1. 2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan RENSTRA Dephut adalah menyempurnakan Renst ra Dephut bun 2001-2005 SK. Menhut bun No. 213 Kpt s-VIII 2000 t anggal 24 Jul i 2000 sert a unt uk
mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan kehut anan yang holist ik, t erint egrasi dengan sekt or lain guna meningkat kan ef isiensi pembangunan nasional.
Sedangkan Tuj uan penyusunan RENSTRA Dephut adalah sebagai arahan kebij akan dan st rat egi pembangunan kehut anan dal am menyusun program dan kegiat an s d t ahun
2005. 1. 3. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup RENSTRA Dephut ini mencakup hal -hal ant ara lain sebagai berikut : a. Berlaku ef ekt if t ahun 2003 - 2005.
b. Gambaran kondisi sampai dengan saat ini dat a t erakhir yang t ersedia yang memvisualisasikan dat a inf ormasi hut an dan kehut anan Indonesia. Gambaran ini
dimaksudkan unt uk membant u mengident if ikasi permasal ahan-permasalahan yang t erj adi.
c. Gambaran kondisi yang diinginkan dengan mengacu pada permasalahan yang ada sert a ket ersediaan Sarana-prasarana, SDM, perat uran perundangan yang ada. Kondisi
ini diident if ikasi melalui analisa t erhadap kekuat an, peluang, kendal a dan t ant angan yang ada.
d. Landasan menuj u peningkat an pembangunan kehut anan melalui penet apan kebij akan umum ant ara lain: 1 Arah kedepan pembangunan kehut anan yait u
memasuki era Rehabilit asi dan Konservasi; 2 Lima kebij akan priorit as Depart emen Kehut anan Kepmenhut No. 7501 Kpt s-II 2002 yang dipayungi melalui pendekat an
Social For est r y
; 3 Penurunan j at ah t ebangan melalui
Sof t Landi ng
. e. Penet apan program-program ut ama Depart emen Kehut anan yang menj adi payung
bagi penent uan program-program masing-masing Eselon I dalam penyusunan Renst ra Eselon I lingkup Dephut .
2. KONDISI SAAT INI
Dalam kont eks penyusunan rencana kehut anan j angka menengah pembangunan kehut anan yang t elah dilaksanakan saat ini perlu diident if ikasi unt uk memperoleh
gambaran t erakhir kondisi kehut anan yang ada. Gambaran ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi penet apan t uj uan-sasaran-program-kegiat an, sehingga rencana
kehut anan yang t ersusun dapat bersif at komprehensif dan realist ik. Kondisi yang digambarkan meliput i aspek ekologi, sosial, ekonomi dan kelembagaan.
2. 1. EKOLOGI
Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayat i berupa f l ora, f auna dan t ipe ekosist em yang sangat t inggi. Sebagian di ant aranya merupakan j enis dan t ipe
ekosist em yang bersif at endemik, hanya t erdapat di bumi Indonesia. BAPPENAS 1993 dan Worl d Conservat ion Monit oring Commit t ee 1994 mencat at bahwa kekayaan bumi
Indonesia mencakup 27. 500 species t umbuhan berbunga 10 dari seluruh species t umbuhan berbunga dunia, 1539 species rept ilia dan amphibi 16 dari seluruh species
rept ilia dunia, 12 mamal ia dunia, 25 j enis ikan dunia dan 17 j enis burung dunia.
Kekayaan t ersebut sebagian besar t erdapat dal am kawasan hut an. Namun kekayaan t ersebut saat ini sedang mengalami t ekanan keberadaannya sebagai akibat dari aksi-
aksi al: penyelundupan sat wa, pencurian pl asma nut f ah, perambahan hut an, perburuan liar, perdagangan f lora f auna dilindungi.
Berdasarkan penunj ukan kawasan hut an dan perairan sert a hasil pemaduserasian Tat a Guna Hut an Kesepakat an TGHK dan Rencana Tat a Ruang Wilayah Propinsi RTRWP
kawasan hut an indonesia seluas 120, 35 j ut a ha sekit ar 63 luas darat an Indonesia. Kawasan t ersebut t erdiri dari hut an konservasi seluas 20, 5 j ut a ha, hut an l indung seluas
33, 52 j ut a ha, hut an produksi t erbat as seluas 23, 06 j ut a ha, hut an produksi seluas 35, 2 j ut a ha dan hut an produksi yang dapat dikonversi seluas 8, 07 j ut a ha.
Khusus kawasan konservasi yang meliput i kawasan suaka alam CA Cagar Alam dan SM Suaka Margasat wa dan kawasan pel est arian al am TN Taman Nasional,
Tahura Taman Hut an Raya, TWA Taman Wisat a Alam dan Taman Buru t elah dit et apkan dalam: 41 unit Taman Nasional , 89 unit Taman Wisat a Alam, 13 unit Taman
Hut an Raya, 15 unit Taman Buru, 179 unit Cagar Alam dan 51 unit Suaka Margasat wa.
Kawasan hut an yang ada t ersebut sampai dengan saat ini masih t erus mendapat t ekanan dari berbagai kepent ingan sehingga t erancam keberadaannya. Tekanan-
t ekanan t ersebut al : klaim masyarakat adat , kurangnya pengakuan masyarakat t erhadap bat as-bat as kawasan hut an, keinginan kuat sekt or lain unt uk mengkonversi
kawasan hut an, rumit nya sinkronisasi penat agunaan hut an dal am proses review penat aan ruang RTRWP, RTRWK. Dat a di bawah ini memperlihat kan besarnya t ekanan
t erhadap kawasan hut an.
Reassesement
sumber daya hut an yang dilakukan pada 70 dari hut an produksi sekit ar 66, 33 Jut a hekt ar sert a pada 55, 16 dari hut an lindung dan konservasi sekit ar 54, 02
j ut a hekt ar, menunj ukkan kondisi penut upan veget asi
f or est cover
hut an pri mer 47, 5, hut an sekunder 26, 2 dan t idak berhut an 26, 2. Terlihat bahwa kawasan hut an
yang perlu di rehabilit asi mencapai seluas 20, 1 j ut a ha. Dampak kerusakan akibat kondisi hut an yang t erus mengal ami degradasi t ersebut
dit unj ukkan ol eh kej adian-kej adian ant ara l ain: sering t erj adinya bencana t anah longsor, banj ir, polusi, kekeringan, perubahan iklim mikro. Kerusakan-kerusakan yang
t erj adi t ersebut menunj ukkan kerugian yang sangat besar dari sisi ekol ogi dan ekonomi, sekaligus sangat mempengaruhi kondisi keseluruhan bangsa Indonesia dari segala aspek
kehidupan.
Upaya-upaya rehabilit asi hut an dan lahan al: reboisasi, penghi j auan, rehabilit asi lahan yang t elah dilaksanakan sel ama beberapa t ahun belum bisa mengimbangi laj u
kerusakan degradasi hut an.
2. 2. SOSIAL