen, produktivitas rendah, produksi tidak stabil, serta harga berfluktuasi. Kondisi tersebut menyebabkan petani dihadapkan pada risiko produktivitas dan harga yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis efisiensi produksi dan perilaku petani dalam menghadapi risiko produktivitas. Spesifikasi model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produktivitas, risiko produktivitas dan inefisiensi dengan menggunakan fungsi produksi translog stokastikfrontier dengan struktur variabel acak heterokedastisitas. Model Kumbhakar diadopsi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, risiko produktivitas, dan inefisiensi serta perilaku petani cabai merah besar dan cabai merah keriting dalam menghadapi risiko produktivitas. Untuk mengestimasi perilaku petani terhadap risiko harga digunakan fungsi utilitas kuadratik. Analisis strategi manajemen risiko baik produksi maupun harga dilakukan secara deskriptif.

Hasil estimasi nilai elastisitas dengan Stochastic Production Frontier

(SPF) dengan fungsi produktivitas translog menunjukkan faktor produksi yang berpengaruh secara positif terhadap produktivitas cabai merah besar adalah penggunaan benih, pupuk N, pupuk K2O, PPC/ZPT, pupuk organik, kapur, serta

tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Dengan fungsi produksi yang sama, hasil estimasi nilai elastisitas cabai merah keriting menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh positif terhadap produktivitas cabai merah keriting adalah penggunaan benih, pupuk N, pupuk P2O5, PPC/ZPT, pupuk organik, kapur, serta TKDK dan TKLK.

Rata-rata nilai efisiensi teknis (TE) dengan fungsi produksi translog stokastif frontier dengan struktur heterokedastisitas masing-masing untuk cabai merah besar dan cabai merah keriting adalah 0.84 dan 0.93. Hasil perhitungan efisiensi alokatif (AE) usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting masing-masing sebesar 0.61 dan 0.61. Hasil estimasi nilai efisiensi ekonomi (EE) usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting masing-masing sebesar 0.51 dan 0.57. Nilai TE tergolong tinggi, sedangkan nilai AE dan EE tersebut tergolong moderat.

Beberapa faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh nyata dalam menurunkan in-efisiensi teknis usahatani cabai merah besar adalah variabel rasio luas lahan garapan usahatani cabai merah besar terhadap total lahan garapan dan variabel rasio pendapatan dari usahatani cabai merah besar terhadap pendapatan total rumah tangga petani. Variabel dummy yang berpengaruh menurunkan


(5)

inefisiensi teknis adalah dummy pengetahuan teknologi budidaya, akses ke pasar input, akses ke pasar output, keanggotaan kelompok tani, dan variabel dummy perlakuan pasca panen. Sementara itu variabel dummy yang berpengaruh secara positip dan nyata terhadap inefisiensi teknis adalah variabel dummy akses ke sumber kredit. Faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap in-efisiensi teknis usahatani cabai merah keriting adalah variabel total luas lahan garapan usahatani cabai merah keriting, rasio luas lahan garapan usahatani cabai merah keriting terhadap total luas lahan garapan, pendapatan total rumah tangga petani, pendidikan formal KK, dan variabel pengalaman KK.

Terdapat lima input produksi yang berpengaruh positip terhadap risiko produktivitas usahatani cabai merah besar, yaitu : benih, pupuk N, pupuk K2O,

PPC/ZPT, dan TKLK. Hal ini menunjukkan input-input produksi tersebut bersifat meningkatkan risiko produktivitas. Sementara itu, terdapat lima faktor produksi yang berpengaruh secara negatif terhadap risiko produktivitas cabai merah besar, yaitu : pupuk P2O5, pupuk organik/kandang, kapur, pestisida/fungisida dan

TKDK. Input-input produksi tersebut bersifat menurunkan risiko produktivitas. Terdapat sembilan faktor produksi yang berpengaruh secara positip dan nyata terhadap risiko produktivitas cabai merah keriting, yaitu : benih, pupuk N, pupuk P2O5, pupuk K2O, PPC/ZPT, pupuk organik, kapur, serta dan TKDK dan TKLK.

Artinya input-input produksi tersebut bersifat meningkatkan risiko produktivitas. Sementara itu, hanya ada satu faktor produksi yang berpengaruh negatif terhadap risiko produktivitas, yaitu pestisida/fungisida. Penambahan penggunaan pestisida/ fungisida bersifat menurunkan risiko produktivitas.

Secara umum perilaku petani cabai merah besar terhadap risiko produktivitas adalah netral terhadap risiko produktivitas (risk neutral), sedangkan terhadap risiko harga adalah bersifat menghindari risiko harga (risk averse). Bagi petani cabai merah besar variasi produktivitas tidak mempengaruhi keputusan dalam usahatani, sedangkan variasi harga output yang diharapkan mempengaruhi keputusan dalam usahatani. Perilaku petani cabai merah keriting terhadap risiko produktivitas adalah netral terhadap risiko produktivitas (risk neutral), sedangkan terhadap risiko harga output bersifat berani mengambil risiko (risk taker). Bagi petani cabai merah keriting, selama masih memberikan keuntungan maka petani akan terus mengusahakan usahatani cabai merah keriting. Semakin tinggi keberanian petani mengambil risiko produktivitas semakin tinggi alokasi penggunaan input produksi dan produktivitas yang dicapai.

Strategi manajemen risiko produksi ex ante yang dilakukan petani adalah dengan mengadopsi pola tanam yang memasukkan komoditas cabai merah besar dan cabai merah keriting. Strategi manajemen risiko produksi interaktif (interactive) dilaksanakan melalui penggunaan masukan yang cenderung berlebih

(overuse) untuk bibit (cabai merah besar), pupuk P2O5 (cabai merah besar), pupuk

K2O (cabai merah keriting), serta kapur dan pestisida (cabai merah besar dan

cabai merah keriting). Strategi risiko produksi ex post, jika terjadi kegagalan usahatani, petani cenderung memilih menggunakan pendapatan dari usahatani lainnya, mengambil tabungan, menjual sebagian aset, serta meminjam dari pihak lain.


(6)

Implikasi kebijakan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mereduksi perilaku petani menghindari risiko produktivitas dan harga adalah : (1) Peningkatan produktivitas secara nyata hanya dapat dilakukan dengan inovasi teknologi baru dan adaptasinya di tingkat petani pengguna, (2) Upaya peningkatan efisiensi teknis cabai merah dapat dilakukan pada kelompok sasaran dengan nilai TE moderat dengan menggunakan materi penyuluhan yang inovatif dan kegiatan penyuluhan dengan pendekatan partisipatif, (3) Untuk mendukung peningkatan efisiensi alokatif (AE) pada usahatani cabai merah dilakukan melalui alokasi penggunaan faktor produksi secara lebif efisien, memperbaiki struktur pasar input dan output, serta kebijakan insentif, (4) Upaya menurunkan inefisiensi teknis usahatani cabai merah dapat dilakukan dengan meningkatkan luas lahan garapan usahatani, meningkatkan sumber-sumber pendapatan baru, meningkatkan keterampilan teknis dan kapabilitas manajerial petani, meningkatkan akses petani terhadap pasar input dan output, serta mendorong petani melakukan kegiatan penaganan pasca panen, (5) Untuk mendorong petani cabai merah berperilaku berani mengambil risiko produktivitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi budidaya rekomendasi, diversifikasi, rotasi tanaman, pengembangan infrastruktur pertanian, konsolidasi kelembagaan petani, dan pengembangan asuransi pertanian, dan (6) Upaya mendorong petani cabai merah untuk berperilaku berani mengambil risiko harga dapat dilakukan melalui strategi kemitraan usaha, memperbaiki sistem kontrak secara adil, dan mekanisme penegakan kontrak.

Kata Kunci: efisiensi teknis, efisiensi alokatif, risiko produktivitas, stokastik frontier, cabai merah besar, cabai merah keriting


(7)

Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2011 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a) Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjuan suatu masalah.

b) Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya


(8)

EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU PETANI TERHADAP

RISIKO PRODUKTIVITAS CABAI MERAH

DI PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :

S A P T A N A

NRP. H. 361 060 151

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(9)

Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup :

1. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS

Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

2. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. Ec.

Staf Pengajar pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka :

1. Dr. Ir. Harianto, MS

Staf Pengajar pada Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

2. Dr. Ir. Muchjidin Rachmat, MS


(10)

Judul Disertasi : Efisiensi Produksi dan Perilaku Petani terhadap Risiko Produktivitas Cabai Merah di Provinsi di Jawa Tengah

Nama : Saptana

NRP : H 361060151

Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui:

Komisi Pembimbing,

Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc Ketua

Dr. Ir. Heny K. Daryanto, MEc Prof. Dr. Ir. Kuntjoro

Anggota Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Ilmu Ekonomi Pertanian

Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tangal 6 Februari 1962

dari pasangan Bapak Sardjosriyono dan Ibu Sriyatun. Penulis beristrikan Dra.

Nanik Hidayati dan dikarunia tiga orang anak yang bernama Atika Dyah Perwita,

Atika Dian Pitaloka, dan Adetya Ni’am Saksama.

Pendidikan penulis sejak dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas

di selesaikan di Kabupaten Klaten, yaitu masing-masing SD Negeri Gatak, SMP

Negeri Kemalang, dan SMA Muhammadiyah I Klaten. Pada tahun 1982 penulis

melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, Jurusan

Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (SOSEK), Program Studi Agribisnis dan lulus

pada tahun 1987.

Pada tahun 1989 penulis bekerja sebagai peneliti pada Pusat Penelitian

Sosial Ekonomi Pertanian (PSE), yang sekarang bernama Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Kementerian Pertanian. Pada Tahun 1996 penulis memiliki jabatan

fungsional sebagai Ajun Peneliti Muda. Kemudian pada tahun 1996 penulis

melanjutkan jenjang pendidikan Magister di Program Studi Ilmu Ekonomi

Pertanian, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas biaya sendiri dan

lulus pada tahun 1999. Pada tahun 1999-2001 memiliki jabatan fungsional

sebagai Peneliti Muda, kemudian pada tahun 2002-2004 sebagai Peneliti Madya,


(12)

Pada tahun 2006 hingga kini penulis menjadi Peneliti Utama bidang Sosial

Ekonomi Pertanian pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Pada

September, tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Doktor pada

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor, dengan mendapat beasiswa dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis mendapatkan biaya penelitian


(13)

Persembahan

Disertasi ini kupersembahkan untuk :

Ayah suwargi dan ibunda tercinta, yang telah membesarkan, membimbing, serta senantiasa mengiringi dzikir dan doa sehingga ananda dapat menyelesaikan studi ini. Terima kasih ayah...ibu..., atas segenap kasih sayang dan bimbingannya. Mohon maaf hingga ayah telah berpulang ke Rohmatullah dan Ibu yang semakin tua, ananda belum mampu berbakti dengan sebaik-baiknya.

Istriku, terimakasih atas segenap pengorbanan, dukungan, kesabaran, dan pengertiannya selama ini.

Anak-anakku Atika Dyah Perwita, Atika Dian Pitaloka, dan Adetya Ni’am

Saksama maafkan ayah yang selama ini kurang memberikan perhatian dengan sepenuhnya. Kau laksana bintang gumintangku yang senantiasa bersinar dan aku doa-kan raihlah cita-citamu dengan segenap kesungguhan hati dan ketekunan.

Saudara-saudaraku, Kangmas Parwita, Mbakayu Tri Sulasmiati, Mas Sugiyono, Mas Parmono, serta adikku Ragil Marwanti; Eyang Kakung suwargi, Eyang Uti, Mbak Erna, dik Luluk, dik Rudy, dik Ema, dik Lilam terimakasih atas dukungan dan doa-nya selama ini.


