Analisis ANALISIS DAN EVALUASI

BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Penerangan untuk Perpustakan FISIP USU

Perpustakaan FISIP USU memiliki dimensi ruangan sebesar 18 m x 5 m, dengan kisaran illuminasi sebesar 63 – 153 lux yang diukur dengan menggunakan light meter, jenis lampu yang digunakan adalah 1 buah lampu Philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 14 buah dan yang rutin dihidupkan setiap harinya sebanyak 9 buah lampu. Berdasarkan hasil pengukuran awal dengan menggunakan light meter terdapat hasil pencahayaan yang kurang baik, hal ini disebabkan pada kisaran illuminasi 63 – 153 lux mata harus berakomodasi maksimal pada saat membaca sehingga otot siliaris akan lebih cepat mengalami kelelahan, impuls lelah dari otot siliaris akan disampaikan ke sistem syaraf pusat, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan sistem syaraf motorik melambat sehingga ketajaman mata dalam membaca akan menurun. Lama baca yang diberikan yaitu 15 menit mahasiswa sudah merasakan kelelahan pada matanya. Kelelahan mata dapat ditandai dengan penurunan ketajaman mata dan meningkatnya pengalihan mata dari bahan bacaan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada mahasiswa dua buah tempat duduk terpilih yang dikatakan nyaman ternyata juga tidak memiliki tingkat illuminasi yang sesuai dengan kriteria ruang baca standar yaitu 272 lux dan 283 Universitas Sumatera Utara lux, sedangkan kriteria ruang baca standar yaitu 500 lux. Pengaruh dari faktor lain yang juga menjadi penyebab kelelahan yaitu melihat layar komputer terlalu lama, pada saat sebelum dilakukan pengumpulan data. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lampu untuk perpustakaan FISIP USU jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi seluruh ruangan perpustakaan sebesar 107.398,56 lumen. Penetapan jumlah cahaya yang dibutuhkan ini berdasarkan beberapa faktor yaitu tingkat cahaya yang direkomendasikan yaitu 500 lux, luas ruangan, faktor depresiasi cahaya lampu yang dikeluarkan dan faktor depresiasi lampu kotor. Menentukan jumlah lampu yang digunakan dengan mempertimbangkan bahwa lampu yang diperlukan adalah mempunyai penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dan juga mempunyai penyebaran cahaya yang cukup lebar maka dipilih lampu jenis TL Tube Light cool white delux karena dapat menghasilkan efek warna yang terbaik istimewa. Berdasarkan Typical Luminaire pada Lampiran yang menjelaskan karakteristik distribusi cahaya maka maka digunakan lampu philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 1 buah yang diletakkan pada armatur aluminium. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lampu yang digunakan pada perpustakaan FISIP USU sebanyak 14 bola lampu, yang aktif menyala sebanyak 9 buah dan 5 buah tidak dapat hidup, dari 14 buah bola lampu yang menyala biaya listrik yang dikeluarkan sebesar Rp.58.786,56,-. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah cahaya maka didapat jumlah lampu yang dibutuhkan yaitu 42 buah bola lampu dengan masing-masing bola lampunya dapat menghasilkan 2500 lumen Universitas Sumatera Utara dengan penambahan lampu tersebut pihak perpustakaan membayar Rp.176.359,58,- setiap bulannya. Maka selisih dari biaya Rp.117.573.02-, biaya ini dikeluarkan agar mencukupi pencahayaan disetiap ruangan sehingga mahasiswa dapat membaca di seluruh areal perpustakaan. Penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dapat mempermudah mahasiswa dalam membaca. Akomodasi yang dilakukan oleh mata dengan cahaya yang cukup lebih besar, sehingga otot siliaris akan lebih lama mengalami kelelahan, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan syaraf motorik sehingga ketajaman dan kecepatan mata dalam membaca akan meningkat.

