Jarak Sumur dengan Lokasi Industri

4.4.1. Jarak Sumur dengan Lokasi Industri

Perkembangan masyarakat di bidang industri memberikan efek yang buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Bentuk lain dari pencemaran industri adalah perubahan sifat fisik maupun kimia suatu air. Dari Tabel 4.8 pada lokasi penelitian dapat dilihat peningkatan beberapa komponen kimia perairan diantaranya pH, TSS, TDS, Sulfat, Calsium,Magnesium dan Besi total, serta peningkatan sifat fisik perairan yaitu kekeruhan. Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek pH tertinggi adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 7,75, 7.60 dan 7,40, sedangkan pH terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 7,12, 7,10 dan 7,00. Tingginya nilai pH pada lokasi penelitian disebabkan karena tingginya tingkat pencemaran. Pencemaran akibat industri sangat berpengaruh pada penurunan kualitas air sumur, hal ini karena air limbah akan merembes ke dalam tanah dan akan mencemari air sumur. Menurut Effendi 2003 salah satu penyebab utama peningkatan nilai pH dari baku mutu adalah adanya zat pencemar yang terlarut dalam air. Zat pencemar seperti limbah industri akan menyebabkan peningkatan nilai pH sehingga air akan bersifat lebih basa dan pada konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan air tersebut tidak layak konsumsi karena akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpatek TSS tertinggi adalah pada jarak 100 m yaitu sebesar 80 mgl, 70 mgl dan 80 mgl, sedangkan TSS terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 40 mgl. Nilai TDS tertinggi pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek adalah pada jarak 100 m dengan nilai 640 mgl, 610 Universitas Sumatera Utara mgl dan 630 mgl, sedangkan TDS terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 380 MgL. TSS adalah Total Suspended Solid dan TDS adalah Total Dissolved Solid. Tingginya nilai TSS dan TDS pada jarak 100 meter disebabkan karena tingginya padatan yang tersuspensi didalam air sumur. Padatan tersuspensi berasal dari limbah industri yang dalam jumlah banyak akan menyebabkan tingginya tingkat padatan didalam air sumur, hal ini berpengaruh pada peningkatan jumlah TSS dan TDS pada lokasi penelitian 100 meter. Menurut Sunu 2001 air buangan limbah selain mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah yang bervariasi, juga sering mengandung bahan-bahan yang bersifat koloid, seperti protein. Air buangan industri mengandung padatan tersuspensi yang relatif tinggi. Padatan terendap dan padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga dapat mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek nilai kekeruhan tertinggi adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 27,20 NTU, 13,20 NTU dan 9,20 NTU, sedangkan kekeruhan terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 3,28 NTU. Tingginya tingkat kekeruhan pada lokasi penelitian dengan jarak 100 meter disebabkan karena tingginya tingkat pencemaran yang menyebabkan tingginya nilai TSS dan TDS, dimana tingginya nilai TDS dan TSS tersebut akan menyebabkan meningkatnya padatan tersuspensi di dalam sumur sehingga akan menyebabkan kekeruhan air yang tinggi sehingga akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk. Menurut Mahida 1993 kekeruhan air dapat dipengaruhi oleh bahan- bahan yang melayang di dalam air. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan Universitas Sumatera Utara oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, pasir dan bahan- bahan organik terlarut maupun limbah. Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek nilai Sulfat tertinggi adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 14,98 mgl, 14,98 mgl dan 3,90 mgl, sedangkan Sulfat terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 0,38 mgl. Tingginya nilai Sulfat pada lokasi penelitian dengan jarak 100 meter menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Menurut Effendi 2003 Tingginya nilai pH akan menyebabkan tingginya nilai sulfat yang terbentuk. Sulfat yang terbentuk melalui oksidasi mineral sulfida, menyebabkan air bersifat basa. Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpatek nilai Kalsium Ca tertinggi adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 49,20 mgl, 37,20 mgl dan 29,21 mgl, sedangkan Kalsium Ca terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 26,59 mgl. Tingginya nilai Kalsium Ca pada lokasi penelitian dengan jarak 300 meter merupakan gambaran bahwa pada lokasi penelitian tersebut memiliki kualitas air yang masih bagus, hal ini karena nilai Kalsium Ca sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan tulang dan gigi. Selain itu tingginya nilai Kalsium Ca pada lokasi penelitian dengan jarak 300 meter karena banyaknya bebatuan yang terdapat didasar sumur. Menurut Cole 1988 mengemukakan bahwa perairan yang miskin akan kalsium biasanya juga miskin akan kandungan ion-ion lain. Sumber utama Kalsium Ca di perairan adalah batuan tanah. Kalsium pada batuan terdapat dalam bentuk mineral batu kapur. Selanjutnya Sutrisno 2006 menambahkan Universitas Sumatera Utara adanya Ca dalam air adalah sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan unsur hara tersebut, yang khususnya diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek nilai Magnesium mg tertinggi adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 16,55 mgl, 16,55 mgl dan 14,55 mgl, sedangkan Magnesium mg terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 7,09 mgl, 7,09 mgl dan 6,27 mgl. Menurut Cole 1988 kadar Magnesium mg maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi kepentingan air minum adalah 50 mgl. Magnesium mg tidak bersifat toksik, bahkan baik bagi fungsi hati dan sistem saraf. Nilai magnesium mg yang tinggi adalah gambaran dari tingginya kandungan sulfur dan klorida di suatu perairan. Nilai Besi Total pada sumur sederhana, sumur sederhana dengan beton dan sumur borpantek nilai adalah pada jarak 100 meter yaitu sebesar 0,79 mgl, 0,85 mgl dan 0,79 mgl, sedangkan nilai Besi Total terendah adalah pada jarak 300 meter yaitu sebesar 0,18 mgl, 0,14 mgl dan 0,18 mgl. Tingginya nilai Besi total pada lokasi penelitian dengan jarak 100 meter disebabkan karena tingginya tingkat pencemaran sehingga menurunkan tingkat aerasi. Penurunan tingkat aerasi akan menyebabkan peningkatan akumulasi Besi total di dalam air. Tinginya nilai Besi total sangat membahayakan kesehatan sehingga tidak layak pakai untuk dikonsumsi. Menurut Tebbut 1992 pada perairan yang mendapat cukup aerasi aerob hampir tidak pernah lebih dari 0,3 mgl. Kadar Besi total pada perairan alami Universitas Sumatera Utara 0,05-0,2 mgl. Kadar besi 1,0 mgl dapat membahayakan kesehatan air yang diperuntukkan untuk minum sebaiknya memiliki nilai Besi total 0,3 mgl

4.4.2. Jarak Sumur dengan Septic TankWC