(14)

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan hidayah-Nya, sehingga penulisan

disertasi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW., keluarga, dan para sahabatnya yang telah

mengajarkan kalam Allah kepada seluruh umat manusia. Disertasi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi

Ilmu Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Subsektor hortikultura dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan

baru dalam pembangunan pertanian. Salah satu komoditas hortikultura potensial

untuk dikembangkan adalah komoditas cabai merah, terutama cabai merah besar

dan cabai merah keriting. Beberapa alasan penting pengembangan komoditas

cabai merah, antara lain adalah komoditas bernilai ekonomi tinggi, komoditas

unggulan, menduduki posisi penting dalam menu masakan penduduk Indonesia,

komoditas substusi impor dan memiliki prospek ekspor yang baik, mempunyai

daya adaptasi yang luas, dan bersifat intensif tenaga kerja. Namun hingga kini,

usahatani komoditas tersebut tingkat produktivitasnya masih jauh di bawah

potensi maksimalnya, karena masih rendahnya tingkat produktivitas yang dicapai

petani.

Sejalan dengan kondisi di atas, disertasi ini berjudul : Efisiensi Produksi dan Perilaku Risiko Petani terhadap Risiko Produktivitas Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah. Judul ini terinspirasi dari fakta empiris yang


(15)

xii

menunjukkan masih rendahnya produktiktivitas dan tingginya risiko yang

dihadapi petani cabai merah besar dan cabai merah keriting di Jawa Tengah.

Metode pengukuran efisiensi produksi dan perilaku petani terhadap risiko

produktivitas akan menggunakan model estimasi stochastic production frontier

(SPF) dengan fungsi produksi Translog, sedangkan perilaku risiko petani terhadap

harga akan diestimasi dengan fungsi utilitas kuadratik. Dari hasil penelitian

tersebut diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas, tingkat efisiensi produksi (teknis, alokatif, dan ekonomi).

Selanjutnya dapat diidentifikasi pengaruh faktor-faktor produksi terhadap risiko

produktivitas dan inefisiensi teknis usahatani cabai merah, sumber-sumber

inefisiensi teknis, serta perilaku petani cabai merah dalam menghadapi risiko baik

produktivitas maupun harga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pengambil kebijakan terutama bagi pemerintah dan memberikan

inspirasi untuk penelitian-penelitian lebih lanjut dalam pengembangan komoditas

cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Terselesaikannya disertasi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang selalu

meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau yang sangat padat untuk

memberikan arahan, masukan dan bimbingan sejak tahap awal penyusunan


(16)

xiii

2. Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec, sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang

senantiasa menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan penulis dan

membuka wawasan penulis untuk memperdalam kajian disertasi, disela-sela

kesibukan beliau yang sangat padat.

3. Prof. Dr. Ir. Kuntjoro, sebagai Anggota Komisi Pembimbing, yang dengan

sabar memberikan masukan-masukan, bimbingan, dan motivasi yang sangat

membantu dalam penyelesaian disertasi ini.

4. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS., selaku Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup

yang telah memberikan banyak masukan, pertanyaan dan saran yang sangat

berguna untuk perbaikan disertasi ini.

5. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec., selaku Penguji Luar Komisi pada Ujian

Tertutup yang telah memberikan masukan, pertanyaan dan kritik yang sangat

berguna untuk perbaikan disertasi ini.

6. Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Ekonomi Pertanian atas ilmu-ilmu dan nasehat yang diberikan selama masa

perkulihan. Bapak adalah seorang dosen yang patut diteladani dalam proses

belajar mengajar, dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas.

7. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS., selaku wakil dari Program Studi Ilmu Ekonomi

Pertanian atas pertanyaan, masukan dan saran yang diberikan untuk perbaikan

disertasi ini.

8. Dr. Muhammad Firdaus, SP., MS., selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi


(17)

xiv

Ujian Tertutup dengan baik, serta pertanyaan, masukan dan saran yang

diberikan untuk perbaikan disertasi ini.

9. Dr. Ir. Harianto, MS., selaku Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka yang

telah memberikan bekal ilmu selama masa perkuliahan, masukan, pertanyaan,

dan kritikan untuk perbaikan disertasi ini.

10. Dr. Ir. Muchjidin Rachmat, MS., selaku Penguji Luar Komisi pada Ujian

Terbuka yang telah memberikan pertanyaan, masukan, dan saran untuk

perbaikan disertasi ini.

11. Prof(R). Dr. Ir. Achmad Suryana, MS., selaku Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian pada periode tersebut, yang telah memberikan

kesempatan dan beasiswa kepada penulis untuk melanjutkan studi pada

Progran Doktor.

12. Dr. Ir. Haryono, M.Sc., selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian periode ini, yang telah memberikan kesempatan dan dorongan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi pada Program Doktor.

13. Prof(R). Dr. Ir. Tahlim Sudaryanto, MS., selaku Kepala Pusat Penelitian

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada periode tersebut, yang telah

memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk melanjutkan

studi pada Program Doktor.

14. Dr. Ir. Handewi P. Saliem, MS., selaku Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian pada periode ini, yang telah memberikan kesempatan

dan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi pada Program


(18)

xv

15. Kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Brebes, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten

Purbalingga atas bantuan data dan informasi.

16. Kepada Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten

Brebes, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Purbalingga

atas bantuan data dan informasi.

17. Kepada teman-teman Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Kecamatan contoh

yang telah membantu dalam pengumpulan data primer di lapang.

18. Rekan-rekan penulis di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, yang telah

menjadi sahabat pada masa perkuliahan, teman berdiskusi, serta sahabat dan

teman dalam berbagi suka dan duka.

19. Rekan-rekan penulis di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

(PSE-KP), khususnya pada beberapa teman peneliti senior Dr. Ir. Sumaryanto, MS.,

Prof(R). Dr. Ir. Budiman Hutabarat MS., dan Dr. Ir. Bambang Sayaka, MS.,

tempat saya bertanya dan berdiskusi kalau menghadapi kesulitan dalam masa

kuliah maupun penyelesaian disertasi.

20. Semua pihak yang membantu dalam penyususunan disertasi ini dan telah


(19)

xvi

Jika ditemukan kebenaran, semua ilmu bersumber dari Allah, dan jika

terdapat kesalahan manusia tempatnya salah dan sepenuhnya menjadi tanggung

jawab penulis. Semoga disertasi ini memberikan sumbangan pemikiran yang

bermanfaat bagi pengambil kebijakan dan pengembangan keilmuan, amin.

Bogor, September 2011


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xxii

DAFTAR GAMBAR... xxvii

DAFTAR LAMPIRAN... xxviii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 12

1.4. Kegunaan Penelitian... 13

1.5. Keterbatasan Penelitian. ... 14

1.6. Kebaharuan Penelitian... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA... 20

2.1. Konsep Efisiensi ... 20

2.2. Pengukuran Efisiensi Berorientasi Input dan Output ... 23

2.2.1. Pengukuran Berorientasi Input (Input-Oriented Measures) ... 24

2.2.2. Pengukuran Berorientasi Output (Output-Oriented Measures) 27 2.3. Pengukuran Efisiensi Parametrik... 28

2.3.1. Frontier Parametrik Deterministik... 30

2.3.2. Frontier Statistik Deterministik ... 32

2.3.3. Frontier Statistik Stokastik ... 34

2.4. Pengaruh Perubahan Teknologi Terhadap Efisiensi Produksi... 38

2.5. Konsep Risiko dan Ketidakpastian ... 43

2.6. Studi Efisiensi pada Berbagai Usahatani Komoditas Pertanian ... 49

2.7. Studi Risiko pada Usaha Pertanian... 61

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 66

3.1. Sumber-Sumber Risiko... 66


(21)

xviii

3.3. Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko ... 68

3.4. Keterkaitan Perilaku Risiko Produksi dengan Alokasi Input dan Keuntungan ... 72

3.5. Model Stokastik Frontier dan Perilaku Risiko... 76

3.6. Model Pengukuran Risiko Harga... 83

3.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis dan Inefisiensi Teknis ... 85

3.8. Variabel Sosial Ekonomi Determinan Inefisiensi Teknis ... 88

3.9. Hipotesis ... 92

IV. METODOLOGI PENELITIAN... 94

4.1. Waktu dan Penentuan Lokasi Penelitian ... 94

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 96

4.3. Metode Pengambilan Contoh ... 100

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 103

4.5. Metode Analisis ... 104

4.5.1. Metode Analisis Dampak Input terhadap Produksi, Dampak Alokasi Input terhadap Risiko dan Inefisiensi Teknis, serta Perilaku Petani Produksi dalam Menghadapi Risiko ... 105

4.5.2. Spesifikasi Model Pendugaan Perilaku Petani terhadap Risiko Harga ... 110

4.5.3. Metode untuk Analisis Tingkat Efisiensi dan Sumber-Sumber Penyebab terjadinya Inefisiensi Teknis dengan Memasukkan Unsur Risiko ... 111

4.5.4. Metode untuk Analisis Persepsi Petani terhadap Risiko, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko dan Strategi Manajemen Risiko ... 117

4.5.5. Definisi Variabel... 119

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PETANI ... 125

5.1. Provinsi Jawa Tengah ... 125

5.1.1. Kabupaten Brebes ... 128


(22)

xix

5.1.3. Kabupaten Boyolali ... 131 5.1.4. Kabupaten Purbalingga... 133 5.2. Karakteristik Rumahtangga Petani ... 135 5.2.1. Umur Kepala Rumah Tangga Petani ... 135 5.2.2. Pengalaman Usahatani Cabai Merah ... 136 5.2.3. Pendidikan Kepala Rumah Tangga ... 137 5.2.4. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani ... 138 5.2.5. Keanggotaan dalam Keorganisasian Kelompok ... 139 5.2.6. Persepsi Petani tentang Aspek Pengetahuan Teknologi

Pertanian ... 140 5.2.7. Penguasaan Asset Lahan dan Alat Pertanian ... 141 5.3. Peta Status Komoditas ... 144 5.4. Aplikasi Teknologi dan Produktivitas Usahatani Cabai Merah ... 146 5.5. Perkembangan Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas ... 151 5.6. Harga Cabai Merah di Tingkat Produsen ... 156 5.6.1. Komoditas Cabai Merah Besar ... 156 5.6.2. Komoditas Cabai Merah Keriting... 162

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI

CABAI MERAH... 168 6.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah dan

Nilai Elastisitas Input terhadap Produktivitas... 168 6.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Model Fungsi

Produksi Frontier dengan Struktur Error Heteroskedastik pada

Produksi Cabai Merah Besar ... 168 6.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Model Fungsi

Produksi Frontier dengan Struktur Error Heteroskedastik pada

Produksi Cabai Merah Keriting ... 176 6.1.3. Nilai Estimasi Elastisitas Produktivitas terhadap Input pada

Produksi Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting ... 185 6.2. Analisis Tingkat Efisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomi Usahatani

Cabai Merah ... 190 6.2.1. Analisis Efisiensi Teknis Fungsi Produksi Translog Struktur


(23)

xx

6.2.2. Analisis Efisiensi Teknis dari Pendekatan Produksi Translog

Cabai Merah Keriting ... 192 6.2.3. Analisis Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomi ... 194 6.3. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Inefisiensi Teknis

