3. IDENTIFIKASI FAKTOR KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG

Ekses t ersebut ant ara lain dit unj ukkan oleh meningkat nya radikal isasi dan anarki sepert i perambahan, penebangan liar, okupasi lahan, penj arahan hasil hut an yang mengancam kelest arian sumberdaya hut an. • Peran Bupat i t erhadap pengeluaran perij inan yang berkait an dengan pemanf aat an hut an t el ah menimbulkan t erj adinya t umpang t indih dengan perij inan yang t elah dikeluarkan oleh Ment eri Kehut anan. Dengan kondisi t ersebut di at as maka akan mempercepat t erj adinya degradasi sumberdaya hut an. • Perubahan-perubahan kondisi ekonomi global WTO, AFTAA, APEC dll, akan sangat berpengaruh proses pembangunan kehut anan dan prakt ek pengelol aan hut an pada masa yang akan dat ang.

4. 3. IDENTIFIKASI FAKTOR KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG

Dalam rangka memf ormul asikan Visi dan Misi Depart emen Kehut anan sert a penet apan t uj uan dan sasaran j angka menengah unt uk mendukung visi dan misi yang t elah dit et apkan perlu mempel aj ari beberapa kekuat an, kendala, t ant angan dan pel uang yang ada, sehingga diharapkan t uj uan dan sasaran yang akan dit et apkan bersif at realist ik dan aplikat if sesuai dengan kondisi yang ada. Beberapa Kekuat an yang perlu diperhat ikan ant ara lain: • Hasil-hasil pembangunan kehut anan yang selama ini t elah dilaksanakan. • Komit men pemerint ah bagi pencapaian pengelolaan hut an lest ari. • Eksist ensi Depart emen Kehut anan dalam pengelolaan sumberdaya hut an. • Adanya perat uran perundangan t erbaru sebagai ref ormasi perat uran peundangan bidang kehut anan UU. No. 41 t ahun 1999, PP 34 t ahun 2002, PP No. 35 t ahun 2002, Kepmenhut -kepmenhut pendukung lainnya. • Komit men-komit men negara maj u unt uk mendukung kelest arian dan keberadaan hut an t ropis di Indonesia. Beberapa kendala yang perlu diperhat ikan ant ara l ain: • Kondisi lapangan yang cukup berat , aksesibilit as yang rendah. • Pengalaman yang hanya t ert umpu pengel olaan hut an yang sent ralist ik selama t iga dekade. • Penegakan hukum di bi dang kehut anan yang belum berj alan ef ekt if . • Terj adinya konf lik sosial di berbagai daerah. • Kemampuan penguasaan IPTEK yang belum memadai dan belum merat a di ant ara pusat dan daerah. • Terbat asnya sarana-prasarana pendukung pelaksanaan pembangunan kehut anan. • Gangguan al am sepert i bencana kekeringan, banj ir, t anah longsor, perubahan iklim secara radikal dsb. Beberapa tantangan yang perlu diant isipasi ant ara lain: • Perambahan, pencurian kayu dan penebangan liar yang belum dapat dihent ikan menyebabkan ket idak-seimbangan ant ara permint aan dan penyediaan bahan baku kayu bul at . • Kebakaran hut an yang belum mampu diat asi dengan baik. • Belum t erselesaikannya penunj ukan kawasan hut an dan perairan sebagai t indak lanj ut paduserasi TGHK dan RTRWP. • Banyaknya penduduk miskin yang t inggal di dalam dan di sekit ar hut an. • Kesulit an memperol eh benih at au bahan t anaman yang bermut u t inggi dalam j umlah yang cukup pada beberapa lokasi pengembangan hut an t anaman. • Kualit as sumberdaya manusia kehut anan yang belum memadai. • Masih rendahnya keberhasilan pengembangan hut an t anaman. • Kurang opt imalnya pemanf aat an Lit bang kehut anan. • Kurang sinkronnya ant ara rencana l it bang dengan program pembangunan kehut anan yang ada. • Adanya kecenderungan liberalisasi perdagangan int ernasional. • Sist em pendanaan t ahunan rut in dan pembangunan mengakibat kan t erpot ongnya kegiat an kehut anan. • Sist em dan at uran pendanaan kurang mendukung invest asi di sekt or kehut anan. • Kurang menariknya invest asi pada pembangunan hut an t anaman. • Kurangnya sosialisasi skim kredit perbankan kepada masyarakat . Sedangkan beberapa peluang yang t ersedia dan dapat dimanf aat kan, ant ara l ain: • Tersedianya sumberdaya hut an yang memil iki pot ensi yang belum t ermanf aat kan dan t ersebar secara geograf is. • Kecenderungan masyarakat dunia yang semakin sadar akan pent ingnya kelest arian sumberdaya hayat i dan ekosist emnya akan menyebabkan ant ara lain meningkat nya permint aan akan j asa hut an. Hal ini t erlihat dari upaya dunia dalam menyelesaikan masalah polusi dan mempert ahankan keberadaan hut an melalui pembahasan konsep-konsep ant ara l ain Cl ean Devel opment Mechani sm CDM, Debt f or Nat ur e Swap DNS dan sebagainya. • Adanya permint aan pasar akan hasil hut an di dal am maupun di luar negeri yang cenderung meningkat . • Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang pot ensial dal am mendukung pembangunan kehut anan melalui ket erlibat annya dalam perencanaan, pel aksanaan dan pengawasan.

5. VISI DAN MISI