8 Metode ini merupakan penyederhanaan besaran-besaran terhadap suatu besaran
yang rumit. Metode ini umumnya digunakan untuk luasan DAS kurang dari 800 hektar.
Koefisien aliran permukaan C didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang
mempengaruhi nilai koefisien aliran permukaan adalah laju infiltrasi tanah, tanaman penutup tanah, dan intensitas hujan. Sebelum ditetapkan nilai koefisien
aliran permukaan C diperlukan penetapan interval kejadian hujan yang digunakan, luas DAS yang bersangkutan, dan jenis penggunaan lahan, keadaan
topografi, serta sifat-sifat tanah tersebut Arsyad, 2010.
2.3.3. Metode COOK
Metode COOK adalah pengukuran besarnya koefisien aliran yang dihitung dari karakteristik fisik Daerah Aliran Sungai DAS. Menurut Cook, faktor
karakteristik DAS yang menghasilkan besarnya aliran permukaan adalah relief kemiringan lereng, infiltrasi, vegetasi penutup, dan timbunan permukaan
kerapatan aliran. Faktor karakteristik DAS dalam metode Cook merupakan data yang berbasis geografis. Oleh karena itu, untuk memadukan keempat jenis data
tersebut dapat
dilakukan dengan
sistem informasi
geografis SIG.
http:www.kelair.bppt.go.id [16 November 2011]. Sudaryatno
2002 menyatakan,
parameter karakteristik
DAS diklasifikasikan kemudian diberi nilai skor secara proporsional menurut kuat
lemahnya pengaruh terhadap aliran permukaan untuk mendapatkan koefisien aliran permukaan C. Koefisien aliran permukaan C diperoleh dengan membagi
puncak aliran dengan intensitas hujan. Puncak aliran diperoleh dengan membagi debit puncak aliran dengan luas DAS, sedangkan intensitas hujan diperoleh dari
analisa data hujan.
2.4. Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
9 danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas di daratan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air_Halaman 1. Diakses Tanggal 17 Januari 2012. Sedangkan, Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui
anak sungai ke sungai utama Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 39Menhut-II2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu_Halaman 5. Diakses tanggal 26 April 2011.
DAS dapat dipandang sebagai suatu sistem hidrologi yang dipengaruhi oleh peubah curah hujan. DAS mempunyai karakter spesifik dan berkaitan erat
dengan unsur-unsur utamanya antara lain : jenis tanah, topografi, geologi, geomorfologi, vegetasi, dan penggunaan lahan. Karakteristik DAS dalam
merespon curah hujan yang jatuh di tempat tersebut dapat memberi pengaruh terhadap besar kecilnya evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran permukaan,
kandungan air tanah, dan aliran sungai Seyhan, 1990.
2.5. Model Hidrologi Daerah Aliran Sungai