Model Fungsi Produksi Frontier dengan Struktur Error

Heteroskedastik pada Produksi Cabai Merah ... 203 6.3.1. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Inefisiensi Teknis

pada Produksi Cabai Merah Besar ... 203 6.3.2. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Inefisiensi Teknis

pada Produksi Cabai Merah Keriting... 215 6.3.3. Nilai Estimasi Elastisitas Inefisiensi Teknis terhadap Input

pada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah

Keriting ... 226 6.4. Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis

Cabai Merah... 231 6.4.1. Faktor-Faktor Utama yang Mempengaruhi Inefisiensi

Teknis Usahatani Cabai Merah Besar ... 231 6.4.2. Faktor-Faktor Utama yang Menjadi Determinan Inefisiensi

Teknis Usahatani Cabai Merah Keriting ... 242 6.5. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Risiko Produktivitas

Model Fungsi Produksi Frontier dengan Struktur Error

Heteroskedastik pada Produksi Cabai Merah ... 249 6.5.1. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Risiko

Produktivitas pada Usahatani Cabai Merah Besar ... 249 6.5.2. Karakteristik Faktor-Faktor Produksi terhadap Risiko

Produktivitas Usahatani Cabai Merah Keriting ... 257 6.5.3. Nilai Estimasi Elastisitas Risiko Produktivitas terhadap Input

pada Produksi Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting.. 265 6.6. Perilaku Petani Cabai Merah dalam Menghadapi Risiko Produktivitas

serta Dampaknya terhadap Alokasi Input dan Produktivitas... 270 6.6.1. Perilaku Petani Cabai Merah Besar terhadap Risiko

Produktivitas serta Dampaknya Terhadap Alokasi Input dan

Produktivitas ... 270 6.6.2. Perilaku Petani Cabai Merah Keriting dalam Menghadapi

Risiko Produktivitas serta Dampaknya terhadap Alokasi Input


(24)

xxi

6.7. Perilaku Petani Cabai Merah terhadap Risiko Harga ... 286 6.7.1. Perilaku Petani Cabai Merah Besar terhadap Risiko Harga ... 286 6.7.2. Perilaku Petani Cabai Merah Keriting terhadap Risiko Harga .... 292

VII. ANALISIS PENGEMBANGAN CABAI MERAH DAN

STRATEGI MANAJEMEN RISIKO... 297 7.1. Persepsi Petani Terhadap Risiko ... 297

7.1.1. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek

Produktivitas ... 297 7.1.2. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek

Efisiensi Teknis ... 299 7.1.3. Analisis Kebijakan Pengembangan Cabai Merah dari Aspek

Risiko Produktivitas dan Harga ... 303 7.2. Persepsi Petani terhadap Risiko ... 306 7.3. Persepsi Petani Cabai Merah Mengenai Faktor-Faktor yang

Berpengaruh terhadap Risiko... 313 7.4. Strategi Petani dalam Menghadapi Risiko... 315

7.4.1. Strategi Manajemen Risiko Ex-ante (Ex-ante Risk Management

Strategy)... 317 7.4.2. Strategi Manajemen Risiko Interaktif (Interactive Risk

Management Strategy)... 322 7.4.3. Strategi Manajemen Risiko Ex-post (Ex-post Risk Management

Strategy)... 330 7.5. Strategi Manajemen Risiko Melalui Kemitraan Usaha antara

PT. Heinz ABC dengan Petani Mitra ... 334

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 342 8.1. Kesimpulan ... 342 8.2. Saran ... 345

DAFTAR PUSTAKA... 348


(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Studi-studi Empiris Model Frontier pada Usahatani Beberapa

Komoditas Pertanian... 54

2. Inefisiensi Teknis dan Faktor-Faktor yang Menentukan

Inefisiensi Teknis Usahatani dalam Studi Frontier Stokastik... 59

3. Sebaran Responden Contoh menurut Kategori Responden dan

Lokasi Peneltian ... 102

4. Tipe iklim, Sifat-Sifat dan Penyebarannya di Provinsi

Jawa Tengah ... 127

5. Deskripsi Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes ... 128

6. Deskripsi Kecamatan Karangnongko, Ngawen, Jogonalan, dan

Manisrenggo di Kabupaten Klaten ... 130

7. Deskripsi Kecamatan Teras dan Selo, di Kabupaten Boyolali ... 132

8. Deskripsi Kecamatan Karang reja dan Karang Jambu

Kabupaten Purbalingga ... 134

9. Golongan Umur Kepala Keluarga Rumah Tangga Tani menurut

Jenis Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah ... 136

10. Pengalaman KK Rumah Tangga Petani dalam Usahatani

Cabai Merah Menurut Jenis Cabai Merah di Provinsi

Jawa Tengah ... 137

11. Pendidikan KK Rumah Tangga Petani dalam Usahatani Cabai Merah Menurut Jenis Cabai Merah di Provinsi

Jawa Tengah ... 137

12. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Cabai Merah Besar dan

Cabai Merah Keriting di Jawa Tengah, Tahun 2008-2009 ... 138

13. Keanggotaan KK Petani Cabai Merah menurut Jenis Cabai


(26)

xxiii

14. Persepsi Petani Tentang Aspek Pengetahuan tentang Teknologi Budidaya pada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah

Keriting di Jawa Tengah, Tahun 2008-2009... 141

15. Struktur Penguasaan Lahan Milik dan Garapan menurut Jenis Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting, di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2008-2009 ... 143

16. Status Komoditas didasarkan Profitabilitas dan Risiko Produksi menurut Persepsi Petani, di Kabupaten Brebes, Klaten, Boyolali,

dan Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 145

17. Struktur Input-Output Fisik per Hektar Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2008-2009 ... 147

18. Perkembangan Luas Areal Panen Cabai Merah di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2003-2007 ... 152

19. Perkembangan Produktivitas Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2003-2007 ... 153

20. Perkembangan Produksi Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2003-2007 ... 155

21. Perkembangan Harga Cabai Merah Besar Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2006 ... 157

22. Perkembangan Harga Cabai Merah Besar Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2007 ... 159

23. Perkembangan Harga Cabai Merah Besar Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2008 ... 161

24. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2006 ... 163

25. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2007 ... 165

26. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2008 ... 167

27. Hasil Estimasi Fungsi Produktivitas Translog Usahatani Cabai


(27)

xxiv

28. Hasil Estimasi Fungsi Produktivitas Translog Usahatani Cabai

Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009... 180

29. Nilai Estimasi Elastisitas Produktivitas terhadap Input dengan Fungsi Produksi Stokastik Translog, pada Usahatani Cabai Merah

Besar dan Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 188

30. Distribusi Nilai Efisiensi Teknis (TE) menurut Kelompok TE pada Usahatani Cabai Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 191

31. Distribusi Nilai Efisiensi Teknis (TE) menurut Kelompok TE pada Usahatani Cabai Keriting di Jawa Provinsi Tengah,

Tahun 2009 ... 193

32. Distribusi Nilai Efisiensi Alokatif (AE) menurut Kelompok AE pada Usahatani Cabai Merah Besar, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 196

33. Distribusi Nilai Efisiensi Ekonomi (EE) menurut Kelompok EE pada Usahatani Cabai Merah Besar, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 198

34. Distribusi Petani Menurut Kelompok Nilai AE Usahatani

Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 200

35. Distribusi Petani Menurut Kelompok Nilai EE Usahatani

Cabai Merah Keriting di Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 202

36. Hasil Estimasi Fungsi Inefisiensi Teknis Usahatani Cabai Merah

Besar di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 206

37. Hasil Estimasi Fungsi Inefisiensi Teknis Usahatani Cabai Merah

Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 217

38. Nilai Estimasi Elastisitas Inefisiensi Teknis terhadap Input dengan Fungsi Produksi Stokastik Translog, pada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting, di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 228

39. Hasil Estimasi Parameter Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis pada Usahatani Cabai Merah Besar, di Provinsi Jawa Tengah,


(28)

xxv

40. Hasil Estimasi Parameter Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis pada Usahatani Cabai Merah Keriting, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 244

41. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Produktivitas Usahatani Cabai Merah

Besar di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 251

42. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Produktivitas Usahatani Cabai Merah

Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 258

43. Nilai Estimasi Elastisitas Risiko Produktivitas terhadap Input dengan Fungsi Produksi Stokastik Translog, pada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 268

44. Perilaku Petani Cabai Merah Besar terhadap Risiko Produktivitas,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 271

45. Pengaruh Perilaku Risiko Petani dalam Alokasi Input pada Usahatani Cabai Merah Besar, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 272

46. Karakteristik Petani Cabai Merah Besar terhadap Perilaku

Risiko Produktivitas, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 277

47. Konsekuensi Perilaku Risiko Produktivitas Petani Cabai Merah Besar terhadap Alokasi Input dan Tingkat Produktivitas di Provinsi

Jawa Tengah, ... 278

48. Perilaku Petani Cabai Merah Keriting terhadap Risiko Produktivitas

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 279

49. Pengaruh Perilaku Risiko Petani dalam Alokasi Input pada Usahatani Cabai Merah Keriting, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 280

50. Karakteristik Petani Cabai Merah Keriting terhadap Perilaku

Risiko Produktivitas, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 285

51. Konsekuensi Perilaku Risiko Produktivitas Petani Cabai Merah Keriting terhadap Alokasi Input dan Tingkat Produktivitas,

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 286

52. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Besar di Provinsi


(29)

xxvi

53. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Keriting di

Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 293

54. Persepsi Petani mengenai Risiko Usahatani Cabai Merah Besar

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 308

55. Persepsi Petani mengenai Risiko Usahatani Cabai Merah Keriting

di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 312

56. Persepsi Petani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting Mengenai Urutan Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Risiko, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 314

57. Strategi Manajemen RisikoEx ante pada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 321

58. Strategi Manajemen RisikoInteractivepada Usahatani Cabai Merah Besar dan Cabai Merah Keriting, di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun ... 323

59. Strategi Manajemen RisikoEx postpada Usahatani Cabai Merah


(30)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pengukuran Efisiensi Teknis dan Alokatif Orientasi Input... 26

2. Pengukuran Efisiensi Teknis dan Alokatif Orientasi Output... 27

3. Fungsi Produksi Frontier Statistik Stokastik... 37

4. Konsep Efisiensi berdasarkan Fungsi Produksi dengan Perbaikan

Teknologi ... 42

5. Teori Utilitas Pilihan dengan Memasukkan Unsur Risiko... 70

6. Keputusan Produksi di bawah Risiko ... 74

7. Kerangka Alur Pikir Efisiensi Produksi dan Perilaku Petani Terhadap Risiko Produksi Komoditas Cabai Merah di

Jawa Tengah... 91

8. Sebaran Petani Menurut Efisisensi Teknis Cabai Merah Besar... 192

9. Sebaran Petani Menurut Efisisensi Teknis Cabai Merah Keriting.... 194

10. Distribusi Petani Menurut Efisiensi Alokatif Usahatani

Cabai Merah Besar ... 196

11. Distribusi Petani Menurut Efisiensi Ekonomi Usahatani

Cabai Merah Besar ... 199

12. Distribusi Petani Menurut Kelompok Efisiensi Alokatif Usahatani

Cabai Merah Keriting... 201

13. Distribusi Petani Menurut Efisiensi Alokatif Usahatani


(31)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Estimasi Fungsi Produktivitas Translog Heteroskedastisitas Usahatani Cabai Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 366

2. Hasil Estimasi Fungsi Produktivitas Translog Struktur

Heteroskedastisitas Usahatani Cabai Merah Keriting di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2009... 368

3. Hasil Estimasi Efisiensi Teknis (TE), Efisiensi Alokatif (AE), dan Efisiensi Ekonomi (FE), Usahatani Cabai Merah Besar, di

Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 370

4. Hasil Estimasi Efisiensi Teknis (TE), Efisiensi Alokatif (AE), dan Efisiensi Ekonomi (FE), Usahatani Cabai Merah Keriting, di

Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 375

5. Hasil Estimasi Fungsi Inefisiensi Teknis Usahatani Cabai Merah

Besar di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 378

6. Hasil Estimasi Fungsi Inefisiensi Teknis Usahatani Cabai Merah

Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009... 380

7. Contoh Prosedur Perhitungan Inefisiensi Alokatif terhadap Input Pupuk N pada Petani Cabai Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 382

8. Contoh Prosedur Perhitungan Inefisiensi Alokatif terhadap Input Pupuk N pada Petani Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 387

9. Hasil Estimasi Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Usahatani Cabai

Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009... 390

10. Hasil Estimasi Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Usahatani

Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 391

11. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Produktivitas Usahatani


(32)

xxix

12. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Produktivitas Usahatani

Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 ... 394

13. Prosedur Perhitungan Perilaku Risiko Terhadap Input Pupuk N Pada Petani Cabai Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 396

14. Prosedur Perhitungan Perilaku Risiko Terhadap Input Pupuk N Pada Petani Cabai Merah Keriting di Provinsi Jawa Tengah,

Tahun 2009 ... 406

15. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Besar di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2009... 410

16. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Keriting di


(33)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Dari sisi

penawaran atau produksi, luas wilayah Indonesia dengan keragaman

agroklimatnya memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman

hortikultura, yang mencakup 323 jenis komoditas terdiri atas 60 jenis komoditas

buah-buahan, 80 jenis komoditas sayuran, 66 jenis komoditas biofarmaka dan 117

jenis komoditas tanaman hias (Ditjen Hortikultura, 2008).

