38
perbandingan jumlah anak didik yang bersekolah di TKA Al-Ihsan tahun ajaran 20122013 dan 20132014:
Tabel II.E.2 Data Anak Didik Tahun Ajaran 20122013
KELOMPOK JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-LAKI
PEREMPUAN A1
7 9
16 A2
3 2
5 B1
12 5
17 B2
9 8
17
JUMLAH KESELURUHAN 55
Sumber : Sekretariat Yayasan TKA Al-Ihsan
Tabel II.E.3 Data Anak Didik Tahun Ajaran 20132014 KELOMPOK
JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
A1 8
9 17
A2 5
6 11
B1 12
8 20
B2 10
8 18
JUMLAH KESELURUHAN
66 Sumber : Sekretariat Yayasan TKA Al-Ihsan
Dari dua tabel di atas dapat dilihat peningkatan jumlah santri TKA Al-Ihsan dari tahun ke tahun. Pada tahun ajaran 20112012 jumlah seluruh santri sebanyak
55 anak dan mayoritas santri berjenis kelamin laki-laki yaitu 31 anak, sementara
39
santri perempuan berjumlah 24 anak. Pada tahun ajaran 20132014 jumlah santri mengalami peningkatan dibanding tahun lalu yaitu menjadi 66 anak, bertambah
sebanyak 11 anak, tetapi masih sama seperti tahun ajaran sebelumnya santri terbanyak juga berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan
santri perempuan berjumlah 31 anak. c.
Suasana Belajar Santri
Santri TKA Al-Ihsan bersekolah lima kali dalam seminggu. Untuk jam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disesuaikan kepada kelas masing-masing.
Untuk kelas A1 pada hari Senin sampai Kamis dari jam 07.30 sampai 10.30 dan hari Jumat dari jam 07.30 sampai 10.15. Untuk kelas A2 pada hari Senin sampai
Kamis dari jam 07.30 sampai 10.15 dan hari Jumat dari jam 07.30 sampai 09.45. Sedangkan untuk kelas B1 dan B2 pada hari Senin sampai Kamis dari jam 07.30
sampai 11.00 dan hari Jumat dari jam 07.30 sampai 10.30. Metode pengajaran yang diterapkan di TKA Al-Ihsan berupa pengajaran
klasikal dan privat. Berikut penjabarannya : 1
Pembukaan dan Klasikal Awal Pada tahap ini para santri secara klasikal atau bersama-sama membaca
doa belajar, ikrar santri, surat-surat pendek, hadist serta doa-doa harian yang dipandu oleh guru agar para santri dapat menghapal dan
melafalkannya dengan benar dan fasih. Dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar para guru di TKA Al-Ihsan menggunakan alat
musik berupa tamborin yang gunannya sebagai pengiring ketika santri
40
membaca ikrar, surat-surat pendek dan lainnya secara bersama-sama. Serta sebagai tanda masuk kelas atau pengganti lonceng sekolah.
2 Privat
Pada tahap ini, para santri membaca buku Iqro secara bergiliran yang akan dibimbing oleh guru. Guru akan memperhatikan apakah bacaan
santri sudah tepat atau belum, jika ternyata bacaan santri kurang tepat maka guru akan meluruskannya. Di saat ada santri yang sedang
membaca Iqro, santri lainnya akan diberi tugas oleh guru untuk menulis agar tidak mengganggu santri lainnya.
3 Klasikal Kedua dan Penutup
Tahap ini merupakan tahap dimana guru memberikan materi inti yaitu membaca, menulis dan berhitung sederhana. Selain itu juga terdapat
materi tambahan seperti aqidah akhlak, fiqih, pembacaan kisah para Nabi serta kegiatan ektrakulikuler. Kegiatan belajar ditutup dengan
pembacaan doa dan pembubaran santri dengan tertib. Ruangan belajar santri TKA Al-Ihsan sangat kondusif untuk kegiatan
belajar mengajar karena orang tua santri tidak diperkenankan untuk memasuki area sekolah ketika proses kegiatan belajar dan mengajar dimulai, melainkan
harus menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan pihak TKA Al-Ihsan agar santri dapat berkonsentrasi penuh ketika belajar tanpa harus terganggu oleh
kehadiran orang tua mereka. Oleh karenanya, ruang belajar santri bebas dari orang tua atau orang luar, hanya orang yang memiliki kepentingan saja yang dapat
41
memasuki area sekolah. Untuk orang tua atau orang luar yang ingin memasuki area sekolah harus mengantongi izin dari kepala sekolah terlebih dahulu.
E. Sumber Dana
Dana merupakan salah satu faktor penting demi kelancaran kegiatan belajar mengajar. Dana harus dikelola dengan baik agar semua kebutuhan akan kegiatan
belajar dan mengajar dapat terpenuhi. Adapun dana yang digunakan guna menunjang kelancaran kegiatan belajar dan mengajar di TKA Al-Ihsan yaitu
bersumber dari SPP bulanan sebesar Rp 142.000 setiap bulannya, dengan rincian iuran SPP pokok Rp 100.000, iuran ektrakulikuler Rp 25.000 dan iuran POS
Persatuan Orang Tua Santri Rp 17.000. Dana yang dikelola nantinya digunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana kegiatan belajar mengajar, honor tenaga pendidik Guru dan kebutuhan sekolah lainnya Sekretariat Yayasan TKA Al-Ihsan dan wawancara pribadi
dengan Kepala Sekolah, 22 Januari 2014.
