mangrove sejati dan 20 asosiasi mangrove tumbuh subur di Indonesia. Jenis-jenis mangrove tersebut antara lain: Avecenia alba, Avecenia Marina, Achantus
illicifolius L, Rhizopora apiculata, Acrostichum Speciosum, Bruguiera parviflora, Amyema Gravis, Brugruiera gymnorhiza, Nypa fruticans, Xylocarpus
granatum, Excoecaria agallocha, Pandanus furentus, Heritiera Littoralis, Ceriops Tagal, Soneratia Ovata, Rhizopora Mucronata, Bruguiera cylindrica,
Soneratia alba, Kandelia Candel, Xylocarpus moluccensis, Bruguiera Hainessi, Camptostemon schultzii, Sarcolobus Globosa, Soneratia Caseolaris, Myristica
hollrungii, Heritiera littoralis, Manilkara fasciculata, Inocarpus
fagiferus, Pandanus tectorius, Aegiceras corniculatum, Lumnitzera littorea dan Pemphis acidul.
Dari sekitar 89 jenis spesies mangrove yang tumbuh, ternyata terdapat salah satu jenis mangrove yang dapat dibuat menjadi kerupuk, spesies mangrove tersebut
adalah Achantus illicifolius L
Mangkurat, 2008.
2.1.2 Mangrove Jeruju Achantus illicifolius L
Gambar 1. Mangrove JerujuAchantus illicifolius L Achantus illicifolius L merupakan spesies merambat yang bisa tumbuh
hingga setinggi 2 meter. Merupakan semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya dan berumpun banyak. Banyak ditemukan
Universitas Sumatera Utara
pada tanah lunak yang berlumpur di sepanjang bantar sungai. Seringkali dominan di area mangrove yang telah ditebangi Priyono, 2010.
Deskripsi Mangrove Jeruju Achantus illicifolius L : Habitus : Semak, tahunan, tinggi 0,75-1.5 m, berupa tumbuhan mangrove.
Batang : Berkayu, bulat, permukaan licin, berduri pada sekitar duduk daun, bercabang, hijau.
Daun : Tunggal, bersilang berhadapan, bulat panjang, ujung dan pangkal runcing, tepi berduri, panjang 10-20 cm, lebar 5-6 cm, perlulangan menyirip,
hijau. Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ujung batang, panjang 6-30 cm, daun
pelindung berlapis dua, bagian dalam lebih kecil, gugur sebelum bunga mekar, kelopak panjang 12,5-15 mm, berbagi empat, mahkota panjang 3-4,5 cm,
bertabung putih, bibir bulat telur, ujung bertaju tiga, ungu kebiruan. Buah : Kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, coklat kehitaman.
Biji : Bentuk ginjal, dua sampai empat, hitam.
Akar : Tunggang, putih kekuningan. Perbanyakan : melalui biji
Persebaran : umum sekali tumbuh di tanah yang mengandung garam, di muara sungai, tepi pantai, dan di tanah rawa dan hutan bakau dekat ke pantai, serta tanah
yang bersifat payau. Spesies ini jarang dijumpai di pedalaman. Jenis ini dapat dijumpai dari India Selatan dan Sri Lanka sampai Indo-Cina dan juga Indonesia.
Kandungan : Secara keseluruhan tanaman daruju mengandung saponin, flavonoida dan polifenot, asam fenolat, asam p-kumarat, Asam p-hidroksi
Universitas Sumatera Utara
benzoate, di samping itu bijinya juga mengandung alkaloida. Secara spesifik akar jeruju mengandung flavon dengan kadar tinggi dan asam amino Rusila, 2009.
Dinilai dari habitatnya, tanaman ini tidak membutuhkan ketinggian untuk dapat tumbuh dengan baik, melainkan dapat tumbuh di sepanjang pantai.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada serta perairan yang relatif tenang adalah tempat ideal perkembangan tanaman ini.
Budidaya tanaman Achantus illicifolius L jeruju mempunyai nilai lebih, yakni sebagai bahan baku penghasil kerupuk, sebagai habitat hewan-hewan laut
seperti ikan, kepiting dan udang, dan juga dapat menjalankan fungsi utamannya yakni sebagai penahan abrasi pantai dari gelombang laut.
2.1.3 Kerupuk Jeruju