Teknologi merupakan bagian dalam pembangunan pertanian untuk

meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Mosher (1966)

mengemukakan paling tidak terdapat 5 (lima) syarat mutlak yang harus dipenuhi

agar pembangunan pertanian dapat tumbuh dan berkembang secara progresif,

yaitu : (1) Adanya pasar bagi produk-produk agribisnis, (2) Teknologi yang

senantiasa berubah, (3) Tersedianya sarana dan peralatan produksi secara lokal,

(4) Adanya perangsang produksi bagi produsen, dan (5) Adanya fasilitas

transportasi. Perubahan teknologi, dalam arti semakin maju atau inovatif,

merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi agar sistem produksi

cabai merah besar dan cabai merah keriting dapat berkembang. Teknologi baru

yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan, baik dalam rangka


(34)

2

teknologi yang sama sekali baru (technology invention) merupakan salah satu sumber pertumbuhan produktivitas terpenting.

Just dan Pope (1979) mengemukakan bahwa hampir setiap proses

produksi terutama produksi pertanian, risiko produksi memainkan peranan yang

sangat penting dalam keputusan alokasi penggunaan input, yang akhirnya

berpengaruh pada tingkat produktivitas yang dicapai. Analisis risiko produksi

yang dikembangkan oleh Just dan Pope sangat penting untuk kegiatan manajemen

risiko produksi, yaitu untuk memutuskan apakah input produksi tertentu yang

digunakan dalam kegiatan usahatani harus ditambah atau dikurangi.

Dalam analisis risiko produksi perlu dilakukan analisis mengenai perilaku

petani dalam menghadapi risiko produksi. Analisis perilaku risiko produksi dapat

dilakukan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Kumbhakar (2002)

memperkenalkan cara penghitungan secara kuantitatif tentang perilaku risiko

produksi, sedangkan kajian perilaku risiko baik produksi maupun harga secara

kualitatif dilakukan antara lain oleh (Bond dan Wonder, 1980; Robison dan Barry,

1987; serta Adiyoga dan Soetiarso, 1999). Debertin (1986) memperkenalkan cara

penghitungan risiko harga secara kuantitatif dengan menggunakan model utilitas

kuadratik.

Pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku petani dalam menghadapi

risiko produksi dapat memberikan dasar pemahaman yang baik tentang

permasalahan produktivitas, terutama untuk usahatani komoditas bernilai ekonomi

tinggi seperti halnya komoditas cabai merah. Lebih lanjut Kumbhakar (2002)


(35)

3

menimbulkan bias terhadap estimasi parameter-parameter produksi dan efisiensi

teknis sehingga dapat menimbulkan kesalahan penafsiran terhadap fenomena

terjadinya penurunan produktivitas.

Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah

komoditas cabai merah, terutama cabai merah besar dan cabai merah keriting.

Beberapa alasan penting melakukan penelitian pada komoditas cabai merah

adalah: (1) Tergolong sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi (high economic value commodity) sehingga sangat potensial sebagai sumber pendapatan petani; (2) Adanya gejala pergeseran permintaan konsumen dari komoditas bernilai

rendah (padi, palawija) ke arah komoditas bernilai ekonomi tinggi (hortikultura

semusim) dalam literatur dinamakan “value ladder” atau struktur peningkatan nilai tambah pertanian (Daryanto, 2011); (3) Merupakan salah komoditas sayuran

unggulan nasional dan daerah, sehingga berpotensi sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi; (4) Usahatani cabai merah bersifat intensif tenaga kerja, sehingga

berpotensi untuk memecahkan masalah pengangguran dan kemiskinan di

pedesaan; (5) menduduki posisi penting dalam menu pangan sebab walaupun

diperlukannya dalam jumlah kecil (4 kg/kapita/tahun) namun hampir seluruh

menu masakan di Indonesia menggunakan cabai merah, posisi cabai merah tidak

dapat disubstitusi oleh komoditas lain; (6) Merupakan komoditas subtitusi impor

dan promosi ekspor, sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan; (7)

Gejolak harga komoditas cabai merah memiliki pengaruh yang cukup nyata

terhadap tingkat inflasi; (8) Mempunyai daya adaptasi yang luas, dari lahan sawah


(36)

4

merah melibatkan tenaga kerja muda terampil di perdesaan yang selama ini tidak

tertarik untuk terjun di sektor pertanian; (10) Mempunyai manfaat yang cukup

beragam baik penyedap makanan, bahan baku industri, bahan obat tradisional dan

manfaat kesehatan; dan (11) Memiliki beragam tujuan pasar, baik untuk pasar

tradisional, pasar modern (supermarket), maupun untuk industri pengolahan. Komoditas cabai merah besar banyak dibudidayakan oleh petani baik secara

tradisional maupun intensif baik pada agroekosistem lahan sawah dataran rendah

maupun lahan kering dataran tinggi. Komoditas ini termasuk ke dalam kelompok

rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan, kaya

akan vitamin dan mineral, serta sebagai bahan obat tradisional. Komoditas cabai

merah besar dalam bentuk segar antara lain mengandung (Setiadi, 2008): kalori 31

kal, protein 1 gram, lemak 0.30 gram, karbohidrat 7.30 gram, kalsium 29 mg,

fosfor 24 mg, besi 0.50 mg, Vitamin A 470 Sl, Vitamin B1 0.05 mg, Vitamin C 18

mg, Niacin, Capsaicin, Pektin, Pentosan, Pati, air.

Manfaat cabai merah antara lain adalah sebagai bahan baku penyedap

makanan dan berkhasiat untuk kesehatan. Prajnanta (2002) mengidentifikasi

beberapa manfaat cabai merah, yaitu : (a) Rasa pedas pada cabai ditimbulkan oleh

zat capsaicin bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah, memperkuat jantung, nadi, dan saraf; mencegah flu dan demam; membangkitkan semangat

dalam tubuh (tanpa efek narkotik); (b) Mengkonsumsi cabai secara teratur dapat

menunda kerentaan tubuh; (c) Zat capsaicin ini juga mampu merangsang burung ocehan dan dapat merangsang ayam atau itik untuk bertelur; (d) Penderita


(37)

5

kali sehari; (e)Capsaicinjuga mengandung zat ekspektoran yang aktif meredakan batuk, mengencerkan lendir, serta meringankan penyakit asma dan bronkitis.

Walaupun komoditas cabai merah tergolong mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi, namun komoditas cabai merah menuntut pengelolaan usahatani secara

intensif, memiliki risiko gagal panen tinggi dan produktivitas jatuh, dan memiliki

karakteristik mudah rusak (perishable) sehingga dapat berdampak terhadap produksi dan pendapatan petani. Dalam pengembangan komoditas cabai merah

sangat dipengaruhi demikian banyak faktor, baik faktor yang dapat dikendalikan

petani (internal) maupun faktor yang tidak dapat dikendalikan petani (eksternal).

Ketika menjelang musim panen raya dan terjadi intensitas hujan yang tinggi

maka produksi dan kualitas cabai merah mengalami penurunan. Terjadinya

serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan intensitas hujan yang tinggi

menjelang musim panen merupakan risiko produksi yang harus dihadapi petani,

karena terjadinya serangan OPT dan intensitas hujan tidak dapat ditentukan secara

akurat pada saat awal tanam. Di samping itu, petani juga menghadapi risiko

fluktuasi harga, baik yang disebabkan pada masalah pasokan, distribusi maupun

kondisi permintaannya.

1.2. Perumusan Masalah

Secara umum permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

pengembangan usahatani cabai merah, khususnya di sentra-sentra produksi cabai

merah di Provinsi Jawa Tengah adalah belum terwujudnya ragam, kuantitas,


(38)

6

preferensi konsumen. Hal tersebut berkaitan dengan beberapa permasalahan

pokok sebagai berikut : (1) Pola pemilikan lahan yang sempit dan tersebar; (2)

Sistem usahatani yang kurang intensif karena lemahnya permodalan petani; (3)

Stagnasi teknologi budidaya yang tersedia; dan (4) Harga produk cabai merah

sangat fluktuatif, bahkan dalam jangka pendek sekalipun.

Permasalahan pokok dalam pengembangan usahatani cabai merah di Jawa

Tengah adalah masalah penurunan luas areal panen, produksi dan produktivitas.

Pada periode (2003-2007) terjadi penurunan luas areal panen cabai merah dari 172

ribu Ha (2003) menjadi 161 ribu Ha (2007) atau turun sebesar -6.57 persen

pertahun. Pada periode yang sama produktivitas juga mengalami penurunan dari

6.07 ton/Ha (2003) menjadi 5.07 ton/Ha (2007) atau turun sebesar -9.05 persen

pertahun. Penurunan luas areal dan produktivitas menyebabkan penurunan

produksi cabai merah di Provinsi Jawa Tengah. Produksi cabai merah turun dari

149 232 ton (2003) menjadi 139 961 ton (2007) atau mengalami penurunan

sebesar -5.52 persen pertahun (BPS Jateng, 2005-2007).

Petani cabai merah menghadapi permasalahan pokok lainnya, yaitu masalah

fluktuasi produktivitas dan harga cabai merah. Berdasarkan data rata-rata

produktivitas di Provinsi Jawa Tengah pada periode (2003-2007) menunjukkan

bahwa tingkat produktivitas cabai merah sangat berfluktuasi. Nilai koefisien

variasi produktivitas cabai merah di Jawa Tengah pada periode (2003-2007)

sebesar 38.29 persen.

Demikian juga halnya dengan harga bulanan tingkat produsen di Jawa


(39)

7

koefisien variasi harga bulanan cabai merah besar tingkat produsen di Jawa

Tengah pada tahun 2006, 2007, dan 2008 secara berturut-turut sebesar 37.29,

29.20, dan 27.56 persen. Sedangkan untuk nilai koefisien variasi harga bulanan

cabai merah keriting tingkat produsen di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2006,

2007, dan 2008 secara berturut-turut 49.26, 30.21; dan 38.34 persen. Harga

berfluktuasi antar bulan dalam musim dan tahun yang sama, bahkan berdasarkan

informasi harga di pusat-pusat pasar seperti di Pasar Induk Sengon Kabupaten

Brebes dan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Kuta Bawah, Kabupaten

Purbalingga, serta STA di Sewukan Kabupaten Magelang harga cabai merah

mengalami berfluktuasi secara harian. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani

cabai merah di Provinsi Jawa Tengah menghadapi risiko produktivitas dan harga

cabai merah yang moderat hingga tinggi. Bahkan pada periode Desember 2010– Januari 2011 fluktuasi harga cabai merah meningkat sangat tajam dengan

koefisien variasi jauh di atas 37 persen.

