Alat yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan. Analisis Data Secara Statistik

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas, penangas air, neraca Sar Punch Ateliers, strong cobb hardness Erweka, spektrofotometer ultraviolet, mikroskop berkamera Leitz Wetzlar, termometer ,stopwatch, mortir, dan stamper, lemari pengering, ayakan mesh 8, 14, 60 dan alat laboratorium yang lainnya.

3.2 Bahan-bahan yang digunakan.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, piroksikam, Mg Stearat, Crospovidon, Talkum, Alkohol 95, Pati Kentang, Brem Padat. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Proses Pembuatan Pati Kentang Kentang ditimbang sebanyak 10 kg dikupas kemudian dicuci bersih, dipotong-potong kecil lalu diblender sedikit demi sedikit hingga halus, residu disaring dan diperas menggunakan kain putih, dilakukan sampai 5 kali dengan penambahan aquadest secukupnya, filtrat didiamkan selama satu malam hingga didapat endapan. Sisa air dibuang dan endapan dibilas sedikit dengan air untuk menghilangkan zat sisa, Sisa air yang terdapat dalam pati dihilangkan menggunakan alkohol, kemudian biarkan sampai alkohol menguap. Pati yang diperoleh lalu dikeringkan dan diayak hingga didapatkan serbuk pati kentang. Flow sheet terlampir. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Proses Pembuatan Granul Pati Kentang dengan Brem Padat

Di buat perbandingan pati kentang dengan brem padat 100 g : 25 g Serbuk pati kentang ditimbang sebanyak 100 g dimasukkan kedalam lumpang digerus hingga homogen. Brem padat yang telah ditimbang sebanyak 25 g dimasukkan kedalam lumpang sedikit demi sedikit diaduk hingga rata sampai didapatkan massa yang homogen, apabila tidak tercampur merata ditambahkan sedikit alkohol 95 . Massa digranulasi menggunakan ayakan dengan mesh 12 untuk mendapatkan granul kemudian dikeringkan kedalam lemari pengering. Dengan cara yang sama dilakukan pembuatan granul dengan perbandingan-perbandingan tertentu pati kentang : brem padat, 100 g : 25 g, 100 g : 50 g, 100 g : 100 g, 100 g : 150, 100 g : 200 g, 100 g : 250 g . Formula Pati kentang Brem padat 1 100 gram 25 gram 2 100 gram 50 gram 3 100 gram 100 gram 4 100 gram 150 gram 5 100 gram 200 gram 6 100 gram 250 gram Universitas Sumatera Utara Pembuatan Tablet Dengan ini Peneliti Membuat dengan Empat Variasi Tabel 3.3.2.1 Komposisi Tablet Variasi pertama dapat di lihat pada tabel di bawah ini, dimana berat setiap tablet 200 mg Nama Formula R1 R1 F1 R1 F2 R1 F3 R1 F4 R1 F4 R1 F6 Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 25g 200 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 50g 200 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 100g 200 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 150g 200 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 200g 200 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 250g 200 mg Tabel 3.3.2.2 Komposisi tablet Variasi kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana berat setiap tablet 200 mg Nama Formula R2 R2 F1 R2 F2 R2 F3 R2 F4 R2 F5 R2 F6 Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 25g 196 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 50g 196 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 100g 196 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 150g 196 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 200g 196 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 250g 196 mg Talkum 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Mg. stearat 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3.2.3. Komposisi Tablet Variasi ketiga dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana berat setiap tablet 200 mg Nama Formula R3 R3 F1 R3 F2 R3 F3 R3 F4 R3 F5 R3 F6 Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 25g 186 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 50g 186 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 100g 186 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 150g 186 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 200g 186 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 250g 186 mg Talkum 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Mg. Stearat 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Crospovidon 5 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg Tabel 3.3.2.4 Komposisi Tablet Variasi ke empat dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana berat setiap tablet 200 mg Nama Formula R4 R4 F1 R4 F2 R4 F3 R4 F4 R4 F5 R4 F6 Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 25g 176 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 50g 176 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 100g 176 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 150g 176 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 200g 176 mg Pati kentang : brem padat Perbandingan 100g : 250g 176 mg Piroksikam 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg Crospovidon 5 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg 10 mg Talkum 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Mg. Stearat 1 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg 2 mg Universitas Sumatera Utara 3.3.3 Cara Pembuatan : 1. Cara pembuatan untuk R1 Granul pati kentang : Brem padat ditimbang, lalu di lakukan uji preformulasi, kemudian dicetak dengan diameter 9 dan bobot 200 mg. 2. Cara pembuatan untuk R2 Mg. Stearat dan talkum masing-masing ditimbang 2 mg, dimasukkan kedalam lumpang dan digerus, setelah homogen granul pati kentang : Brem padat yang telah ditimbang sebanyak 196 mg dimasukkan ke dalam lumpang, campuran diaduk sampai homogen kemudian dilakukan uji preformulasi dicetak tablet dengan diameter 9 dan bobot 200 mg. 3. Cara pembuatan untuk R3 Mg. Stearat, dan talkum masing-masing ditimbang 2 mg, cropovidon 10 mg, dimasukkan kedalam lumpang dan digerus, setelah homogen granul pati kentang : Brem padat yang telah ditimbang sebanyak 186 mg dimasukkan kedalam lumpang, campuran diaduk sampai homogen kemudian dilakukan uji preformulasi dicetak tablet dengan diameter 9 dan bobot 200 mg. 4. Cara pembuatan untuk R4 Mg. Stearat dan talkum masing-masing ditimbang 2 mg, dimasukkan kedalam lumpang dan digerus lalu Crospovidon ditimbang sebanyak 10 mg dimasukkan kedalam lumpang digerus hingga homogen. setelah homogen granul pati kentang : Brem padat yang telah ditimbang sebanyak 176 mg dimasukkan kedalam lumpang campuran diaduk sampai homogen kemudian dilakukan uji preformulasi, Dicetak tablet dengan diameter 9 dan bobot 200 mg. Universitas Sumatera Utara 3.4 Uji Preformulasi 3.4.1 Sudut Diam. Granul sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong yang telah dirangkai dan permukaannya diratakan. Lalu penutup bawah corong dibuka biarkan granul mengalir sampai habis. Tinggi kerucut yang terbentuk di Sudut diam diukur dengan rumus : Tg θ = 2hD Keterangan: θ = Sudut diam D = Diameter h = Tinggi kerucut cm Persyaratan : Uji dikatakan memenuhi syarat apabila berada pada 20° θ 40° Cartensen, 1977

