Partisipan kelima P5 berusia 13 tahun, beragama islam, kelas 1 Tsanawiyah, Suku Betawi, usia pertama kali dismenore 11 tahun dan
tidak ada riwayat dismenore dalam keluarga.
2. Analisa Tematik
Hasil analisis tematik dari partisipan yang ada didapatkan enam tema dimana ketika ditambahkan satu partisipan lagi, tidak muncul tema
baru, sehingga data sudah peneliti nyatakan tersaturasi dan hanya lima partisipan saja yang digunakan. Berbagai tema yang didapat terkait
pengalaman dismenore remaja perempuan, yaitu : 1 karakteristik nyeri yang dialami oleh santriwati, 2 dampak dismenore dalam kehidupan
sehari-hari santriwati, 3 upaya santriwati dalam mengatasi dismenore, 4 dukungan yang diperoleh santriwati saat mengalami dismenore, 5
antisipasi yang dilakukan santriwati terhadap dismenore, 6 mitos-mitos seputar dismenore yang dipercayai oleh santriwati. Berikut penjelasan
lebih rinci tentang tema-tema tersebut.
Tema 1. Karakteristik Dismenore yang dialami oleh santriwati
Nyeri saat menstruasi yang dialami oleh masing-masing santriwati berbeda-beda, baik dari segi onset dan durasi nyeri, sifat nyeri, gejala
penyerta nyeri, lokasi, derajat nyeri dan kualitas dari nyeri itu sendiri. Karakteristik nyeri ini berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada
lima partisipan menghasilkan tujuh sub-tema yakni: 1 onset dan durasi nyeri, 2 gejala penyerta nyeri, 3 lokasi nyeri, 4 tingkatan atau derajat
nyeri, 5 kualitasrasa nyeri.
1 Onset dan durasi nyeri
Kapan dan lamanya dismenore yang dialami masing-masing santriwati berbeda-beda. Tiga dari partisipan mengatakan bahwa nyeri dimulai dari
awal menstruasi hingga hari kelima dan dua dari partisipan yang lainnya pun mengatakan bahwa dismenore yang ia alami, mulai dirasakan dari
sehari sebelum menstruasi hingga hari kelima menstruasi. Berikut ini ungkapan salah satu partisipan:
“...nyeri pas awal menstruasi hingga kedua, pokoknya dalam hitungan lima hari lah...” P1
“...Pas bulan ini aja saya ngerasain nyerinya itu pas dari sebelum haidh dan sampek haidh hari kedua...” P2
Nyeri jika ditinjau dari segi pola dan bagaimana munculnya, nyeri tersebut diklasifikasikan menjadi nyeri yang timbul sewaktu-waktu dan
kemudian menghilang ataupun nyeri yang menetap. Hasil wawancara mendalam kepada lima partisipan menunjukkan bahwa sifat nyeri
menstruasi yang dialami santriwati yaitu, a nyeri menetap, b nyeri bertahap, dan c nyeri hilang timbul. Satu dari lima partisipan mengatakan
bahwa nyeri yang ia alami bersifat terus-menerus, sedangkan satu dari lima partisipan mengungkapkan bahwa nyeri yang ia rasakan muncul
secara bertahap lalu lama kelamaan mencapai puncak pada hari kedua. Tiga dari partisipan lainnya mengatakan bahwa nyeri yang ia alami timbul
sewaktu-waktu dan kemudian menghilang “...nyeri muncul terus-terusan...” P2
“...bertahap sih, mulai biasa dulu, puncaknya nanti dua hri pas hari haidhnya...” P3
“...Biasanya sih pagi-pagi. Sakit banget pagi sampek siang baru entar agak ilang...” P4