29 Rasio debit maksimum dan minimum tahun 2009 berada pada kondisi
cukup tinggi. Rata-rata ketinggian air pada bulan Desember hingga Januari di tahun tersebut berkisar antara 50 sampai 70 cm. Sedangkan, tahun 2007
menunjukkan nilai rasio sangat tinggi, karena tinggi muka air mencapai 250 cm.
4.6. Data Masukan Model HEC WMS
Data biofisik yang digunakan pada model HEC WMS antara lain : data curah hujan, bilangan kurva aliran permukaan, dan karakteristik DAS. Hal
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
4.6.1. Curah Hujan
Data curah hujan merupakan data input dalam parameterisasi model. Data curah hujan diperoleh dari satu stasiun pengamat hujan yang mewakili DAS
Ciliwung Hulu adalah Stasiun Citeko. Data curah hujan digunakan pada persamaan parameterisasi berikutnya.
Tipe data curah hujan yang digunakan adalah basin average PB. Tipe data tersebut dipilih, karena dapat menggambarkan distribusi curah hujan
menampilkan grafik curah hujan pada kejadian tersebut. Distribusi curah hujan dimasukkan pada model untuk tiap kejadian hujan. Simulasi model dibatasi pada
hujan tunggal dan curah hujan yang seragam. Gambar 10 merupakan tampilan data curah hujan pada model HEC WMS.
Gambar 10. Tampilan Data Curah Hujan Model HEC WMS
30
4.6.2. Bilangan Kurva Aliran Permukaan BKAP
Data bilangan kurva aliran permukaan merupakan data input
parameterisasi model penyusunan unit hidrograf. Metode SCS dipilih dalam kotak dialog Compute GIS Atributes. Metode perhitungan tersebut digunakan
untuk memperoleh nilai BKAP dan waktu tenggang TLAG. Perhitungan BKAP dan TLAG dilakukan secara otomatis oleh model. Nilai BKAP ditampilkan dalam
peta DAS Ciliwung Hulu pada model HEC WMS. Sedangkan, nilai TLAG tidak ditampilkan dalam peta DAS Ciliwung Hulu pada model HEC WMS. Nilai TLAG
berkaitan dengan nilai BKAP dan panjang DAS. Gambar 11 menampilkan bilangan kurva aliran permukaan pada model HEC WMS.
Gambar 11. Tampilan BKAP Model HEC WMS
4.6.3. Karakteristik DAS
Simulasi model pada routing data menggunakan input data karakteristik DAS. Outlet DAS Ciliwung Hulu memiliki karakteristik yang terdiri dari luas,
panjang sungai L, kemiringan sungai S, kekasaran manning N, bentuk sungai SHAPE, kedalaman sungai WD, dan kemiringan sudut Z. Keseluruhan
karakteristik tersebut tertera pada Tabel 8.
31
Tabel 8. Karakteristik Bendung Katulampa Nama DAS
Luas kmĀ²
L m S
N SHAPE
WD m Z
Katulampa 4.01
5000 13
0.05 Trapesium
50 25
Sumber : SPAS Bendung Katulampa Nilai kekasaran manning s untuk saluran alami Arsyad, 2010
Dalam penelitian ini digunakan tipe routing kinematic wave, karena dapat menjelaskan aliran berdasarkan bentuk DAS dan daerah penelitian berada di hulu.
Daerah hulu memiliki topografi sangat curam, sehingga aliran yang mengalir dapat dihitung dengan tepat. Data Tabel 8 bersifat tetap, karena kondisi DAS tidak
berubah selama penelitian. Data kinematic wave yang telah diinput selanjutnya diproses oleh model HEC, sehingga menghasilkan hidrograf keluaran model.
Gambar 12 menunjukkan keterangan gambar dari data pada Tabel 8 dan tampilan metode routing dalam model.
a
b
Gambar 12. Bentuk Outlet DAS Ciliwung Hulu a dan Tampilan Routing Data Model HEC WMS b
4.7. Analisa Sensitivitas