Secara teoritis terdapat tiga sumber pertumbuhan produktivitas, yaitu

perubahan teknologi (technological change/TC), peningkatan efisiensi teknis (technical efficiency, TE), dan skala usaha ekonomi (economic of scale/ES) (Coelli et al., 1998). Bokusheva dan Hockmann (2004) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab turunnya produktivitas adalah terjadinya

inefisiensi teknis. Banyak studi-studi di negara-negara berkembang yang

mengkaji tentang tingkat efisiensi teknis dan penyebab terjadinya inefisiensi

teknis, namun sebagian besar dari penelitian tersebut tidak mempertimbangkan


(40)

8

mengemukakan bahwa besar-kecilnya alokasi penggunaan input-input produksi

dalam usahatani sangat dipengaruhi oleh perilaku petani dalam menghadapi risiko

produksi. Kumbakhar (2002) telah mengemukakan bahwa produksi suatu

komoditas dipengaruhi oleh efisiensi tidaknya dalam alokasi penggunaan input,

ada tidaknya masalah in-efisiensi teknis yang berkaitan dengan kapabilitas

manajerial petani, dan faktor risiko produksi dalam usahatani.

Penurunan luas areal panen, produksi, dan produktivitas cabai merah yang

terjadi di Provinsi Jawa Tengah harus dilihat dari bagaimana para petani cabai

merah baik cabai merah besar maupun cabai merah keriting mengalokasikan input

produksi yang digunakan dalam kegiatan usahataninya. Berdasarkan tinjauan

teoritis dan data sekunder maka masalah rendahnya produktivitas cabai merah di

Provinsi Jawa Tengah dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

stagnasi teknologi budidaya, masalah belum tercapainya efisiensi teknis dan

inefisiensi teknis dalam mengalokasikan input-input yang digunakan, dan perilaku

petani dalam menghadapi risiko produksi yang selanjutnya berpengaruh terhadap

alokasi penggunaan input-input produksi. Tingkat alokasi penggunaan input

produksi oleh petani akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan,

tingkat produktivitas, dan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat efisiensi

yang dicapai petani (Kumbhakar, 2002).

Berdasarkan jenisnya, cabai merah yang paling dominan diusahakan adalah

cabai merah besar dan cabai merah keriting. Kedua jenis cabai merah tersebut

memiliki karakteristik yang berbeda baik dari aspek agronomi, ekonomi,


(41)

9

untuk cabai merah besar adalah Varietas Hot Biola, Hot Beauty, Hot Chili, Gada,

Laras, Adipati, dan Krisna dan varietas unggul lokal TIT segitiga dan TIT Randu,

TIT Super. Sementara itu, untuk cabai merah keriting adalah Varietas Tampar,

TM 888, TM 999, Laris, Lado, Taro. Secara umum alokasi penggunaan input

untuk cabai merah besar lebih tinggi dibandingkan cabai merah keriting, sehingga

produktivitas cabai merah besar lebih tinggi dibandingkan cabai merah keriting.

Dari aspek ekonomi jenis cabai merah keriting rata-rata memiliki harga jual yang

lebih tinggi dibandingkan harga jual cabai merah besar.

Dalam usahatani cabai merah, risiko produksi merupakan variasi output

yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti perubahan iklim (kekeringan,

kebanjiran), serangan OPT (beberapa jenis hama : Trips, Kutu daun, Tungau merah, Ulat, Kumbang, dan Lalat buah; beberapa jenis penyakit : antraknosa,

bercak daun, busuk daun, gugur daun, busuk buah, penyakit keriting daun, dan

penyakit layu daun atau layu tanaman), serta salinitas tinggi. Secara umum,

petani cabai merah di Jawa Tengah menghadapi risiko produksi dan harga.

Petani dalam mengahadapi risiko produksi dapat dikategorikan dalam tiga

kelompok yaitu perilaku menghindari risiko produksi (risk averse), netral terhadap risiko produksi (risk neutral), dan perilaku berani mengambil risiko produksi (risk taker) (Ellis, 1988; Kumbhakar dan Lovell, 2000; dan Kumbhakar, 2002). Ellis (1988) mengemukakan bahwa sebagian besar petani kecil di

kebanyakan negara berkembang berperilaku menghindari risiko produksi (risk averse). Perilaku petani menghindari risiko produksi menyebabkan alokasi penggunaan input tidak efisien, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap


(42)

10

tingkat produktivitas usahatani. Beberapa studi mengemukakan bahwa petani

kecil lebih cenderung berperilaku menghindari risiko produksi, sebab risiko

produksi yang dihadapi jika terjadi kegagalan panen adalah tidak terpenuhinya

kebutuhan keluarga, bahkan pada level subsisten sekalipun (Lipton, 1968; Ellis,

1988). Namun demikian, perilaku petani cabai merah yang tergolong sebagai

komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi dalam menghadapi risiko produksi

perlu di kaji secara empiris. Selain itu, risiko produksi yang dihadapi petani cabai

merah besar dan cabai merah keriting dimungkinkan berbeda, karena adanya

perbedaan perilaku petani serta eksis tidaknya kelembagaan kemitraan usaha.

Perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi akan mempengaruhi

keputusan petani mengenai seberapa besar alokasi input-input produksi yang akan

digunakan dalam kegiatan usahatani cabai merah. Jumlah input produksi yang

digunakan oleh petani yang berperilaku sebagai pengindar risiko produksi (risk averse) akan berbeda dengan jumlah input yang alokasikan oleh petani yang berperilaku sebagai berani mengambil risiko produksi (risk taker) (Ellis, 1988). Selanjutnya dikemukakan bahwa keengganan petani dalam mengalokasikan input

produksi sesuai dengan paket rekomendasi disebabkan oleh kekawatiran petani

terhadap risiko produksi, sehingga menyebabkan petani berproduksi secara tidak

efisien. Terdapat kecenderungan bahwa petani cabai merah yang berperilaku

sebagai berani menghadapi risiko produksi (risk taker) akan mengalokasikan input lebih tinggi, sehingga tingkat efisiensi dan produktivitas yang dicapai lebih


(43)

11

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat inefisensi produksi

juga dipengaruhi oleh variabel sosial ekonomi dan demografi, seperti umur kepala

keluarga (KK), jumlah anggota rumah tangga (ART), tingkat pendidikan kepala

keluarga (KK), keikutsertaan dalam kelompok tani, keikursertaan dalam anggota

koperasi tani, pengetahuan tentang teknologi budidaya, penyuluhan pertanian,

pengalaman usahatani KK, pendapatan non pertanian (Battese dan Coelli, 1995;

Dev dan Hossain, 1995; Wilsonet al., 1998; Xu dan Jeffrey, 1998; Kurkalova dan Helen, 2000; Theingi dan Thanda, 2005; Msuya et al., 2005; dan Fabiosa et al., 2004). Faktor-faktor apa saja yang menjadi sumber inefisiensi teknis usahatani

cabai merah di Provinsi Jawa Tengah perlu diuji secara empiris di lapang.

Penelitian-penelitian tentang produktivitas, efisiensi dan risiko produksi

pada usahatani komoditas hortikultura dapat dikatakan sangat terbatas. Bahkan

studi efisiensi pada komoditas cabai merah yang memasukkan unsur risiko

produksi belum ada. Secara empiris masalah produktvitas, efisiensi, dan masalah

risiko baik risiko produksi maupun harga yang dihadapi petani komoditas cabai

merah menurut jenis (cabai merah besar dan cabai merah keriting) belum terjawab

dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut :

1. Fenomena penurunan produktivitas cabai merah besar dan cabai merah

keriting serta faktor-faktor apa yang menjadi determinan utama dalam upaya


(44)

12

2. Masih rendahnya efisiensi produksi cabai merah besar dan cabai merah

keriting serta faktor-faktor apa yang menjadi determinan utama untuk

meningkatkan efisiensi produksi dan menurunkan inefisiensi teknis.

3. Tingginya fluktuasi produktivitas dan harga menyebabkan petani cabai merah

besar dan cabai merah keriting dihadapkan pada risiko produktivitas dan

harga.

4. Bagaimana perilaku petani dalam menghadapi risiko produktivitas dan harga,

serta strategi manajemen risiko yang dilakukan petani oleh petani.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pokok tersebut di atas, maka tujuan umum

penelitian ini adalah untuk mengkaji efisiensi produksi komoditas cabai merah

menurut jenis cabai merah. Secara khusus, studi ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas usahatani

cabai merah besar dan cabai merah keriting.

2. Mengestimasi tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi usahatani cabai

merah besar dan cabai merah keriting.

3. Mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi inefisiensi teknis

usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting.

4. Mengkaji sumber-sumber penyebab terjadinya efek inefisiensi teknis dalam

usahatani cabai merah besar dan cabai merah keriting.

5. Mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi risiko produktivitas


(45)

13

6. Mengetahui perilaku petani cabai merah besar dan cabai merah keriting dalam

menghadapi risiko produktivitas dan harga.

7. Mengetahui strategi manajemen risiko petani cabai merah besar dan cabai

merah keriting dalam menghadapi risiko produktivitas dan harga.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ditetapkan, maka penelitian ini

diharapkan berguna :

1. Pada tataran ilmu pengetahuan, memberikan acuan model teoritis mengenai

perilaku petani cabai merah besar dan cabai merah keriting terhadap risiko

produktivitas, serta konsekuensinya terhadap alokasi penggunaan input,

tingkat produktivitas, efisiensi teknis dan tingkat pendapatan usahatani.

2. Sebagai rujukan pemerintah dalam menetapkan kebijakan peningkatan efisiensi

dan produktivitas cabai merah besar dan keriting yang didasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhi efisiensi produksi, sebaran efisiensi teknis dan alokatif,

serta perilaku petani terhadap risiko produktivitas dan harga. Sehingga dapat

dirumuskan upaya-upaya meningkatkan efisiensi produksi atau menurunkan

inefisiensi teknis, terobosan inovasi teknologi baru, strategi manajemen risiko

produksi, memperluas kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan petani.

3. Masukan bagi pelaku ekonomi terutama petani cabai merah sebagai bahan

pertimbangan pengambilan keputusan dalam alokasi penggunaan input


(46)

14

risiko baik risiko produksi maupun harga berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi

sehingga efisien, produktif dan berdayasaing.

4. Bagi kalangan akademisi seperti mahasiswa, dosen dan peneliti merupakan

bahan referensi maupun informasi bagi penelitian lebih lanjut secara lebih

mendalam dalam pengembangan metodologi maupun pengembangan

komoditas cabai merah yang efisien produktif, berdayasaing, dan

berkelanjutan.

1.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada aspek produksi di tingkat petani yang

mencakup analisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi

dengan memasukkan faktor-faktor inefisiensi dan unsur risiko prouktivitas.

Kemudian dilakukan analisis perilaku risiko produktivitas pada usahatani cabai

merah besar dan cabai merah keriting. Secara terpisah dilakukan analisis perilaku

petani cabai merah dalam menghadapi risiko harga. Penelitian ini, juga dilengkapi

kajian deskreptif kualitatif untuk menangkap aspek persepsi terhadap risisko,

perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dan harga, serta strategi

manajemen risiko yang dilakukan petani dalam menghadapi risiko produksi dan

harga. Dengan demikian, aspek di luar aspek produksi seperti aspek pengadaan

sarana produksi, pemasaran, dan industri pengolahan, serta perdagangan luar

negeri tidak tercakup dalam penelitian ini.

