Total produksi LNG Indonesia pada tahun 1990-1998 menunjukkan peningkatan. Setelah itu, terjadi produksi LNG mengalami fluktuasi, namun
cenderung mengalami tren penurunan. Penurunan produksi LNG lebih disebabkan karena terus menurunnya cadangan gas. Dengan mulai dioperasikannya kilang
Tangguh, maka produksi LNG diharapkan dapat ditingkatkan kembali. Bahkan, saat ini tengah dibangun kilang LNG baru, yaitu kilang Donggi Senoro di
Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Pengiriman kargo LNG pertama dari kilang Donggi Senoro kepada para pembeli di targetkan dimulai pada triwulan III
tahun 2014.
4.2. Perkembangan Ekspor LNG Indonesia
Perdagangan LNG sebagian besar dilakukan berdasarkan kontrak jangka panjang 20 tahun atau lebih. Meskipun demikian, saat ini juga telah terdapat
kontrak jangka menengah 3 sampai 10 tahun. Sebagian kecil LNG diperdagangkan pada pasar spot, di mana pengiriman ekspor diselesaikan dalam
tempo 24 jam setelah perjanjian. Perkembangan volume dan nilai ekspor LNG Indonesia pada periode tahun
1989 sampai 2010 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan tingkat fluktuasi nilai ekspor yang lebih tajam daripada volume ekspornya. Selama
periode tersebut pertumbuhan volume ekspor dan nilai ekspor rata-rata meningkat sebesar 1,37 persen dan 9,63 persen per tahun.
Dalam periode tahun 1989 sampai 2010 volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 19.019.402.385 kg dan volume ekspor tertinggi terjadi pada
tahun 1999 sebesar 28.674.084.430 kg. Sementara nilai ekspor terendah terjadi
pada tahun 1989 sebesar US 2.378.946.048 dan nilai ekspor tertinggi yang pernah tercapai adalah sebesar US 12.993.549.933
pada tahun 2008. Perkembangan nilai ekspor yang besar terjadi pada tahun 1990, 2000, 2008, dan
2010. Pada tahun tersebut perkembangan nilai ekspor yang terjadi adalah sebesar 41,1 persen, 52,76 persen, 32,95 persen dan 40,95 persen.
Tabel 4.2. Volume dan Nilai Ekspor LNG Indonesia Tahun 1989-2010
Tahun Ekspor
Perkembangan Volume kg
Nilai US Volume
Nilai
1989 19.497.609.216
2.378.946.048 -
- 1990
21.332.168.704 3.356.613.632
9,41 41,10
1991 23.172.435.968
3.831.092.736 8,63
14,14 1992
24.051.165.184 3.720.346.368
3,79 -2,89
1993 24.592.222.208
3.675.776.512 2,25
-1,20 1994
26.829.205.504 3.383.372.288
9,10 -7,95
1995 25.802.371.072
3.613.930.240 -3,83
6,81 1996
26.774.231.040 4.025.720.320
3,77 11,39
1997 27.077.038.080
4.419.814.912 1,13
9,79 1998
27.096.340.480 3.546.691.840
0,07 -19,75
1999 28.674.084.430
4.081.838.021 5,82
15,09 2000
26.313.206.627 6.235.554.213
-8,23 52,76
2001 23.920.273.945
5.382.626.345 -9,09
-13,68 2002
26.399.352.511 5.277.842.403
10,36 -1,95
2003 26.512.203.760
6.145.599.701 0,43
16,44 2004
25.456.329.698 7.289.379.776
-3,98 18,61
2005 23.259.922.760
8.599.315.352 -8,63
17,97 2006
22.739.603.258 9.993.136.985
-2,24 16,21
2007 20.950.966.368
9.773.052.845 -7,87
-2,20 2008
20.678.865.660 12.993.549.933
-1,30 32,95
2009 19.019.402.385
7.500.055.173 -8,02
-42,28 2010
24.179.717.789 10.571.561.787
27,13 40,95
Sumber : UN Comtrade, 2011 diolah
Perkembangan volume ekspor LNG tahun 2000-2001 dan 2004-2009 yang
menunjukkan tanda negatif disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, karena
semakin ketat dan bertambahnya pesaing Indonesia sebagai pengekspor utama
LNG dunia. Kedua, cadangan gas yang terus berkurang juga menyebabkan
penurunan ekspor LNG Indonesia. Pada tahun 2010, ekspor LNG Indonesia kembali melesat naik seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi dari kilang
LNG yang baru, yaitu kilang Tangguh. Negara tujuan ekspor LNG Indonesia yang utama adalah Jepang, dimana
lebih dari 50 persen ekspor LNG Indonesia dikirim ke negara tersebut. Negara tujuan ekspor utama lainnya adalah Korea Selatan dan Cina. Perkembangan
ekspor LNG Indonesia menurut negara tujuan utama dan negara lainnya pada periode tahun 2005 sampai 2010 menunjukkan data yang berfluktuatif, seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Ekspor LNG Indonesia ke Negara Tujuan Utama Tahun 2005-2010
Tahun Negara Tujuan Ekspor LNG
Jepang Korea Selatan
Cina Negara Lain
Jml Ekspor kg Jml Ekspor kg
Jml Ekspor kg Jml Ekspor kg
2005 14.250.931.811
61 5.479.371.328
24 2.244.910.832
10 1.284.708.789
6 2006
14.311.914.992 63
5.059.227.575 22
3.368.460.691 15
2007 13.904.814.070
66 3.798.582.474
18 3.247.569.824
16 2008
14.389.695.668 70
3.279.370.168 16
3.009.799.824 15
2009 13.057.877.457
69 2.989.147.979
16 2.297.181.328
12 675.195.621
4 2010
13.129.187.298 54
5.546.239.644 23
1.874.432.179 8
3.629.858.668 15
Sumber : UN Comtrade, 2011 diolah
4.3. Perkembangan Konsumsi Domestik Gas Alam