3.4.2 Waktu Alir.

Uji waktu alir dilakukan dengan cara granul sebanyak 100 gram dimasukkan kedalam corong yang telah dirangkai kemudian permukaannya diratakan. Penutup bawah corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan, Stopwatch dihentikan saat granul telah habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya dan waktu alir yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk mengalir harus lebih singkat dari 10” Cartensen, 1977

3.4.3 Indeks Tap.

Kedalam gelas ukur 100ml dimasukkan sejumlah granul hingga 100ml ditap dengan alat yang dimodifikasi sampai konstan Setelah hentakan. volumenya dihitung dengan rumus : 100 1 2 1 x V V V − Universitas Sumatera Utara Keterangan : VI=Volume sebelum hentakan V2 = Volume setelah hentakan Granul akan mempunyai sifat alir yang baik jika mempunyai indeks tap 20 Cartensen, 1977

3.4.4 Pembuatan Tablet Dengan Cetak Langsung

Campuran obat dan semua bahan tambahan pengisi, penghancur, pelicin dicampur kemudian dicetak. Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak antara lain mempunyai sifat alir yang baik kompresibilitas tinggi dan mempunyai efek lubricant yang baik Lachman, 1994. 3.4.5 Pembuatan Pereaksi 3.4.5.1 Pembuatan HCl 0,1 N Diencerkan 8,5 ml asam klorida pekat dengan air suling sampai 1000 ml Ditjen POM, 1995.