Keterbatasan yang dijumpai dalam penelitian di lapang adalah jumlah petani


(47)

15

antar petani mitra dan non mitra. Berkenaan dengan masalah tersebut, nilai

efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi, serta perilaku risiko produktivitas secara

kuantitatif yang dihasilkan hanya akan membandingkan antar jenis cabai merah

besar dan cabai merah keriting. Data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan data penampang lintang (cross section data) sehingga tidak dapat menangkap fenomena risiko produksi antar waktu, hal ini membawa konsekuensi

menghasilkan variasi yang cenderung rendah (underestimate). Oleh karena itu, penelitian lanjutan yang dapat menangkap fenomena risiko produksi antar waktu

dapat menggunakan data lengkap (panel data). Meskipun demikian penelitian ini secara terpisah telah menampilkan variasi produksi dan harga di tingkat petani

selama tiga tahun. Selanjutnya penelitian ini lebih memfokuskan estimasi tingkat

efisiensi teknis, efisiensi alokatif dan ekonomi berorientasi output. Penelitian

hanya difokuskan untuk melihat kombinasi penggunaan input produksi dalam

mencapai tingkat output maksimal dengan fungsi produktivitas translog,

sedangkan pendekatan yang menggunakan konsep minimisasi biaya yang paling

minimum dalam menghasilkan output yang optimal tidak menjadi fokus dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan Translog dengan

menggunakan Model Kumbhakar, karena fungsi produksi tersebut telah banyak

digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan dipandang kompatibel dengan

permasalahan yang diteliti, terutama terkait dengan efisiensi produksi, dampak

penggunaan input terhadap risiko produktivitas, dampak penggunaan input

terhadap inefisiensi teknis, serta perilaku petani dalam menghadapi risiko


(48)

16

Keterbatasan lainnya dalam penelitian ini, bahwa pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep Stochastic Production Frontier (SPF) dengan memasukkan unsur risiko produksi dalam kondisi frontier dengan menggunakan Model Kumbhakar. Pendekatan dalam mengukur efisiensi

lainnya seperti metode dekomposisi variabel efisiensi model Kopp and Diewert.

Pendekatan efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis yang dikemukakan Farell,

metodaData Envelopment Analysis danTotal Faktor Productivity tidak dijadikan pilihan dalam melakukan estimasi nilai efisiensi teknis yang dicapai. Kesempatan

untuk mengeksplorasi masing-masing pendekatan tersebut sangat terbuka,

sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber inspirasi bagi

penelitian-penelitian lanjutan.

1.6. Kebaharuan Penelitian

Penelitian tentang efisiensi produksi dan perilaku petani terhadap risiko

produksi cabai merah masih sangat terbatas. Kajian tentang analisis usahatani dan

pemasaran telah dilakukan (Sudaryanto et al., 1993); Lemlit, IPB, 1998; Agromedia, 2008). Studi tentang analisis keunggulan kompetitif komoditas

unggulan hortikultura yang mencakup komoditas cabai merah juga telah

dilakukan oleh Saptana et al. (2001). Kajian tentang pemantapan model pengembangan kawasan agribisnis sayuran sumatera (KASS) mencakup

komoditas cabai merah juga telah dilakukan oleh (Saptana et. al., 2004). Pengembangan kelembagaan kemitraan usaha komoditas hortikultura di Sumatera

Utara, Jawa Barat dan Bali juga mencakup komoditas cabai merah juga telah


(1)

No. UX2' UX2" UX2'" g (xi) q (xi) Px2/py Ux2'1 AR DR θ1 θ2 θ λ1 λ2 λ

1 -1.6E-29 8.4E-48 -9.3E-63 3.1E-01 -2.6E-01 2.5E-01 -2.5E-01 3.3E-47 3.7E-62 8.6E-48 1.8E+00 4.7E-48 7.0E+00 1.5E+00 4.6E+00 2 -3.3E-29 2.4E-47 -3.7E-62 2.5E-01 2.6E-01 2.5E-01 -2.5E-01 9.5E-47 1.5E-61 -2.4E-47 1.5E+00 -1.6E-47 5.3E+00 1.3E+00 4.0E+00 3 -9.1E-29 1.2E-46 -3.7E-61 2.9E-01 1.4E-01 2.7E-01 -2.7E-01 4.6E-46 1.4E-60 -6.4E-47 1.7E+00 -3.7E-47 6.3E+00 1.5E+00 4.4E+00 4 -6.8E-29 1.9E-46 -1.1E-60 2.7E-01 2.7E-01 2.5E-01 -2.5E-01 7.4E-46 4.3E-60 -2.0E-46 1.6E+00 -1.2E-46 5.8E+00 1.4E+00 4.2E+00 5 -4.2E-28 2.1E-45 -2.3E-59 3.8E-01 3.2E-02 3.5E-01 -3.5E-01 6.2E-45 6.8E-59 -2.0E-46 2.2E+00 -8.9E-47 9.3E+00 1.8E+00 5.2E+00 6 -3.0E-28 9.8E-45 -7.0E-58 3.5E-01 8.9E-02 3.5E-01 -3.5E-01 2.8E-44 2.0E-57 -2.5E-45 2.1E+00 -1.2E-45 8.2E+00 1.7E+00 4.9E+00 7 -1.5E-29 2.1E-47 -6.1E-62 2.8E-01 5.6E-01 2.9E-01 -2.9E-01 7.2E-47 2.1E-61 -4.0E-47 1.7E+00 -2.4E-47 6.2E+00 1.4E+00 4.3E+00 8 -2.6E-29 3.4E-47 -9.6E-62 2.5E-01 -4.2E-01 2.3E-01 -2.3E-01 1.5E-46 4.1E-61 6.1E-47 1.6E+00 3.9E-47 5.4E+00 1.3E+00 4.0E+00 9 -2.9E-29 6.4E-47 -3.1E-61 1.8E-01 1.8E-01 3.5E-01 -3.5E-01 1.9E-46 8.9E-61 -3.3E-47 1.3E+00 -2.6E-47 3.9E+00 1.2E+00 3.3E+00 10 -7.8E-29 1.3E-46 -4.9E-61 3.8E-01 -2.3E-01 2.9E-01 -2.9E-01 4.6E-46 1.7E-60 1.1E-46 2.3E+00 4.6E-47 9.5E+00 1.8E+00 5.2E+00 11 -2.1E-29 1.2E-46 -1.5E-60 1.9E-01 -8.3E-02 2.9E-01 -2.9E-01 4.1E-46 5.0E-60 3.5E-47 1.3E+00 2.6E-47 4.1E+00 1.2E+00 3.4E+00 12 -1.3E-28 3.9E-46 -2.5E-60 3.6E-01 9.1E-03 2.9E-01 -2.9E-01 1.3E-45 8.7E-60 -1.2E-47 2.1E+00 -5.7E-48 8.6E+00 1.7E+00 5.0E+00 13 -6.1E-29 3.3E-46 -3.9E-60 4.9E-01 -9.6E-02 3.5E-01 -3.5E-01 9.6E-46 1.1E-59 9.2E-47 3.1E+00 2.9E-47 1.4E+01 2.4E+00 6.0E+00 14 -1.0E-28 1.6E-46 -5.2E-61 2.5E-01 7.9E-02 2.9E-01 -2.9E-01 5.4E-46 1.8E-60 -4.3E-47 1.6E+00 -2.8E-47 5.5E+00 1.4E+00 4.0E+00 15 -3.6E-29 2.5E-46 -3.7E-60 2.0E-01 -9.3E-02 3.5E-01 -3.5E-01 7.2E-46 1.1E-59 6.7E-47 1.4E+00 4.9E-47 4.4E+00 1.2E+00 3.6E+00 16 -7.6E-29 2.3E-46 -1.6E-60 2.4E-01 1.2E-01 2.7E-01 -2.7E-01 8.7E-46 5.8E-60 -1.1E-46 1.5E+00 -6.9E-47 5.2E+00 1.3E+00 3.9E+00 17 -6.3E-29 6.2E-46 -1.3E-59 3.7E-01 1.1E-01 2.7E-01 -2.7E-01 2.3E-45 4.9E-59 -2.5E-46 2.2E+00 -1.1E-46 9.2E+00 1.8E+00 5.2E+00 18 -4.3E-29 1.6E-46 -1.3E-60 1.8E-01 2.5E-01 2.3E-01 -2.3E-01 6.9E-46 5.6E-60 -1.7E-46 1.3E+00 -1.4E-46 3.9E+00 1.2E+00 3.3E+00 19 -3.1E-29 8.5E-47 -5.0E-61 2.7E-01 -1.7E-01 2.3E-01 -2.3E-01 3.7E-46 2.2E-60 6.1E-47 1.6E+00 3.7E-47 5.9E+00 1.4E+00 4.2E+00 20 -1.0E-27 2.5E-44 -1.3E-57 2.9E-01 -3.5E-02 2.8E-01 -2.8E-01 8.8E-44 4.6E-57 3.1E-45 1.8E+00 1.7E-45 6.6E+00 1.5E+00 4.4E+00 21 -2.4E-29 1.3E-46 -1.6E-60 2.4E-01 -1.1E-01 2.8E-01 -2.8E-01 4.8E-46 5.8E-60 5.4E-47 1.5E+00 3.6E-47 5.1E+00 1.3E+00 3.9E+00 22 -5.2E-29 9.6E-47 -3.8E-61 1.9E-01 -1.4E-01 2.9E-01 -2.9E-01 3.3E-46 1.3E-60 4.8E-47 1.3E+00 3.6E-47 4.1E+00 1.2E+00 3.4E+00 23 -2.0E-29 1.2E-46 -1.6E-60 2.2E-01 -1.1E-01 3.5E-01 -3.5E-01 3.6E-46 4.7E-60 3.8E-47 1.4E+00 2.7E-47 4.7E+00 1.3E+00 3.7E+00 24 -3.1E-29 1.1E-46 -8.7E-61 1.9E-01 -9.2E-02 2.9E-01 -2.9E-01 3.9E-46 3.0E-60 3.6E-47 1.3E+00 2.7E-47 4.2E+00 1.2E+00 3.5E+00


(2)

