Kebutuhan Air Bersih Kebijakan Pemerintah dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Air

3. Antagonism : pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa jenis polutan saling mengganggu sehingga pengaruh secara kumulatif lebih kecil atau kemungkinan hilang. Misalnya, pengaruh kombinasi kalsium dan timbal atau zinc atau aluminium. Rao 1992 mengelompokkan bahan pencemar di peraiarn menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1 limbah yang mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut oxygen demanding waste, 2 limbah yang mengakibatkan munculnya penyakit disease causing agents, 3 senyawa organik sintetis, 4 nutrient tumbuhan, 5 senyawa anorganik dan mineral, 6 sedimen, 7 radioaktif, 8 panas thermal discharge, dan 9 minyak. Bahan pencemar polutan yang masuk ke dalam air biasanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis pencemar yang saling berinteraksi.

2.5. Kebutuhan Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu hal yang paling penting dan mendapat prioritas dalam perencanaan kota. Kebutuhan air suatu kota menurut Catanese dan Snyder 1996 dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Penggunaan rumah tangga, dipakai di tempat hunian pribadi, rumah, apertemen dan sebagainya untuk minum, masak, mandi, cuci dan penyiraman tanaman dan kebutuhan rumah tangga lainnya. 2. Penggunaan komersil dan industri, digunakan oleh kegiatan komersil seperti toko, rumah makan, salon dan sebagainya serta kegiatan pabrik dan industri. 3. Penggunaan umum, digunakan pada fasilitas umum seperti taman, sekolah, rumah sakit, bangunan pemerintah dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia dan mendapatkan prioritas yang utama untuk pemenuhannya. Kebutuhan air tidak hanya menyangkut kuantitas atau jumlah, tetapi juga kualitas atau mutunya. Kualitas air yang baik merupakan salah satu alasan sebagian penduduk kota membeli air kemasan untuk konsumsi minum dan masak Soemarwoto, 2001. Jumlah kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan meningkatnya status sosial ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Semakin meningkat kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kualitas hidup seseorang, maka semakin meningkat pula aktivitasnya sehingga kebutuhan air bersih yang diperlukan untuk kehidupannya juga meningkat. Kualitas atau mutu yang disyaratkan untuk air bersih adalah berdasarkan syarat fisik, kimia dan bakteriologik sesuai standart atau baku mutu yang berlaku Permenkes RI No. 416MenkesPERXI1990. Untuk mengetahui kualitas air dapat dilakukan dengan uji laboraturium, sedangkan syarat fisik dapat dilakukan pengamatan langsung yang meliputi: - Tidak berwarna - Tidak berasa - Tidak berbau - Jernih Universitas Sumatera Utara

2.6. Kebijakan Pemerintah dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Air

Bawah Tanah Kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan air bawah tanah pada dasarnya bertujuan untuk melakukan konservasi air bawah tanah. Menurut Keputusan menteri Nomor 1451 K10MEM2000, yang dimaksud dengan konservasi air bawah tanah adalah pengelolaan air bawah tanah untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjaminketersediaannya dengan tetap memelihara serta meningkatkan mutunya tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi dan lingkungan sumberdaya air bawah tanah tersebut. Dalam batas-batas tertentu pengambilan air bawah tanah untuk keperluan air minum dan rumah tangga tidak diperlukan ijin, dengan ketentuan: 1. Pengambilan air bawah tanah dengan menggunakan tenanga manusia dari sumur gali. 2. Pengambilan air bawah tanah dari sumur bor pipa sumur pasang bergaris tengah kurang dari 2 dua inci atau 5 cm. 3. Pengambilan air bawah tanah untuk rumah tangga bagi kebutuhan kurang dari 100 seratus meter kubik sebulan dengan tidak menggunakan sistem distribusi terpusat. Menurut Pratowo 2001 keberhasilan pengelolaan air tanah sangat tergantung pada fungsi pengawasan dan pengendalian termasuk fungsi pembinaan. Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin tegaknya peraturan perundang-undangan pengelolaan air bawah tanah, meliputi pemantauan terhadap air bawah tanah agar dalam pemanfaatannya tidak berakibat negatif terhadap lingkungan serta untuk menjaga ketersediaan dan mutunya. Universitas Sumatera Utara Adanya kunjungan petugas untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian. Semakin sering dilakukan kunjungan semakin baik karena masyarakat menjadi lebih sering diperingatkan dan dibina agar memanfaatkan air bawah tanah sesuai dengan kaidah yang berlaku.

2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Air Bawah Tanah