6.1.2. Analisis Penerangan untuk Perpustakan FKM USU

Penerangan pada perpustakaan FKM USU memiliki dimensi ruangan sebesar 14 m x 7,5 m, dengan kisaran illuminasi sebesar 17 – 110 lux yang diukur dengan menggunakan light meter, jenis lampu yang digunakan adalah 1 buah lampu Philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 12 buah dan yang rutin dihidupkan setiap harinya sebanyak 4 buah lampu. Berdasarkan hasil pengukuran awal dengan menggunakan light meter terdapat hasil pencahayaan yang kurang baik, hal ini disebabkan pada kisaran illuminasi 17 – 110 lux mata harus berakomodasi maksimal pada saat membaca sehingga otot siliaris akan lebih cepat mengalami kelelahan, impuls lelah dari otot siliaris akan disampaikan ke sistem syaraf pusat, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan sistem syaraf motorik melambat sehingga ketajaman mata dalam membaca akan menurun. Pada lama baca yaitu 45 menit mahasiswa sudah Universitas Sumatera Utara merasakan kelelahan pada matanya. Kelelahan mata dapat ditandai dengan penurunan ketajaman mata dan meningkatnya pengalihan mata dari bahan bacaan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada mahasiswa dua buah tempat duduk terpilih yang dikatakan nyaman ternyata juga tidak memiliki tingkat illuminasi yang sesuai dengan kriteria ruang baca standar yaitu 108 lux dan 110 lux, sedangkan kriteria ruang baca standar yaitu 500 lux. Pengaruh dari faktor lain yang juga menjadi penyebab kelelahan yaitu aktifitas perkuliahan, pada saat sebelum dilakukan pengumpulan data. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lampu untuk perpustakaan FKM USU jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi seluruh ruangan perpustakaan sebesar 138.099,74 lumen. Penetapan jumlah cahaya yang dibutuhkan ini berdasarkan beberapa faktor yaitu tingkat cahaya yang direkomendasikan yaitu 500 lux, luas ruangan, faktor depresiasi cahaya lampu yang dikeluarkan dan faktor depresiasi lampu kotor. Menentukan jumlah lampu yang digunakan dengan mempertimbangkan bahwa lampu yang diperlukan adalah mempunyai penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dan juga mempunyai penyebaran cahaya yang cukup lebar maka dipilih lampu jenis TL Tube Light cool white delux karena dapat menghasilkan efek warna yang terbaik istimewa. Berdasarkan Typical Luminaire pada Lampiran yang menjelaskan karakteristik distribusi cahaya maka maka digunakan lampu philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 1 buah yang diletakkan pada armatur aluminium. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lampu yang digunakan pada perpustakaan FKM USU sebanyak 12 bola lampu, yang aktif menyala sebanyak 4 buah dan 8 buah tidak dapat hidup, dari 12 buah bola lampu yang menyala biaya listrik yang dikeluarkan sebesar Rp.50.388,48,-. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah cahaya maka didapat jumlah lampu yang dibutuhkan yaitu 56 buah bola lampu dengan masing-masing bola lampunya dapat menghasilkan 2500 lumen dengan penambahan lampu tersebut pihak perpustakaan membayar Rp.235.146,24,- setiap bulannya. Maka selisih dari biaya Rp.184.757,76.-, biaya ini dikeluarkan agar mencukupi pencahayaan disetiap ruangan sehingga mahasiswa dapat membaca di seluruh areal perpustakaan. Penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dapat mempermudah mahasiswa dalam membaca. Akomodasi yang dilakukan oleh mata dengan cahaya yang cukup lebih besar, sehingga otot siliaris akan lebih lama mengalami kelelahan, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan syaraf motorik sehingga ketajaman dan kecepatan mata dalam membaca akan meningkat.

