ditukar dengan komoditas yang dihasilkan oleh negara lain dan jika diproduksi sendiri biayanya akan lebih mahal.
3. Dengan adanya perluasan pasar produk suatu negara, pertambahan dalam pendapatan nasional akan dapat memengaruhi output dan laju pertumbuhan
ekonomi, mampu memberikan peluang kesempatan kerja dan peningkatan upah bagi warga dunia, menghasilkan devisa, dan memperoleh kemajuan
teknologi yang tidak tersedia di dalam negeri.
2.1.3. Teori Penawaran Ekspor
Ekspor adalah aliran perdagangan suatu komoditi dari dalam negeri ke luar negeri. Penghasilan ekspor atau devisa merupakan aliran masuk pendapatan bagi
suatu negara. Dilihat dari segi penawaran, kegiatan ekspor diasumsikan sebagai fungsi penawaran suatu negara terhadap suatu komoditi yang dihasilkan.
Penawaran ekspor suatu negara adalah selisih antara produksipenawaran domestik dikurangi dengan konsumsipermintaan domestik negara yang
bersangkutan ditambah dengan stok tahun sebelumnya. Secara sistematis, penawaran ekspor dapat dirumuskan sebagai berikut :
SX
t
= Q
t
– C
t
+ S
t-1
......................................................................................... 2.1 Di mana : SX
t
= Jumlah ekspor komoditi periode waktu t Q
t
= Jumlah produksi domestik periode waktu t C
t
= Jumlah konsumsi domestik periode waktu t S
t-1
= Stok periode waktu sebelumnya t-1 Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran ekspor di antaranya terdiri dari faktor-faktor yang
memengaruhi produksi, konsumsi dan stok. Selain itu, Salvatore 1997 menyatakan bahwa volume ekspor suatu negara ditentukan oleh harga komoditi
tersebut di pasar domestik, harga internasional dan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar exchange rate mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain. Menurut Lipsey et al. 1995, suatu hipotesis ekonomi yang mendasar adalah
bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga komoditi atau jumlah yang ditawarkan berhubungan positif, ceteris paribus. Dengan kata lain, makin tinggi harga suatu
komoditi, makin besar jumlah komoditi yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah harga, semakin kecil jumlah komoditi yang akan ditawarkan.
Suatu perubahan pada setiap variabel manapun selain dari harga komoditi itu sendiri yang memengaruhi jumlah komoditi yang ditawarkan dan dijual
perusahaan, akan menggeser keseluruhan kurva penawaran untuk komoditi tersebut. Kurva penawaran, yang merupakan penyajian penawaran dalam bentuk
grafik, dan pergeserannya dapat diperagakan pada Gambar 2.4.
Sumber : Lipsey et al, 1995
Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Penawaran
Harga
Kuantitas S
2
S S
1
Nilai tukar exchange rate dapat memengaruhi penawaran ekspor karena nilai tukar merupakan tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk
saling melakukan perdagangan Mankiw, 2007. Kurs dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal nominal
exchange rate adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar riil real exchange rate adalah harga relatif dari barang-barang di antara
kedua negara. Nilai tukar riil di antara kedua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat
harga di kedua negara, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : P
e P
H u
................................................................................................................. 2.2
Di mana :
H
= Nilai Tukar Riil e = Nilai Tukar Nominal
P = Harga domestik P = Harga luar negeri
Gambar 2.5 menunjukkan, jika nilai tukar riil menurun dari
H
1
ke
H
2
depresiasi, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah, sehingga orang-orang asing akan berkeinginan
membeli lebih banyak komoditi domestik, dan penduduk domestik akan membeli sedikit barang impor. Karena itu, jumlah ekspor neto negara domestik menjadi
tinggi. Sebaliknya, jika nilai tukar riil meningkat dari
H
2
ke
H
1
apresiasi, barang- barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang-barang domestik relatif lebih
mahal, sehingga penduduk domestik berkeinginan membeli banyak barang impor, dan orang-orang asing akan membeli sedikit komoditi domestik. Karena itu,
jumlah ekspor neto negara domestik menjadi rendah. Hubungan di antara kurs riil dan ekspor neto adalah :
NX = NX
H
................................................................................................... 2.3 Dimana: NX = Ekspor Neto
H
= Nilai Tukar Riil
Sumber :
Mankiw, 2007
Gambar 2.5. Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Ekspor Neto 2.1.4. Teori Kebijakan Ekspor
Kebijakan perdagangan merupakan peraturan perdagangan yang diberlakukan oleh suatu negara dalam mengatur hubungan perdagangannya dengan negara lain
Oktaviani et al, 2010. Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah,
baik secara langsung maupun tidak langsung, yang memengaruhi struktur, komposisi, dan arah ekspor dari negara tersebut Hady, 2004.
Tujuan kebijakan perdagangan internasional yang dijalankan oleh suatu negara antara lain:
Kurs Riil Ԗ
Ekspor Neto
NX Ԗ NX
1
NX
2
Ԗ
1
Ԗ
2
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negatif dari situasikondisi ekonomiperdagangan internasional yang tidak baik atau
tidak menguntungkan. 2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
3. Melindungi lapangan kerja. 4. Menjaga keseimbangan dan stabilitas balance of payment BOP atau neraca
pembayaran internasional. 5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil.
6. Menjaga stabilitas nilai tukar atau kurs valas. Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu kebijakan ekspor di dalam negeri dan kebijakan di luar negeri. Kebijakan ekspor di dalam negeri antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut. 1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan, pengembalian
pajak ataupun pengenaan pajak ekspor untuk barang-barang ekspor tertentu. 2. Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor
barang-barang tertentu. 3. Penetapan prosedur atau tata laksana ekspor yang relatif mudah.
4. Pemberian subsidi ekspor. 5. Pembentukan asosiasi eksportir.
6. Pembentukan kelembagaan seperti kawasan berikat nusantara bounded warehouse, export pressing zone, dll.
7. Larangan atau pembatasan ekspor.
Ekspor suatu negara juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan impor negara lain atau dunia. Kebijakan impor tersebut dibagi menjadi dua macam kebijakan, yaitu
kebijakan tariff barrier dan kebijakan nontariff barrier. Kebijakan tarrif barrier merupakan kebijakan impor dalam bentuk bea
masuk. Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas batas teritorial. Apabila ditinjau dari mekanisme
perhitungannya, tarif dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, tarif ad valorem, yaitu
pajak yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang-
barang yang diimpor atau diekspor. Kedua, tarif spesifik, yaitu pajak yang
dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor atau diekspor. Ketiga, tarif campuran, yaitu gabungan dari tariff ad valorem dan tarif spesifik.
Kebijakan nontariff barrier adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi manfaat
perdagangan internasional. Terdapat pembatasan impor yang bersifat spesifik, yaitu:
1. Larangan impor secara mutlak. 2. Pembatasan impor melalui sistem kuota.
3. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu. 4. Peraturan kesehatankarantina.
5. Peraturan pertahanan dan keamanan negara. 6. Peraturan kebudayaan.
7. Perizinan imporimport licenses. 8. Embargo.
9. Hambatan pemasaran seperti Voluntary Export Restraint VER, yaitu pembatasan ekspor secara sukarela oleh negara eksportir, dan Orderly
Marketing Agreement OMA, yaitu pembatasan pemasaran produk tertentu atas permintaan negara importir.
2.1.5. Error Correction Model ECM