Kajian Yang Relevan BAB I sampai habis

kajian dan pelajaran tentang segala seuatu yang berhubungan dengan kewirausahaan. Oleh karena itu, hasil belajar kewirausahaan adalah tingkat kecakapan yang diperolehpembelajaran sebagai hasil dari perubahan tingkah laku peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran kewirausahaan.

B. Kajian Yang Relevan

Untuk memperkuat kajian teori dalam penulisan buku ini ada empat sumber kajian meliputi : a. Mohammad Amin, Dr .MA. Suatu rintisan pemikiran dasar terhadap proses pembelajaran selalu diarahkan untuk dapat menghasilkan tenaga terdidik bagi kepentingan bangsa, negara dan tanah air. Sebuah hasil penulisan yang dimuat dalam buku Analisis Pendidkan terbitan Departement Pendidikan dan Kebudayaan yuang bertajuk Peranan Kreativitas dalam pendidikan. Hasil penelitan menunjukkan bahwa potensi kreatif tidak akan muncul sendiri secara baik bila individu tidak mempunyai lingkungan yang memacu sejak awal. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kreatif mereka agar dapat mencetuskan potensi kreatif yang terpendam. Dalam studinya dengan berbagai macam bisnis, dan instansi-instansi pemerintah, menemukan bahwa kreativitas dalam organisasi dapat dikembangkan dengan menambak kepercauaan komunikasi yang bebeas dan terarah, penentuan diri sendiri dan pengurangan pengawasan yang terlalu ketat. Hasil studi ini mempunyai relevansi terhadap kelancaran proses pembelajaran kewirausahaan dalam memacu konsentrasi belajar peserta didik Muhammad Amin. 1983 : 120. b. Menurut Muflichati Nurin Azizah dalam penelitian tentang peningkatan motivasi belajar dalam proses pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta 2008, menunjukkan bahwa metode pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik menuntut kreatifitas guru mulai 23 dari menyiapkan materi ajar yang akan diberikan, mengelola pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran. Metode pembelajaran hanya sebagai media. Peran guru sebagai fasilitator dan mediator tetap diperlukan. Sebagai fasilitator guru memberi kemudahan belajar cara meluruskan pendapat peserta didik jika ada pikiran yang kurang tepat, atau jika terjadi kontradiksi pendapat antar peserta didik Muflichati Nurin Azizah 2009 : 8. c. Sedangkan penelitian yang dilakukan Alim Budi Kusumo tentang pengaruh status ekonomi orang tua, dan hasil belajar terhadap minat berwirausaha siswa SMK, menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan belajar peserta didik, maka semakin baik minat untuk berwirausaha Alim BK. 2006 : 6 d. Sementara itu penelitian yang dilakukan Supriyanto tentang pengaruh praktek lapangan dan prestasi belajar kejuruan peserta didik SMK Purworejo tahun 2000, menunjukkan bahwa peserta didik yang mempunyai prestasi belajar yang rendah cenderung bekerja pada perusahaan menjadi karyawan, sebab menjadi tenaga kerja pada lembaga tertentu yang sudah ada tidak memerlukan banyak biaya dan resiko tinggi jika dibandingkan dengan berwirausaha sebagai pilihan karier. Pada umumnya peserta didik yang memperoleh prestasi belajar rendah tidak memiliki keberanian untuk mengambil resiko Supriyanto, 200 : 84. Mencermati kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan dengan penerapan Cooperative Learning untuk peningkatan motivasi belajar kewirausahaan guru harus memberikan perhatian khusus untuk mengembangkan self-esteem percaya diri peserta didik dan membantu untuk mencapai kesan lebih baik atas nilai-nilai mereka sendiri sebagai ”manusia”. Ini berarti bahwa guru harus lebih aktif dalam membantu peserta didik mengembagkan self- awarenes sadar diri, insaf diri dan menjadi individu seutuhnya. Guru hendaknya menyadari bahwa peserta didik mempelajari ilmu pengetahuan saja, tanpa disertai pengembangan sikap dan proses ilmiah tidak cukup untuk membantu peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup di era globalisasi. Manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Menjadi manusia berarti 24 menjadi kreatif. Kreatif menumbuhkan dan mengembangkan self-concept idndividu. Dalam upaya menciptakan iklim belajar yang lebih kondusif dan mendorong keaktifan belajar peserta didik yang tinggi serta keinginan untuk meraih hasil belajar yang optimal, proses pembelajaran harus membantu individu mengembangkan bakatpotensinya secara penuh menuju ke pembentukan manusia seutuhnya. Ini berarti kemampuan yang terlibat dalam pengembangan berpikir dan bertindak kreatif tidak boleh diabaikan. Guru harus menyadari bahwa peserta didik tidak semata-mata menerima informasi dan memecahkan persoialan yang diberikan kepadanya, tetapi adalah ”manusia kreatif” yang kemampuan kreatifnya harus dikembangkan melalui proses pembelajaran. Kreatifitas peserta didik sangat diperlukan untuk penerapan Cooperative Learning pada mata pelajaran kewirausahaan dalam rangka penanaman jiwa kewirausahaan daninovatif yang produktif. 25 BAB III IDE DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Kurikulum Kewirausahaan