95
2. Beasiswa S2 ke luar negeri hanya untuk orang-orang yang bekerja di institusi-institusi besar saja
Pemikiran ini tidak salah karena semua penerima beasiswa biasanya memiliki profil diri yang kuat, termasuk tempat dimana dia bekerja atau
pernah bekerja, seperti di Bank Dunia, Universitas, serta perusahaan- perusahaan besar lainnya. Meskipun demikian, tetap ada pemenang
beasiswa yang hanya memiliki pengalaman kerja di NGO non - government organization, tempat-tempat kursus, ataupun sekolah-
sekolah di daerah pedalaman. Aku adalah salah satu penerima beasiswa S2 tipe yang kedua ini.
Sama seperti pemikiran sebelumnya, setiap beasiswa akan memberikan informasi sejelas-jelasnya tentang orang seperti apa yang
mereka cari, termasuk tempat bekerja atau pengalaman kerja ini. Kita bisa langsung melihat dari sana apakah diri kita memenuhi persyaratan itu atau
tidak. Justru
perusahaan-perusahan atau
institusi-institusi besar
cenderung menyiapkan sendiri beasiswa untuk orang-orang yang bekerja di tempat mereka.
3. Beasiswa S2 ke luar negeri hanya untuk orang yang pandai bahasa Inggris saja.
Bahasa inggris memang seperti harga mati untuk melamar beasiswa S2 ke luar negeri. Ini juga yang ada didalam pikiran setiap orang. Tak
jarang banyak orang yang mundur disebabkan tidak bisa bahasa Inggris. Hal ini tidaklah mengherankan karena para penerima beasiswa akan
kuliah di luar negeri dimana bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Bila ingin kuliah diluar negeri, kuasailah bahasa inggris
sebaik mungkin. Singkatnya seperti itu. Para pelamar haruslah terus menerus memperbaiki bahasa inggris
mereka, terutama skor TOEFL harus mencapai standard yang ditentukan oleh pihak beasiswa. Pelamar dengan skor TOEFL dibawah standar
sudah pasti akan ditolak. Jadi, cobalah fokuskan terus menerus memperbaiki bahasa Inggris dari sis TOEFL dahulu. Untuk skil yang
96
lainnya, seperti writing, speaking, grammar dan lain-lain, nanti diperbaiki sambil jalan. Beberapa jenis beasiswa menyiapkan academic training
untuk para scholars yang terpilih. Training ini dimaksudkan agar para scholars itu lebih siap untuk menghadapi studi mereka di luar negeri.
Tidak usah takut dan khawatir bila anda melihat ada pelamar yang skor TOEFLnya sangat tinggi, misalnya 600. Dia belum tentu terpilih. Bagi
sponsor beasiswa, jika pelamar sudah memiliki skor standar TOEFL yang ditetapkan, dia punya kesempatan untuk dipilih sama dengan yang
lainnya. Beberapa kasus justru menunjukkan orang-orang yang memiliki skor TOEFL terlalu tinggi malah tidak terpilih. Tidak tahu apa alasannya.
Hanya yang terpenting adalah sponsor beasiswa akan memilih orang yang paling memenuhi hal-hal yang mereka cari. Jadi, bila skor TOEFL
kita sudah mencapai standar, pikirkanlah persyaratan lainnya yang belum terpenuhi.
TOEFL bukanlah hal yang tidak bisa dipelajari. Semua orang bisa mempelajarinya. Hanya, ada yang bisa mempelajarinya dengan cepat dan
mendapat skor tinggi, dan ada yang harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan skor yang memenuhi standar melamar
beasiswa. Pahamilah, setiap pelamar beasiswa akan mempunyai kelemahan-kelemahan tersendiri. Bila memang kelemahan anda di
bahasa Inggris atau TOEFL, mulailah memperbaikinya karena pelamar- pelamar yang lain juga sedang berusaha menutupi kekurangan dan
kelemahan yang mereka miliki. Dalam belajar TOEFL, pandailah memilih guru yang mengajarnya.
Kesuksesan belajar TOEFL sangat bergantung sekali dengan cara guru mengajar dan pengetahuan yang dimiliki guru tersebut. Tidak semua
orang yang memiliki skor TOEFL tinggi atau lulusan luar negeri bisa mengajarkan TOEFL dengan baik. Cobalah lihat dan rasakan bagaimana
pengajar-pengajar itu mengajar dan bagaimana pengetahuannya tentang TOEFL. Cari pengajar yang metode mengajarnya sesuai dengan cara
Anda berpikir. Pengajar yang bisa membuat Anda terpacu untuk belajar.
97
Jalan pintas untuk menjadi yang terbaik itu adalah belajar dari yang terbaik.
4. Beasiswa S2 ke luar negeri hanya untuk lulusan cumlaude saja.