6.1.3. Analisis Penerangan untuk Perpustakan Teknik Industri USU

Penerangan pada perpustakaan Teknik Industri USU memiliki dimensi ruangan sebesar 6 m x 5,5 m, dengan kisaran illuminasi sebesar 111 – 593 lux yang diukur dengan menggunakan light meter, jenis lampu yang digunakan adalah 1 buah lampu Philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 24 buah dan tidak ada yang rutin dihidupkan setiap hari. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengukuran awal dengan menggunakan light meter terdapat hasil pencahayaan yang kurang baik, hal ini disebabkan pada kisaran illuminasi 111 – 593 lux pada meja baca yang tingkat illuminasi yang rendah mata harus berakomodasi maksimal pada saat membaca sehingga otot siliaris akan lebih cepat mengalami kelelahan, impuls lelah dari otot siliaris akan disampaikan ke sistem syaraf pusat, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan sistem syaraf motorik melambat sehingga ketajaman mata dalam membaca akan menurun. Pada lama baca yang diberikan yaitu 45 menit mahasiswa sudah merasakan kelelahan pada matanya. Kelelahan mata dapat ditandai dengan penurunan ketajaman mata dan meningkatnya pengalihan mata dari bahan bacaan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada mahasiswa dua buah tempat duduk terpilih yang dikatakan nyaman ternyata juga tidak memiliki tingkat illuminasi yang sesuai dengan kriteria ruang baca standar yaitu 111 lux, 206 lux dan 293 lux, sedangkan kriteria ruang baca standar yaitu 500 lux. Pengaruh dari faktor lain yang juga menjadi penyebab kelelahan yaitu aktifitas perkuliahan, pada saat sebelum dilakukan pengumpulan data. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lampu untuk perpustakaan Teknik Industri USU jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi seluruh ruangan perpustakaan sebesar 47.413,79 lumen. Penetapan jumlah cahaya yang dibutuhkan ini berdasarkan beberapa faktor yaitu tingkat cahaya yang direkomendasikan yaitu 500 lux, luas ruangan, faktor depresiasi cahaya lampu yang dikeluarkan dan faktor depresiasi lampu kotor. Universitas Sumatera Utara Menentukan jumlah lampu yang digunakan dengan mempertimbangkan bahwa lampu yang diperlukan adalah mempunyai penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dan juga mempunyai penyebaran cahaya yang cukup lebar maka dipilih lampu jenis TL Tube Light cool white delux karena dapat menghasilkan efek warna yang terbaik istimewa. Berdasarkan Typical Luminaire pada Lampiran yang menjelaskan karakteristik distribusi cahaya maka maka digunakan lampu philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 1 buah yang diletakkan pada armatur aluminium. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lampu yang digunakan pada perpustakaan Teknik Industri USU sebanyak 24 bola lampu, tidak ada yang aktif menyala secara rutin. sehingga biaya yang dikeluarkan untuk biaya lampu apabila semua lampu menyala sebesar Rp.69.074,280,-. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah cahaya maka didapat jumlah lampu yang dibutuhkan yaitu 18 buah bola lampu dengan masing-masing bola lampunya dapat menghasilkan 2500 lumen dengan penambahan lampu tersebut pihak perpustakaan membayar Rp.52.907,904,- setiap bulannya, maka pihak perpustakaan dapat menghemat sebesar Rp. 16.166, 376.- dari biaya yang dikeluarkan sebelumnya. Penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dapat mempermudah mahasiswa dalam membaca. Akomodasi yang dilakukan oleh mata dengan cahaya yang cukup lebih besar, sehingga otot siliaris akan lebih lama mengalami kelelahan, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan syaraf motorik sehingga ketajaman dan kecepatan mata dalam membaca akan meningkat. Universitas Sumatera Utara

