Pertanyaan tentang topik penelitian

70 atau pengalaman pekerjaan. I am applying this scholarship to pursue my Master’s Doctoral degree in the area of …. Bisa dikatakan, jawaban yang kita berikan adalah rangkuman dari aplikasi beasiswa yang telah kita isi. Sehingga, ketika panelis wawancara mendengarnya, mereka sudah mendapatkan sekilas gambaran tentang diri kita. Mereka pun akan langsung menangkap poin-poin tertentu dari yang kita sampaikan, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kita memahami apa yang telah kita sampaikan. Pelamar yang tanpa persiapan akan kelabakan mengatasi pertanyaan-pertanyaan ini. Walaupun sebenarnya bila diberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, mereka akan mampu mengatasinya. Sayangnya, waktu yang diberikan hanya sepersekian detik, layaknya seperti sebuah percakapan tanya jawab. Di sesi wawancara beasiswa yang lain, Fulbright misalnya, interwee tidak diminta untuk memperkenalkan diri. Hal ini dikarenakan panelis wawancara sudah membaca aplikasi beasiswanya. Panelis wawancara memperkenalkan diri mereka satu persatu atau diperkenalkan oleh satu orang panelis. Disini, kita perlu menyimak dengan baik perkenalan ini, terutama nama mereka. Bila kita ingat nama mereka, kita bisa memulai jawaban dengan Thank you Mr. Smith, dan sebagainya. Kemudian panelis wawancara akan mulai memberikan pertanyaan satu persatu. Biasanya, tiap-tiap penulis sudah mengantongi poin-poin yang akan mereka tanyakan.

2. Pertanyaan tentang topik penelitian

Topik penelitian yang akan kita kerjakan nanti saat S2 adalah hal pokok yang akan ditanyakan pada sesi wawancara. Poin-poin yang ditanyakan bisa meliputi alasan kenapa tertarik dengan topik itu, apa manfaat dan kontribusi yang diberikan, bagaimana kita akan 71 melakukannya, dan apa yang akan kita lakukan dengan findingsnya selesai studi S2 nanti. Oleh sebab itu, mulailah membuat skema atau sistematika untuk jawaban yang akan diberikan sebelum sesi wawancara tiba. Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengetahuan kita tentang topik penelitian yang kita angkat. Para panelis wawancara sudah pasti kalangan akademik yang sudah bergelut dengan tulisan-tulisan akademik, seperti penelitian. Mereka bisa menilai apakah pengetahuan yang kita miliki sudah memadai atau belum untuk bisa melakukan penelitian tentang topik tersebut. Belum lagi, salah satu dari panelis biasanya adalah orang yang paham area yang kita akan pelajari. Jadi, tidak jarang setiap jawaban-jawaban yang diberikan bisa dipatahkan atau diputar balikkan oleh mereka. Kita perlu memiliki keyakinan yang kuat atas apa yang telah kita sampaikan. Disini, panelis akan melihat karakter diri kita dalam memahami dan mempertahankan sebuah ide atau gagasan. Namun, kita tidak juga harus berlaku egois alias menang sendiri. Bila memang pernyataan dari panelis itu benar, kita bisa mengatakan kalau kita baru mengetahuinya dan akan memperbaikinya kedepan. Tidak usah berkecil hati bila banyak sekali kekurangan - kekurangan yang disampaikan panelis wawancara terhadap rencana atau topik penelitian kita. Selama kita menjawabnya dengan lugas dan dengan alasan-alasan yang kita anggap benar, everything is gonna be OK. Justru, bila kita cenderung melempem dan mengalah, itu bisa menimbulkan keraguan dari panelis wawancara. Mereka mencari orang yang kuat, secara pemikiran dan matang dalam emosi. Mereka tidak mencari siapa yang kalah atau menang dalam sesi wawancara ini. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang biasa diberikan tentang topik penelitian. 72 - What makes this topic interesting? - Why are you interested in this topic? - How is your previous study, research or experience relevant to the topic you are proposing? - Have you searched for programs at Universities in the US UK that offer what you are looking for? - How can the universities in the US UK help you for this research? Jawaban yang diberikan haruslah sebuah penjelasan yang akademik. Ada alasan dan bisa dibantu dengan fakta atau contoh kasus. Contoh: The issues of school- aged children’s education in rem ote areas in Indonesia have interested me since I was doing my bachelor degree. I involved myself into some organizations that concerned on this issue, such as …. Besides, I also once worked with …. to assist government programs on school- aged children’s e ducation in remote areas in Indonesia. Indonesian government plans to solve the issues and close the gaps between cities and remotes in terms of the quality of education. I expect to take part in this program. I have read some literature on this topic and I found that most of the researchers are from institutions in the US. In addition, I have also read that some institutions in the US have successfully implemented some programs to solve such issues. Therefore, I believe that with all that quality I can gain more valuable insights in my research.

3. Pertanyaan yang berkaitan dengan kelemahan