Lampiran 14. Lanjutan

No. UX2' UX2" UX2'" g (xi) q (xi)

rasio

Px2/py Ux2'1 AR DR θ1 θ2 θ λ1 λ2 λ

25 -1.3E-28 4.3E-46 -3.1E-60 2.4E-01 -4.3E-02 1.9E-01 -1.9E-01 2.3E-45 1.6E-59 9.8E-47 1.5E+00 6.4E-47 5.3E+00 1.3E+00 4.0E+00 26 -3.6E-29 2.9E-47 -4.8E-62 2.3E-01 7.2E-02 2.7E-01 -2.7E-01 1.1E-46 1.8E-61 -7.7E-48 1.5E+00 -5.2E-48 5.0E+00 1.3E+00 3.9E+00 27 -1.3E-28 1.5E-45 -4.1E-59 2.7E-01 1.9E-02 2.5E-01 -2.5E-01 6.2E-45 1.6E-58 -1.2E-46 1.7E+00 -7.0E-47 6.0E+00 1.4E+00 4.2E+00 28 -7.0E-29 9.0E-47 -2.5E-61 3.4E-01 -5.7E-02 2.9E-01 -2.9E-01 3.1E-46 8.7E-61 1.8E-47 2.0E+00 8.8E-48 8.0E+00 1.6E+00 4.9E+00 29 -3.0E-29 4.8E-47 -1.7E-61 2.8E-01 1.5E-01 2.7E-01 -2.7E-01 1.8E-46 6.3E-61 -2.6E-47 1.7E+00 -1.5E-47 6.2E+00 1.4E+00 4.3E+00 30 -1.0E-28 1.4E-46 -4.4E-61 2.7E-01 9.6E-02 2.9E-01 -2.9E-01 5.0E-46 1.5E-60 -4.8E-47 1.6E+00 -3.0E-47 5.8E+00 1.4E+00 4.2E+00 31 -3.3E-29 9.8E-47 -6.2E-61 1.7E-01 -1.0E-01 1.9E-01 -1.9E-01 5.1E-46 3.2E-60 5.2E-47 1.2E+00 4.2E-47 3.7E+00 1.2E+00 3.2E+00 32 -4.2E-29 3.7E-47 -6.9E-62 1.9E-01 4.4E-02 2.4E-01 -2.4E-01 1.5E-46 2.9E-61 -6.8E-48 1.3E+00 -5.2E-48 4.2E+00 1.2E+00 3.5E+00 33 -6.4E-29 8.2E-47 -2.2E-61 1.8E-01 -1.1E-03 1.9E-01 -1.9E-01 4.3E-46 1.2E-60 4.5E-49 1.3E+00 3.5E-49 4.0E+00 1.2E+00 3.4E+00 34 -4.5E-29 8.0E-47 -3.1E-61 2.7E-01 -3.1E-01 1.9E-01 -1.9E-01 4.2E-46 1.6E-60 1.3E-46 1.6E+00 8.0E-47 5.9E+00 1.4E+00 4.2E+00 35 -5.3E-29 6.8E-47 -1.9E-61 2.1E-01 3.8E-02 1.9E-01 -1.9E-01 3.6E-46 9.8E-61 -1.4E-47 1.4E+00 -1.0E-47 4.4E+00 1.2E+00 3.6E+00 36 -4.9E-29 6.5E-47 -1.8E-61 2.1E-01 -4.7E-02 2.9E-01 -2.9E-01 2.2E-46 6.3E-61 1.1E-47 1.4E+00 7.7E-48 4.4E+00 1.2E+00 3.6E+00 37 -2.8E-29 6.2E-47 -2.9E-61 2.9E-01 -4.3E-01 2.9E-01 -2.9E-01 2.1E-46 1.0E-60 9.1E-47 1.8E+00 5.2E-47 6.6E+00 1.5E+00 4.4E+00 38 -1.8E-28 8.1E-46 -8.0E-60 1.1E-01 -4.5E-02 2.5E-01 -2.5E-01 3.3E-45 3.2E-59 1.5E-46 1.1E+00 1.4E-46 2.9E+00 1.1E+00 2.8E+00 39 -1.2E-28 6.4E-47 -7.3E-62 3.6E-01 -8.9E-02 1.9E-01 -1.9E-01 3.3E-46 3.8E-61 3.0E-47 2.1E+00 1.4E-47 8.6E+00 1.7E+00 5.0E+00 40 -1.7E-29 2.3E-47 -6.7E-62 2.8E-01 -2.1E-02 1.9E-01 -1.9E-01 1.2E-46 3.5E-61 2.4E-48 1.7E+00 1.4E-48 6.2E+00 1.4E+00 4.3E+00 41 -5.5E-29 3.5E-46 -4.8E-60 2.8E-01 -4.2E-01 2.7E-01 -2.7E-01 1.3E-45 1.8E-59 5.5E-46 1.7E+00 3.3E-46 6.1E+00 1.4E+00 4.3E+00 42 -2.3E-29 4.9E-47 -2.3E-61 4.1E-01 -2.0E-01 2.9E-01 -2.9E-01 1.7E-46 8.0E-61 3.4E-47 2.5E+00 1.4E-47 1.1E+01 1.9E+00 5.5E+00 43 -6.0E-29 1.9E-46 -1.2E-60 1.4E-01 1.9E-02 2.9E-01 -2.9E-01 6.4E-46 4.3E-60 -1.2E-47 1.2E+00 -1.0E-47 3.3E+00 1.1E+00 3.0E+00 44 -2.2E-29 5.8E-47 -3.2E-61 3.7E-01 3.1E-01 2.3E-01 -2.3E-01 2.5E-46 1.4E-60 -7.8E-47 2.2E+00 -3.6E-47 8.9E+00 1.7E+00 5.1E+00 45 -4.5E-29 1.1E-46 -6.1E-61 2.9E-01 -2.0E-01 2.9E-01 -2.9E-01 3.9E-46 2.1E-60 7.9E-47 1.7E+00 4.6E-47 6.3E+00 1.5E+00 4.4E+00 46 -4.5E-29 4.8E-47 -1.1E-61 2.1E-01 9.0E-02 3.1E-01 -3.1E-01 1.6E-46 3.6E-61 -1.4E-47 1.4E+00 -1.0E-47 4.4E+00 1.2E+00 3.6E+00 47 -5.8E-29 1.3E-46 -6.4E-61 3.5E-01 1.8E-02 2.7E-01 -2.7E-01 4.9E-46 2.4E-60 -9.0E-48 2.1E+00 -4.4E-48 8.2E+00 1.7E+00 4.9E+00 48 -6.9E-29 1.7E-46 -9.5E-61 3.6E-01 5.3E-01 2.5E-01 -2.5E-01 7.0E-46 3.8E-60 -3.7E-46 2.2E+00 -1.7E-46 8.8E+00 1.7E+00 5.1E+00


(3)

No. UX2' UX2" UX2'" g (xi) q (xi) Px2/py Ux2'1 AR DR θ1 θ2 θ λ1 λ2 λ 49 -6.1E-29 2.5E-46 -2.1E-60 3.0E-01 2.0E-01 2.3E-01 -2.3E-01 1.1E-45 9.2E-60 -2.1E-46 1.8E+00 -1.2E-46 6.8E+00 1.5E+00 4.5E+00 50 -5.1E-30 5.4E-46 -1.2E-58 2.1E-01 9.9E-02 2.4E-01 -2.4E-01 2.2E-45 5.1E-58 -2.2E-46 1.4E+00 -1.6E-46 4.5E+00 1.2E+00 3.6E+00 51 -4.2E-29 8.2E-47 -3.4E-61 2.4E-01 1.1E-01 2.5E-01 -2.5E-01 3.3E-46 1.4E-60 -3.5E-47 1.5E+00 -2.3E-47 5.0E+00 1.3E+00 3.9E+00 52 -4.0E-29 4.2E-47 -9.6E-62 2.9E-01 3.0E-02 2.5E-01 -2.5E-01 1.7E-46 3.8E-61 -5.0E-48 1.7E+00 -2.9E-48 6.3E+00 1.5E+00 4.4E+00 53 -7.8E-29 6.8E-47 -1.3E-61 2.4E-01 2.7E-01 2.7E-01 -2.7E-01 2.5E-46 4.7E-61 -6.8E-47 1.5E+00 -4.5E-47 5.2E+00 1.3E+00 3.9E+00 54 -1.3E-28 1.2E-45 -2.4E-59 2.8E-01 1.9E-01 3.7E-01 -3.7E-01 3.2E-45 6.4E-59 -6.1E-46 1.7E+00 -3.6E-46 6.1E+00 1.4E+00 4.3E+00 55 -1.8E-28 3.0E-45 -1.1E-58 3.1E-01 -3.0E-02 3.1E-01 -3.1E-01 9.7E-45 3.4E-58 3.0E-46 1.9E+00 1.6E-46 7.2E+00 1.5E+00 4.6E+00 56 -8.9E-29 8.9E-46 -1.9E-59 2.3E-01 2.5E-01 3.0E-01 -3.0E-01 3.0E-45 6.5E-59 -7.6E-46 1.5E+00 -5.2E-46 5.0E+00 1.3E+00 3.8E+00 57 -1.2E-29 7.4E-47 -9.7E-61 1.7E-01 -7.6E-02 2.3E-01 -2.3E-01 3.2E-46 4.2E-60 2.4E-47 1.2E+00 2.0E-47 3.7E+00 1.2E+00 3.2E+00 58 -3.7E-29 2.6E-47 -3.9E-62 3.6E-01 3.3E-01 2.5E-01 -2.5E-01 1.0E-46 1.5E-61 -3.3E-47 2.2E+00 -1.6E-47 8.8E+00 1.7E+00 5.1E+00 59 -4.7E-29 9.8E-47 -4.4E-61 2.6E-01 -3.8E-01 2.5E-01 -2.5E-01 3.9E-46 1.8E-60 1.5E-46 1.6E+00 9.6E-47 5.6E+00 1.4E+00 4.1E+00 60 -3.2E-29 7.5E-47 -3.8E-61 3.3E-01 -8.5E-03 2.5E-01 -2.5E-01 3.0E-46 1.5E-60 2.5E-47 1.9E+00 1.3E-47 7.6E+00 1.6E+00 4.7E+00 61 -1.1E-28 2.6E-46 -1.4E-60 3.3E-01 -2.4E-01 2.9E-01 -2.9E-01 9.0E-46 4.7E-60 2.1E-46 2.0E+00 1.1E-46 7.7E+00 1.6E+00 4.8E+00 62 -3.3E-28 4.4E-45 -1.2E-58 1.8E-01 -3.4E-02 2.7E-01 -2.7E-01 1.6E-44 4.6E-58 5.6E-46 1.3E+00 4.3E-46 4.0E+00 1.2E+00 3.4E+00 63 -4.1E-29 1.7E-46 -1.5E-60 2.6E-01 -2.7E-01 2.5E-01 -2.5E-01 6.8E-46 5.9E-60 1.9E-46 1.6E+00 1.2E-46 5.7E+00 1.4E+00 4.1E+00 64 -5.9E-29 4.3E-46 -6.6E-60 2.7E-01 4.1E-02 2.9E-01 -2.9E-01 1.5E-45 2.3E-59 -6.1E-47 1.6E+00 -3.7E-47 5.9E+00 1.4E+00 4.2E+00 65 -3.4E-28 7.4E-45 -3.5E-58 2.9E-01 -3.0E-02 2.9E-01 -2.9E-01 2.6E-44 1.2E-57 7.8E-46 1.7E+00 4.5E-46 6.5E+00 1.5E+00 4.4E+00 66 -2.5E-28 1.2E-44 -1.3E-57 2.9E-01 2.4E-01 2.9E-01 -2.9E-01 4.2E-44 4.4E-57 -9.9E-45 1.7E+00 -5.7E-45 6.5E+00 1.5E+00 4.4E+00 67 -1.8E-28 1.7E-45 -3.4E-59 2.6E-01 -1.5E-01 2.5E-01 -2.5E-01 6.8E-45 1.4E-58 1.0E-45 1.6E+00 6.3E-46 5.6E+00 1.4E+00 4.1E+00 68 -3.8E-29 3.2E-47 -5.9E-62 2.9E-01 -2.2E-01 2.9E-01 -2.9E-01 1.1E-46 2.0E-61 2.4E-47 1.8E+00 1.4E-47 6.5E+00 1.5E+00 4.4E+00 69 -9.4E-29 7.5E-47 -1.3E-61 2.1E-01 -2.8E-02 1.5E-01 -1.5E-01 4.9E-46 8.3E-61 1.4E-47 1.4E+00 9.9E-48 4.5E+00 1.2E+00 3.6E+00 70 -4.3E-29 1.8E-46 -1.7E-60 1.7E-01 1.1E-01 2.7E-01 -2.7E-01 6.8E-46 6.2E-60 -7.5E-47 1.3E+00 -5.9E-47 3.8E+00 1.2E+00 3.3E+00 71 -4.7E-28 2.4E-45 -2.7E-59 2.3E-01 -9.3E-02 2.7E-01 -2.7E-01 9.0E-45 9.9E-59 8.3E-46 1.5E+00 5.7E-46 5.0E+00 1.3E+00 3.8E+00 72 -1.4E-28 9.5E-46 -1.3E-59 4.5E-01 -2.6E-04 2.5E-01 -2.5E-01 3.8E-45 5.4E-59 1.0E-48 2.8E+00 3.6E-49 1.2E+01 2.1E+00 5.8E+00