F. Profil Subjek Penelitian
a. Orang Tua
Kriteria informan orang tua yaitu berusia di atas 25 tahun, dipilih 6 orang tua yang berkerja di ranah publik dan 6 orang tua yang bekerja di ranah domestik
untuk membandingkan pola asuh anak di rumah serta merupakan orang tua dari anak yang telah menjadi subjek penelitian sebelumnya. Hal ini dikarenakan untuk
membuktikan kesamaan data atau informasi dari pertanyaan yang dilontarkan
42
kepada subjek penelitian baik orang tua maupun anak melalui proses wawancara. Berikut adalah data mengenai informan orang tua :
Tabel II.G.1 Profil Informan Orang tua No
Nama Jenis kelamin
Usia Asal daerah
Pendidikan terakhir
Pekerjaan Nama anak
1. Cut
Perempuan 33
Aceh SD
Wiraswasta Teuku
M. Azhaky
2. Evvy Nursanti
Perempuan 33
Jakarta D3
Wiraswasta Rehana
Dzulfiandini 3.
Irma Perempuan
36 Jakarta
D1 Ibu rumah
Tangga Hunnafa Alillah
4. Kristianti
Perempuan 35
Solo SMU
Wiraswasta Selfa Adesti
Rahmawati 5.
Leni Puspasari Perempuan
30 Lampung
SMU Wiraswasta
M. Alfa Fahrizy Leandi
6. M. Arif
Laki-laki 33
Malang S1
Karyawan swasta
Zakky Arya Tamam
7. Maryati
Perempuan 42
Depok SMU
Ibu rumah Tangga
Farril Choir 8.
Milla Kartika Perempuan
33 Depok
SMK Karyawan
swasta Nayla Putri
Kamila 9.
Nuraini Perempuan
26 Depok
SMK Ibu rumah
Tangga Davian Putra
Pratama 10. Nurkomariah
Perempuan 44
Depok SMK
Ibu rumah Tangga
Siti Hilyatul Faizah
11. Ristianti Perempuan
41 Jakarta
SMK Ibu rumah
Tangga Raisa Maulidina
Sofa Jintang 12. Roinah
Perempuan 45
Depok SD
Ibu rumah Tangga
M. Bil Davin Sumber : Wawancara dengan Informan
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkatan umur informan orang tua dari yang termuda yaitu 26 tahun dan yang tertua yaitu 45 tahun. Selain itu, informan orang
43
tua terdiri dari berbagai macam daerah asal diantaranya Depok, Jakarta, Lampung, Solo, Malang dan Aceh. Jika dilihat dari etnis, mayoritas informan orang tua
dalam penelitian ini berasal dari etnis Betawi yaitu sebanyak 9 orang. Hal ini, dikarenakan mayoritas penduduk asli Kota Depok sendiri adalah etnis Betawi,
sedangkan untuk etnis lain seperti etnis Jawa berjumlah 2 orang dan untuk etnis Aceh dan Lampung masing-masing berjumlah 1 orang.
Dari segi pendidikan, sebagian besar infoman orang tua merupakan tamatan SMK Sekolah Menengah Kejuruan yaitu sebanyak 4 orang, tamatan SMU
Sekolah Menengah Umum sebanyak 3 orang. Sementara untuk tamatan SMP Sekolah Menengah Pertama, SD, D1, D3 dan S1 masing-masing berjumlah 1
orang. Tamatan S1 merupakan tingkat pendidikan tertinggi informan orang tua dalam penelitin ini. Dalam penelitian ini, jika dilakukan perbandingan jumlah
antara informan orang tua yang hanya tamatan sekolah, baik itu SD, SMP, SMK dan SMU, dengan informan orang tua yang tamatan perguruan tinggi, baik itu
Diploma atau Strata 1, maka lebih banyak informan orang tua yang merupakan tamatan sekolah, yaitu dengan jumah sebanyak 9 orang, sedangkan informan
orang tua yang merupakan tamatan perguruan tinggi berjumlah 3 orang. Sehingga dapat dikatakan mayoritas informan orang tua tidak memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi. Berbicara mengenai jenis kelamin, dalam penelitian ini, informan orang tua
yang merupakan tamatan Strata 1 merupakan laki-laki. Hal ini bukan berarti karena dia seorang laki-laki maka dipastikan memiliki latar belakang pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hanya saja, mayoritas informan orang
44
tua pada penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 11 orang, sedangkan hanya ada satu orang informan laki-laki. Hal ini dikarenakan peneliti mengalami
kesulitan untuk mencari informan laki-laki yang bersedia untuk diwawancarai. Latar belakang pekerjaan informan orang tua sangat beragam mulai dari ibu
rumah tangga, wiraswasta hingga karyawan swasta. Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan terbanyak informan orang tua yaitu 6 orang, diantaranya informan yang
merupakan ibu rumah tangga adalah informan Irma, Maryati, Nurkomariah, Nuraini, Ristianti dan Roinah.
Profesi wiraswasta sebanyak 4 orang yaitu informan Leni Puspita memiliki usaha salon, informan Evvy Nursanti memiliki usaha penjualan catering, informan
Kristianti mempunyai usaha kedai bakso yang dijalankan bersama dengan suaminya dan informan Cut mempunyai usaha penjualan makanan ringan.
Kemudian 2 orang berprofesi sebagai karyawan swasta yaitu informan Milla Kartika bekerja di perusahaan PT Gelael Supermarket dan informan M. Arif
bekerja di perusahaan Indosat. Peneliti sengaja memilih enam informan yang berkerja di ranah publik dan enam orang yang berkerja di ranah domestik untuk
mengetahui perbedaan pola asuh anak ketika di rumah. b.
Profil Santri
Subjek dalam penelitian ini adalah santri kelompok A dan B. Alasan pemilihan santri dari kelompok tersebut karena santri tersebut berusia antara
empat sampai lima tahun. Selain itu, santri tersebut dipilih karena merupakan santri yang aktif dalam berbicara sehingga memudahkan peneliti dalam menggali