3.4.5.2 Pembuatan Metanol – HCl 0,1 M

Diencerkan 8,5 ml asam klorida pekat dengan metanol sampai 1000 ml Ditjen POM,1995. 3.4.6 Penentuan Kurva Serapan dan Linieritas Kurva Kalibrasi Piroksikam dalam Larutan Metanol – HCl 0,1 M 3.4.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I Ditimbang seksama 50 mg Piroksikam Hexpharm Jaya Laboratories dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan Metanol – HCl 0,1 M dan dicukupkan sampai garis tanda lalu dikocok homogen maka diperoleh larutan induk baku dengan konsentrasi 1000 µgml. Universitas Sumatera Utara

3.4.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 1 ml Larutan Induk Baku I kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan dicukupkan dengan Metanol - HCl 0,1 M sampai garis tanda lalu dikocok homogen maka diperoleh larutan induk baku dengan konsentrasi 20 µgml.

3.4.6.3 Penentuan Kurva Serapan Piroksikam

Dari LIB II dipipet sebanyak 2,5 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dicukupkan dengan metanol – HCl 0,1 M sampai garis tanda. Dikocok homogen maka akan diperoleh konsentrasi 5 µgml, Diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm dan sebagai blanko digunakan metanol – HCl 0,1 M

3.4.6.4 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Piroksikam dalam Larutan Metanol – HCl 0,1

Dari LIB II dipipet masing – masing 1, 1,75, 2,5, 3 dan 3,5ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, kemudian dicukupkan dengan metanol – HCl 0,1 M sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 2µgml, 3,5 µgml, 5 µgml, 6µgml, dan 7µgml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dengan menggunakan metanol – HCl 0,1 M. 3.5 Evaluasi Tablet 3.5.1 Penetapan Kadar Piroksikam dalam Tablet Ditimbang seksama 20 tablet lalu dicatat beratnya kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 5 mg Piroksikam sebanyak 6 kali kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian dilarutkan dengan Metanol-HCl 0,1 M dan dicukupkan sampai garis tanda. Dikocok homogen akan diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µgml. Universitas Sumatera Utara Disaring dan lebih kurang 5 ml filtrat pertama dibuang, dan filtrat selanjutnya ditampung. Dipipet sebanyak 0,5 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, kemudian dicukupkan dengan Metanol-HCl 0,1 M sampai garis tanda maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 5 µgml. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 333 nm dengan menggunakan Metanol-HCl 0,1 M sebagai blanko.

3.5.2 Uji Kekerasan Tablet

Alat : Strong Cobb Hardness Tester Erweka Cara : Sebuah tablet diletakkan tegak lurus di antara anvil dan punch, tablet dijepit dengan memutar skrup pengatur hingga tanda lampu “stop” menyala knop ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet pecah dan Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet. Ketentuan umum : Kekerasan tablet 4 – 8 kg Parrot, 1970. 3.5.3 Uji Friabilitas Alat : Roche Friabilator Erweka Cara : Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu dicatat beratnya a gram. Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator lalu alat dijalankan selama 4 menit 100 kali putaran. Setelah batas waktu yang ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu lalu ditimbang beratnya b gram. Friabilitas F = a – b a x 100 Ketentuan umum : Kehilangan berat ≤ 0,8 Voight, 1994. Universitas Sumatera Utara

3.5.4 Uji Waktu Hancur

Alat : Disintegration Tester Erweka Cara : Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet masukkan 1 tablet pada masing – masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung kemudian alat dijalankan. Digunakan air dengan suhu 37 ˚ ± 2˚ C sebagai media. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi angkat keranjang dan amati keenam tablet. Semua tablet harus hancur sempurna bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya tidak kurang dari 16 tablet dan 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna. Persyaratan : Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut Ditjen POM, 1979.