(4)

Lampiran 14. Lanjutan

No. UX2' UX2" UX2'" g (xi) q (xi)

rasio

Px2/py Ux2'1 AR DR θ1 θ2 θ λ1 λ2 λ

73 -3.0E-29 3.2E-47 -7.2E-62 2.9E-01 2.5E-01 2.9E-01 -2.9E-01 1.1E-46 2.5E-61 -2.8E-47 1.8E+00 -1.6E-47 6.6E+00 1.5E+00 4.4E+00 74 -7.0E-29 1.3E-46 -5.2E-61 2.3E-01 -3.8E-01 3.7E-01 -3.7E-01 3.5E-46 1.4E-60 1.4E-46 1.5E+00 9.1E-47 5.0E+00 1.3E+00 3.9E+00 75 -5.8E-28 1.4E-44 -6.9E-58 2.2E-01 -3.4E-02 3.8E-01 -3.8E-01 3.5E-44 1.8E-57 1.2E-45 1.4E+00 8.5E-47 4.7E+00 1.3E+00 3.7E+00 76 -1.6E-28 1.6E-45 -3.6E-59 2.4E-01 -2.2E-01 2.8E-01 -2.8E-01 5.8E-45 1.3E-58 1.3E-45 1.5E+00 8.5E-46 5.2E+00 1.3E+00 3.9E+00 77 -1.8E-28 2.0E-45 -4.5E-59 2.9E-01 2.0E-01 2.5E-01 -2.5E-01 7.8E-45 1.8E-58 -1.6E-45 1.8E+00 -8.9E-46 6.6E+00 1.5E+00 4.4E+00 78 -1.7E-27 3.0E-44 -1.1E-57 2.8E-01 -1.7E-02 2.7E-01 -2.7E-01 1.1E-43 4.3E-57 1.9E-45 1.7E+00 1.1E-40 6.1E+00 1.4E+00 4.3E+00 79 -4.5E-28 2.4E-44 -2.8E-57 2.7E-01 -1.2E-01 2.5E-01 -2.5E-01 9.8E-44 1.1E-56 1.2E-44 1.7E+00 7.2E-45 6.0E+00 1.4E+00 4.3E+00 80 -6.5E-29 1.1E-46 -3.7E-61 2.5E-01 1.5E-01 2.5E-01 -2.5E-01 4.2E-46 1.5E-60 -6.5E-47 1.5E+00 -4.2E-47 5.3E+00 1.3E+00 4.0E+00 81 7.6E-21 -1.1E-29 3.4E-35 2.3E-01 -3.5E-02 2.9E-01 -2.9E-01 -3.8E-29 -1.2E-34 -1.4E-30 1.4E+00 -9.4E-31 4.8E+00 1.3E+00 3.8E+00 82 1.1E-22 -5.0E-34 4.6E-42 1.8E-01 3.4E-02 2.3E-01 -2.3E-01 -2.1E-33 -2.0E-41 7.4E-35 1.3E+00 5.8E-35 3.9E+00 1.2E+00 3.3E+00 83 -8.4E-29 9.0E-45 -2.1E-57 1.8E-01 -1.6E-02 2.9E-01 -2.9E-01 3.1E-44 7.2E-57 5.1E-46 1.3E+00 3.9E-46 4.0E+00 1.2E+00 3.4E+00 84 -2.4E-29 8.6E-47 -6.5E-61 2.7E-01 4.0E-02 3.5E-01 -3.5E-01 2.5E-46 1.9E-60 -9.9E-48 1.6E+00 -6.1E-48 5.9E+00 1.4E+00 4.2E+00 85 -8.8E-29 1.9E-46 -8.7E-61 1.6E-01 1.7E-02 2.3E-01 -2.3E-01 8.2E-46 3.8E-60 -1.4E-47 1.2E+00 -1.1E-47 3.6E+00 1.1E+00 3.1E+00 86 -1.5E-28 1.1E-45 -1.8E-59 1.8E-01 1.4E-01 3.3E-01 -3.3E-01 3.4E-45 5.4E-59 -4.7E-46 1.3E+00 -3.6E-46 4.0E+00 1.2E+00 3.3E+00 87 -8.1E-29 5.5E-46 -8.1E-60 2.5E-01 3.2E-01 3.3E-01 -3.3E-01 1.7E-45 2.5E-59 -5.4E-46 1.5E+00 -3.5E-46 5.4E+00 1.3E+00 4.0E+00 88 -5.2E-29 9.5E-46 -3.7E-59 2.1E-01 8.9E-02 3.3E-01 -3.3E-01 2.9E-45 1.1E-58 -2.6E-46 1.4E+00 -1.9E-46 4.5E+00 1.2E+00 3.6E+00 89 -3.6E-29 3.1E-46 -5.9E-60 3.6E-01 -1.3E-01 4.2E-01 -4.2E-01 7.4E-46 1.4E-59 9.5E-47 2.1E+00 4.4E-47 8.7E+00 1.7E+00 5.1E+00 90 -3.6E-29 1.1E-46 -7.9E-61 1.3E-01 1.0E-01 3.3E-01 -3.3E-01 3.5E-46 2.4E-60 -3.5E-47 1.1E+00 -3.1E-47 3.2E+00 1.1E+00 2.9E+00 91 -1.4E-28 2.6E-46 -1.0E-60 2.4E-01 -1.2E-01 3.8E-01 -3.8E-01 6.6E-46 2.6E-60 7.9E-47 1.5E+00 5.3E-47 5.1E+00 1.3E+00 3.9E+00 92 -3.7E-28 3.3E-45 -6.3E-59 7.8E-02 -7.8E-02 3.1E-01 -3.1E-01 1.1E-44 2.0E-58 8.3E-46 1.1E+00 -7.9E-46 2.7E+00 1.0E+00 2.6E+00 93 -1.1E-28 3.7E-46 -2.6E-60 1.2E-01 -9.3E-02 3.2E-01 -3.2E-01 1.2E-45 8.2E-60 1.1E-50 1.1E+00 9.6E-47 3.1E+00 1.1E+00 2.8E+00 94 -1.2E-28 1.6E-46 -4.7E-61 9.9E-02 1.3E-01 2.5E-01 -2.5E-01 6.4E-46 1.9E-60 -8.2E-50 1.1E+00 7.5E-47 2.8E+00 1.1E+00 2.7E+00 95 -6.8E-29 1.3E-46 -5.6E-61 2.6E-01 -1.8E-01 3.8E-01 -3.8E-01 3.5E-46 1.5E-60 6.3E-47 1.6E+00 -3.9E-47 5.8E+00 1.4E+00 4.1E+00 96 2.5E-20 -2.9E-35 4.2E-47 2.6E-01 -1.8E-01 2.5E-01 -2.5E-01 -1.1E-34 -1.7E-46 -2.0E-35 1.6E+00 -1.3E-60 5.8E+00 1.4E+00 4.1E+00


(5)

regresi data risiko harga cabe merah 1

11:18 Thursday, October 31, 2002 --- STATPET=1 ---Model: MODEL1

Dependent Variable: Y

Analysis of Variance Sum of Mean

Source DF Squares Square F Value Prob>F Model 20 2630862387 131543119.35 12.273 0.0001 Error 177 1897102016.5 10718090.489

C Total 197 4527964403.5

Root MSE 3273.84949 R-square 0.5810 Dep Mean 3506.15152 Adj R-sq 0.5337 C.V. 93.37444

Parameter Estimates

Parameter Standard T for H0:

Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 1788.730342 7856.4862404 0.228 0.8202 YE 1 0.417993 0.02976753 14.042 0.0001*

PCME 1 -0.024678 0.53793268 -0.046 0.9635

PCME2 1 0.000005236 0.00002828 0.185 0.8533 PBENIHE 1 0.001756 0.13340209 0.013 0.9895 PUREAE 1 1.377152 3.41003787 0.404 0.6868

PZAE 1 -0.256463 2.38632816 -0.107 0.9145

PSP36E 1 2.582223 3.66897392 0.704 0.4825

PKCLE 1 -0.185715 0.70741617 -0.263 0.7932

PKNO3E 1 -0.343585 0.35949321 -0.956 0.3405

PNPKE 1 -0.076528 0.13168668 -0.581 0.5619

PPONSKAE 1 -0.185531 1.01003175 -0.184 0.8545

PPPCE 1 -0.000295 0.01513411 -0.019 0.9845

PZPTE 1 -0.028306 0.02480441 -1.141 0.2553

PKANDGE 1 0.330587 1.35247708 0.244 0.8072

PKAPURE 1 -0.531834 1.47118763 -0.362 0.7182

PPESTCE 1 -0.002136 0.00426674 -0.501 0.6172

PFUNGPE 1 -0.014177 0.01677453 -0.845 0.3992

WTKDKE 1 0.097737 0.18609568 0.525 0.6001

WTKLKE 1 -0.145003 0.18805894 -0.771 0.4417


(6)

Lampiran 16. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Keriting di Provinsi

Jawa Tengah, Tahun 2009

regresi data risiko harga cabe merah 2 11:18 Thursday, October 31, 2002 --- STATPET=2 ---Model: MODEL1

Dependent Variable: Y

Analysis of Variance Sum of Mean

Source DF Squares Square F Value Prob>F Model 20 316748257.45 15837412.872 15.436 0.0001 Error 74 75922558.172 1025980.5158

C Total 94 392670815.62

Root MSE 1012.90696 R-square 0.8067 Dep Mean 1966.53684 Adj R-sq 0.7544 C.V. 51.50714

Parameter Estimates

Parameter Standard T for H0:

Variable DF Estimate Error Parameter=0 Prob > |T| INTERCEP 1 11224 3724.2731520 3.014 0.0035 YE 1 0.595271 0.04301735 13.838 0.0001*

PCME 1 -0.491361 0.26964564 -1.822 0.0725**

PCME2 1 0.000021691 0.00001226 1.770 0.0809 *** PBENIHE 1 0.000197 0.13911445 0.001 0.9989

PUREAE 1 -2.530773 1.62774641 -1.555 0.1243

PZAE 1 0.569838 0.98385496 0.579 0.5642

PSP36E 1 -2.496978 1.50791927 -1.656 0.1020***

PKCLE 1 0.027665 0.31834051 0.087 0.9310

PKNO3E 1 -0.081920 0.13434874 -0.610 0.5439

PNPKE 1 -0.077804 0.06903670 -1.127 0.2634

PPONSKAE 1 0.368222 0.85023933 0.433 0.6662 PPPCE 1 0.002916 0.00855989 0.341 0.7343

PZPTE 1 -0.032644 0.01607647 -2.031 0.0459**

PKANDGE 1 -1.155276 0.88700201 -1.302 0.1968

PKAPURE 1 0.580981 0.82087335 0.708 0.4813 PPESTCE 1 0.000242 0.00060888 0.397 0.6924 PFUNGPE 1 0.002045 0.00673499 0.304 0.7622 WTKDKE 1 0.000526 0.08054758 0.007 0.9948

WTKLKE 1 -0.020187 0.07079651 -0.285 0.7763