KONDISI YANG DIINGINKAN 1. EKOLOGI

Di bidang IPTEK, sampai saat ini IPTEK belum sepenuhnya dapat berperan at au dimanf aat kan dalam pembangunan kehut anan. Banyak pihak masih belum merasakan manf aat dari produk kegiat an Lit bang, meskipun berbagai t eknologi dan kebij akan kehut anan t elah dihasilkan. Dalam hubungan int ernasional, Indonesia mempunyai komit men sehubungan dengan pengelol aan hut an, ant ara lain hasil-hasil KTT Bumi sepert i Konvensi Perubahan Iklim besert a Kyot o Prot okol, Konvensi Penggurunan, Deklarasi Rio, Agenda 21, dan Principles on Forest s, maupun perj anj ian lainnya sepert i Konvensi Perdagangan Flora dan Fauna Langka Dunia CITES, Konvensi Lahan Basah Ramsar, kesepakat an perdagangan int ernasional WTO, Ecolabel ling dan sert if ikasi dan sebagainya unt uk diacu dal am melaksanakan pembangunan. Kesepakat an-kesepakat an t ersebut berpengaruh t erhadap prakt ek pengel ol aan sumberdaya hut an. Dalam kait annya dengan not a kesepahaman dengan lembaga Monet er Int ernasional IMF, sert a Consult at ive Group on Indonesia CGI perlu dicat at pula adanya komit men pemerint ah Indonesia cq. Depert emen Kehut anan yang menyangkut pembangunan kehut anan.

3. KONDISI YANG DIINGINKAN

Pembangunan kehut anan ke depan dit uj ukan unt uk dapat menanggulangi persoalan yang t elah dikemukakan di at as dengan mempert imbangkan pelest arian sumberdaya hut an dan lingkungan hidup, sehingga t erwuj ud pengelol aan hut an lest ari yang memberikan kesej aht eraan masyarakat yang t ercermin pada kondisi ekologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan. Dengan memperhat ikan kondisi sumberdaya hut an saat ini, maka kebij akan pengelolaan sumberdaya hut an dit uj ukan pada upaya: 1. Mengelol a sumberdaya hut an secara opt imal melalui sist em pengel olaan yang ef isien dengan memperhat ikan daya dukungnya; 2. Menegakkan hukum secara adil dan konsist en unt uk menghindari kerusakan sumberdaya hut an; 3. Mendelegasikan kewenangan dan t anggungj awab kepada pemerint ah daerah dalam pengelolaan sumberdaya hut an secara bert ahap; 4. Memberdayakan masyarakat dan kekuat an ekonomi bagi peningkat an kesej aht eraan masyarakat ; 5. Meninj au dan menyempurnakan sist em pengelolaan hut an produksi, hut an lindung, dan hut an konservasi dengan indikat or-indikat or keberhasilan yang j elas; 6. Memelihara kawasan konservasi unt uk berbagai keperluan; sert a 7. Mengikut sert akan masyarakat dal am rangka menanggul angi permasalahan kerusakan sumberdaya hut an.

3. 1. EKOLOGI

Terpel iharanya sist em penyangga kehidupan mel alui pengelol aan set iap f ungsi hut an dimana set iap f ungsi pokok dan f ungsi penunj ang dapat berj alan secara seimbang. Terpeliharanya sist em t ersebut t erindikasi pada kesehat an lingkungan ant ara lain: kemant apan t at a air, rendahnya t ingkat erosi dan pol usi, berkembangnya kegiat an ekot urisme, dan t ermanf aat kannya pot ensi keragaman hayat i bagi kesej aht eraan masyarakat . Unt uk mencapai kondisi ekologi yang diinginkan t ersebut , dal am perencanaan j angka menengah perlu dit et apkan t arget kondisi ekologi sebagai berikut : a. Penanganan yang nyat a dalam pelaksanaan perlindungan keaneka-ragaman hayat i t erhadap hal-hal ant ara l ain: penyelundupan sat wa liar, hilangnya pl asma nut f ah, perburuan liar. Di samping it u diharapkan meningkat nya pengembangan sat wa yang dilindungi secara in sit u dan eks sit u. Termasuk meningkat kan penat aan dan pengelolaan kawasan konservasi. b. Penanganan yang nyat a dalam upaya pemberant asan penebangan liar dan pengendalian kebakaran hut an. c. Berkurangnya laj u degradasi hut an yang diiringi dengan upaya perbaikan kondisi hut an, sehingga kawasan hut an yang kondisinya baik dan seimbang luasannya bert ambah. d. Sinkronisasi proses penat agunaan hut an dengan review penat aan ruang RTRWP, RTRWK melalui komunikasi dan koordinasi ant ara Pusat -Propinsi- Kabupat en Kot a. e. Selesainya proses penunj ukan kawasan hut an di seluruh Indonesia, dengan demikian penunj ukan kawasan hut an t ersebut dapat menj adi acuan yang past i bagi pengelolaan hut an lest ari. f . Selesainya proses penet apan kawasan hut an pada kawasan-kawasan hut an yang t el ah dit at a bat as t emu gelang sehingga keberadaan kawasan hut an t ersebut diakui oleh semua pihak.

3. 2. SOSIAL