3.5.5 Uji Keseragaman Sediaan

Tablet yang dibuat yaitu tablet piroksikam dengan berat satu tablet 200 mg dan mengandung piroksikam 10 mg berarti 50 jumlah zat berkhasiat kurang dari 50 mg, karena itu penetapan keseragaman sediaan dilakukan dengan menetapkan keseragaman kandungan yang dilakukan sebagai berikut: Diambil 10 tablet dan ditimbang seksama satu-persatu dicatat berat dari tiap tablet kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 1 mg piroksikam dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan Metanol-HCl 0,1 M. Kemudian dicukupkan dengan Metanol- HCl 0,1 M hingga garis tanda dihomogenkan dan disaring. Filtrat pertama dibuang sampai kertas saring jenuh dan filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dipipet 0,5 ml filtrat dan dicukupkan dengan Metanol-HCl 0,1 M sampai garis tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara Tablet memenuhi persyaratan dalam keragaman kandungan jika kadarnya terletak antara 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0. Jika tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji 20 satuan tambahan, dan persyaratan di penuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak di luar rentang 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 80,0 hingga 120,0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8 Ditjen POM, 1995. 3.5.6 Uji Disolusi Tablet Untuk menguji laju disolusi tablet dilakukan dengan menggunakan alat Dissolution Tester. Medium : 900 ml HCl 0,1 N Alat : tipe 2 metode dayung Kecepatan putaran : 75 rpm Waktu : 40 menit Cara : Satu tablet dimasukkan ke dalam wadah disolusi yang telah berisi 900 ml medium disolusi yang bersuhu 37 ˚ ± 0,5˚ C. Kemudian keranjang diputar dengan kecepatan 75 rpm. Pada interval waktu 1, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, dan 40 menit larutan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, lalu diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang 334 nm dengan menggunakan HCl 0,1 N. Volume medium diusahakan tetap dengan menambahkan medium HCl 0,1 N sebanyak 5 ml setelah pemipetan. Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Universitas Sumatera Utara Persyaratan: Dalam waktu 40 menit harus larut tidak kurang dari 70 Q C 15 H 13 N 3 O 4 S dari jumlah yang tertera pada etiket Chinese Pharmacopoeia Commission, 2005. Interpretasi: Persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Apabila tidak memenuhi persyaratan maka pengujian dilanjutkan sampai tiga tahap, kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Tabel 3.5.6.1Kriteria Penerimaan Zat Aktif yang Larut dengan Disolusi Tahap Jumlah yang diuji Kriteria Penerimaan S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 15 S2 6 Rata – rata dari 12 unit S1 + S2 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak 1 unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 15 S3 12 Rata – rata dari 24 unit S1 + S2 + S3 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 15 dan tidak 1 unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 25 Ditjen POM, 1995

3.5.7 Uji Waktu Pembasahan

Satu bagian kertas tisu yang dilipat dua diletakkan dalam sebuah cawan petri, diameter internal 6,5 cm, mengandung 6 ml air. Tablet diletakkan diatas kertas dan waktu untuk pembasahan yang sempurna diukur dalam satuan detik. Metode ini dimodipikasi dengan mempertahankan air pada suhu 37 C.

3.6 Analisis Data Secara Statistik

Kadar zat aktif sebenarnya yang terkandung dalam sampel dapat diketahui menggunakan uji distribusi t. Data diterima atau ditolak dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi dengan rumus: Universitas Sumatera Utara 1 2 − − = ∑ n X X SD i Keterangan : X i = nilai dari masing-masing pengukuran X = rata-rata dari pengukuran n = jumlah perlakuan Gandjar, 2007. Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t hitung = n SD X X − Sebagai dasar penolakan data hasil uji analisis adalah t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel. Untuk menentukan kadar zat aktif dalam sampel dengan taraf kepercayaan 99, α= 0,01, dk= n-1, dapat digunakan rumus: Kadar sebenarnya: µ = X ± t α2,dk x SD n Keterangan : X = Interval kepercayaan kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi dk = derajat kebebasan dk = n-1 α = taraf kepercayaan n = jumlah perlakuan Wibisono, 2005. Untuk mencari koefisien variasi atau Relative Standard Deviation RSD ditentukan dengan rumus: RSD = X SD x 100 Universitas Sumatera Utara Keterangan : SD = Standar Deviasi X = rata-rata kadar zat berkhasiat Gandjar, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Preformulasi Granul Piroksikam