6.1.4. Analisis Penerangan untuk Perpustakan USU

Penerangan pada perpustakaan USU memiliki dimensi ruangan sebesar 18 m x 20 m, 18 m x 22 m, 18 m x 24 m dengan kisaran illuminasi sebesar 63 – 283 lux yang diukur dengan menggunakan light meter, jenis lampu yang digunakan adalah 1 lampu Philips jenis HPL-N 250 w542 sebanyak 71 buah dan 64 buah yang rutin dihidupkan setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran awal dengan menggunakan light meter terdapat hasil pencahayaan yang kurang baik, hal ini disebabkan pada kisaran illuminasi 63 – 283 lux pada meja baca yang tingkat illuminasi yang rendah mata harus berakomodasi maksimal pada saat membaca sehingga otot siliaris akan lebih cepat mengalami kelelahan, impuls lelah dari otot siliaris akan disampaikan ke sistem syaraf pusat, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan sistem syaraf motorik melambat sehingga ketajaman mata dalam membaca akan menurun. Pada lama baca yang diberikan yaitu 45 menit mahasiswa sudah merasakan kelelahan mata. Kelelahan mata dapat ditandai dengan penurunan ketajaman mata dan meningkatnya pengalihan mata dari bahan bacaan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada mahasiswa dua buah tempat duduk terpilih yang dikatakan nyaman ternyata juga tidak memiliki tingkat illuminasi yang sesuai dengan kriteria ruang baca standar yaitu 110 lux, 164 lux dan 185 lux, sedangkan kriteria ruang baca standar yaitu 500 lux. Pengaruh dari faktor lain yang juga menjadi penyebab kelelahan yaitu aktifitas perkuliahan, pada saat sebelum dilakukan pengumpulan data. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lampu untuk perpustakaan Teknik Industri USU jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk menerangi seluruh ruangan perpustakaan sebesar 487.012,98 lumen, 465.844,15 lumen dan 446.428, 5 lumen. Penetapan jumlah cahaya yang dibutuhkan ini berdasarkan beberapa faktor yaitu tingkat cahaya yang direkomendasikan yaitu 500 lux, luas ruangan, faktor depresiasi cahaya lampu yang dikeluarkan dan faktor depresiasi lampu kotor. Menentukan jumlah lampu yang digunakan dengan mempertimbangkan bahwa lampu yang diperlukan adalah mempunyai penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dan juga mempunyai penyebaran cahaya yang cukup lebar maka dipilih lampu jenis TL Tube Light cool white delux karena dapat menghasilkan efek warna yang terbaik istimewa. Berdasarkan Typical Luminaire pada Lampiran yang menjelaskan karakteristik distribusi cahaya maka maka digunakan lampu philips jenis TL’D 36 W54 sebanyak 2 buah yang diletakkan pada armatur aluminium. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah lampu yang digunakan pada perpustakaan USU sebanyak 71 bola lampu Philips jenis HPL-N 250 w542, 64 buah bola lampu aktif menyala dan 7 buah lampu tidak aktif menyala, sehingga biaya listrik yang dikeluarkan apabila semua bola lampu menyala sebesar Rp.38.915.478,-. Hasil perhitungan kebutuhan jumlah cahaya maka didapat jumlah lampu yang dibutuhkan yaitu 270 buah bola lampu dengan masing-masing bola lampunya dapat menghasilkan 2500 lumen dengan penambahan lampu tersebut pihak perpustakaan membayar Rp.1.163.427,84,- biaya ini didapat seluruh biaya penggunaan bola lampu pada perpustakaan USU I, II, dan III setiap Universitas Sumatera Utara bulannya. Maka perpustakaan dapat menghemat sebesar Rp.37.752.050,16.-, biaya ini dikeluarkan dari biaya yang dikeluarkan sebelumnya. Penyebaran cahaya yang merata ke seluruh ruangan dapat mempermudah mahasiswa dalam membaca. Akomodasi yang dilakukan oleh mata dengan cahaya yang cukup lebih besar, sehingga otot siliaris akan lebih lama mengalami kelelahan, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan syaraf motorik sehingga ketajaman dan kecepatan mata dalam membaca akan meningkat.

6.2. Evaluasi