Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan

B. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan

Untuk merancang pembelajaran yang kondusif, seorang guru perlu memahami karakteristik dan perkembangan peserta didik yang menckup perkembangan fisik, perkembangan sosio emosional dan perkembangan intelektualnya. Usia anak di tingkat SMK merupakan usia remaja. Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan-perubahan ini. Perkembangan sosio emosional anak usia SMK ditandai dengan munculnya perkembangan identitas remaja, yaitu refeltivitas : suatu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan danmereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dan sering merasa tidak puas terhadap diri sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada usia remaja muncul adanya sifat ingin mandiri, ingin segala sesuatu serba bebas, menuntut kreativitas, ingin diakui sebagai anak besar yang tidak mau dikungkung, tetapi ingin bebas dan sebagainya. Anak pada usia remaja belajar bahwa orang lain tidak dapat sepenuhnya mengetahui apa yang mereka pikirkan dan yang mereka rasakan. Mereka sedang mencari identitas sirinya “siapa dan apa sebenarnya diriku”. Menurut teori perkembangan kognitif yang dikembangkan Jean Piage dan dikutip oleh Muhammad Surya 2004 : 37, bahwa perkembangan kognitif merupakan suau proses dimana tujuan individu melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berfikir. Hal yang diperoleh dalam satu peringkat akan merupakan dasar bagi peringkat selanjutnya. Piaget memandang 29 bahwa kognitif merupakan hasil dari pembentukan adaptasi biologis. Perkembangan kognitif terbentuk melalui interakis yang konstan antara individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi ialah proses penataan segala sesuatu yang ada di lingkungan, sehingga menjadi dikenal oleh individu. Adaptasi ialah proses terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungan. Adaptasi terjadi dalam dua bentuk, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi ialah proses individu mengubah dirinya agar bersesuaan dengan apa yang diterima dan lingkungannya. Disamping itu, interaksi dengan lingkungan dikendalikan oleh adanya prinsip keseimbangan yaitu upaya individu agar memperoleh keadaan yang seimbang antara keadaan dirinya dengan tuntutan yang datang dari lingkungan. Intelegensi merupakan dasar bagi perkembangan kognitif. Intelegensi merupakan suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan struktur dan diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan. Dari interaksi dengan lingkungan, individu akan memperoleh pengetahuan dengan menggunakan asimilasi, akomodasi dan dikendalikan oleh prinsip keseimbangan. Pada masa bayi dan kanak-kanak, pengetahuan itu bersifat subyektif, dan akan berkembang menjadi obyektif apabila sudah mencapai perkembangan remaja dan dewasa. Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berlangsung melalui empat peringkat, sebagaimana terdapat dalam tabel berikut ini. Tabel 3. Perkembangan Kognitif Perkembangan Kognitif Usia Peringkat sensorimotor 0 – 1,5 tahun Peringkat pre-operational 1,5 – 6 tahun Peringkat concrete operational 6 – 12 tahun Peringkat formal operational 12 tahun ke atas 30 Dalam peringkat sensorimotor 0 – 1,5 tahun, aktivitas kognitif berpusat pada aspek alat indera sensori dan gerak motor. Artinya, dalam peringkat ini anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat inderanya dan pergerakannya. Keadaan ini merupakan dasar bagi perkembangan kognitif selanjutnya. Aktivitas sensorimotor terbentuk melalui proses penyesuaian struktur fisik sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Dalam peringkat pre-operational 1,5 – 6 tahun, anak elah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal yang diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang terorganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas di lungkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada peringkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten dan tidak logis. Dalam peringkat concreta operational 6 – 12 tahun, anak telah dapat membuat pemikiran tentang situasi atau hal konkrit secara logis. Perkembangan kognitif pada peringkat operasi konkrit, memberikan kecakapan anak untuk berkenan dengan konsep-konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas. Konsep klasifikasi adalah kecakapan anak untuk melihat secara logis persamaan-persamaan suatu kelompok objek dan memilihnya berdasarkan ciri-ciri yang sama. Konsep hubunganialah kematangan anak memahami hubungan antara suatu perkara dengan perkara lainnya. Konsep kuantitas yaitu kesadaran anak bahwa suatu kuantitas akan tetap sama meskipun bentuk fisiknya berubah, asalkan tidak ditambah atau dikurangi. Dalam peringkat formal operational 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan indivdu untuk berfikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit. Perkembangan kognitif pada peringkat ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berfikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berfikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. 31 Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Robert Gagne disebut dengan “teori pemrosesan informasi” Information processing theory” dan “teori kondisi-kondisi pembelajaran” conditions of learning. Asumsi yang mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif daripada pembelajaran. Hasil pembelajaran manusia pada dasarnya bersifat kumulatif, yang berarti bahwa hasil pembelajaran yang dicapai individu adalah merupakan kumpulan keseluruhan hasil-hasil pembelajaran sebelumnya yang saling terkait. Gagne berpendapat bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam pemrosesan informasi itu terjadi adanya interaksi antara kondisi- kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal ialah 1 keadaan di dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran, 2 proses kognitif yangterjadi dari dalam individu selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kondisi eksternal ialah berbagai rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal menghasilkan hasil pembelajaran Muhammad Surya, 2004 : 40. Merujuk pada teori pembelajaran yang dikembangkan Jean Piaget dan Robert Gagne, maka implikasi dalam pengajaran perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut: a. Penggunaan bahan dan cara berikir disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. b. Membangkitkan minatsemangat belajar dengan memberi kesempatan berinteraksi dengan lingkungannya c. Memberi kesempatan menyelesaikan tugas-tugas belajar menurut tingkat kemampuannya d. Materi pembelajaran selalu baru tetapi tidak asing bagi peserta didik. e. Memberi penilaian terhadap pembelajaran peserta didik secara obyektif. 32 f. Memberi informasi tujuan dan bahan pembelajaran kepada peserta didik. Peserta didik di SMK pada umumnya berusia antara 14-18 tahun. Sesuai dengan pemahaman tersebut diatas termasuk usia remaja. Sebagai anak remaja memiliki sifat-sifat seperti ingin mandiri, ingin segala sesuatu serba bebas, menuntut kreativitas, ingin dihargai sebagai anak besar yang tidak mau dikungkung tetapi ingin bebas. Selain sifat-sifat tersebut peserta didik usaia SMK juga telah mampu berpikir sistematis, mampu berpikir abstrak dengan logis dan mampu menggunakan logika untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu dengan mencermati karakter peserta didik di SMK dan teori pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli, metode pembelajaran yang akan dikembangkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

C. Penerapan Cooperative Learning Student Team Achievement Division