Uji preformulasi yang dilakukan meliputi sudut diam, waktu alir dan indeks tap. Dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui sifat massa sewaktu pencetakan tablet, apakah massa tersebut memenuhi persyaratan untuk dicetak menjadi tablet. Tabel 4.1.1 Hasil Uji Preformulasi granul pati kentang : brem padat mempunyai empat variasi Variasi pertama pati kentang : brem padat dapat di lihat pada tabel di bawah ini Formula R1 Sudut Diam o Waktu Alir detik Indeks Tap F1 Pati kentang : brem 100g : 25g 25.72 5.55 7 F2 Pati kentang : brem 100g : 50g 25.72 5.85 8 F3 Pati kentang : brem 100g : 100g 26.74 4.60 7 F4 Pati kentang : brem 100g : 150g 27.36 5.14 7 F5 Pati kentang : brem 100g : 200g 27.74 5.53 8 F6 Pati kentang : brem 100g : 250g 28.00 6.00 9 Syarat 20-40 10 20 Tabel 4.1.2 Variasi kedua pati kentang : brem padat dapat di lihat pada tabel di bawah ini Formula R2 Sudut Diam o Waktu Alir detik Indeks Tap F1 Pati kentang : brem 100g : 25g 24.55 5.70 7 F2 Pati kentang : brem 100g : 50g 25.25 5.80 7 F3 Pati kentang : brem 100g : 100g 26.54 4.00 8 F4 Pati kentang : brem 100g : 150g 27.44 4.5 8 F5 Pati kentang : brem 100g : 200g 28.46 5.55 7 F6 Pati kentang : brem 100g : 250g 29.36 6.00 8 Syarat 20-40 10 20 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pembuatan Pati Sitrat Dari Pati Singkong (Manihot Utilissima P.) Dengan Metode Klaushfer Dan Pemanfaatannya Sebagai Disintegran Pada Formolasi Tablet Parasetamol Yang Dibuat Dengan Metode Granulasi Basah

1 121 113

Karakteristik Maltodekstrin Hasil Hidrolisis Pati Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Secara Enzimatis

13 117 79

Karakteristik Fisikokimia Pati Umbi Keladi Sebaring (Alocasia macrorhiza) yang Dimodifikasi dengan Metode Asetilasi dan Aplikasinya pada Produk Mi Kering

1 96 107

Isolasi Pati Dari Beberapa Jenis Kentang (Solanum tuberosum L.) Dan Uji Spesifikasi Eksipien Tablet

11 104 77

Pembuatan Kaplet Asam Mefenamat Secara Granulasi Basah Dengan Pati Kentang Merah (Solanum Tuberosum L) Sebagai Disintegran

69 314 79

Uji Berbagai Komoditas Pertanian Mengunakan Alat Pengiris Kentang Spiral Mekanis

0 23 64

Uji Kelayakan Ampas Tahu Kering Sebagai Disintegran Tablet Vitamin C yang Dibuat Secara Cetak Langsung Dibandingkan Dengan Avicel PH 101 - Ubaya Repository

0 0 1

Penentuan Laju Pelarutan Sulfametoksazol-Trimetoprim Dari Campuran Eutektik Dibandingkan Dengan Campuran Fisiknya Dalam Sediaan Tablet Yang Dibuat Dengan Metode Granulasi Basah - Ubaya Repository

0 0 1

KIMIA UNTUK UNTUK MENGHASILKAN TEPUNG PRA MENGHASILKAN TEPUNG PRA MENGHASILKAN TEPUNG PRA- - -MASAK TINGGI PATI RESISTEN MASAK TINGGI PATI RESISTEN YANG DIBUAT DARI YANG DIBUAT DARI JAGUNG JAGUNG JAGUNG,,,, KENTANG KENTANG KENTANG,,,, DAN UBI KAYU DAN UBI

0 0 9

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN PATI TERIGU SEBAGAI EKSIPIEN DALAM FORMULA SEDIAAN TABLET DAN NIOSOM

0 1 13