68
Alhasil, di sesi wawancara, jawaban-jawaban yang diberikannya tidak berbobot. Tidak menujukkan dia sebagai kandidat yang siap untuk studi
S2. Seperti misalnya, saat ditanya alasan kenapa memilih universitas yang diletakkannya didalam aplikasi beasiswa, dia menjawab: sebenarnya
saya tidak terlalu memahami universitas tersebut tapi sepertinya universitas itu bagus.
Seharusnya, bila dia benar-benar sudah mempersiapkan diri, banyak alasan atau jawaban yang lebih baik dari itu yang bisa diberikan. Jawaban
yang memberikan kesan kalau dia sudah memahami semuanya. Jawaban yang lebih terkesan akademik, misalnya saya memilih universitas ini
karena tenaga pengajar dan fasilitas yang ada disana sangat mendukung studi S2 saya nanti. Saya juga sudah membaca banyak literature di
bidang saya dan saya menemukan sebagian besar penulis mengajar di universitas ini.
Oleh sebab itu, sangat perlu mengetahui bagaiman proses sebuah wawancara beasiswa berjalan. Terlebih lagi, kita juga perlu mengetahui
pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang biasanya diberikan oleh panelis wawancara beasiswa serta jawaban-jawaban seperti apa yang tepat untuk
menjawabnya.
1. Sesi awal
Sebelum memasuki ruangan wawancara, tariklah nafas dalam-dalam kemudian keluarkan perlahan. Lakukan hal ini berulang kali sambil
berdo’a meminta kelancaran kepada Tuhan. Buatlah diri kita setenang mungkin. Tampilkan gaya seorang akademisi. Buang jauh-jauh pikiran
bahwa panelis wawancara nanti akan lebih pintar. Tetapi, jangan masukkan pikiran bahwa mereka gampang dihadapi. Rasakan dan
tanamkan didalam pikiran bahwa kita adalah the best candidate. Kitalah orang yang mereka cari. Hal kecil seperti ini penting dilakukan untuk
mendapatkan sebuah awal yang baik.
69
Sesi wawancara diawali dengan sapaan salam, seperti Good morning, how are you today? Panelis wawancara yang memulainya,
kemudian dilanjutkan dengan perkenalan. Ada panelis yang meminta kita memperkenalkan diri dahulu. Disini kita harus bisa memperkenalkan diri
secara singkat, jelas dan padat dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diberikan seperti:
- Please, introduce yourself to us in details.
- Please share with us about yourself and your reasons for
applying to this scholarship.” -
Could you tell us more about yourself? -
Could you tell us about you and your field of study?
Pada dasarnya, pertanyaan-pertanyaan diatas terlihat biasa saja dan bisa ditebak akan selalu muncul dalam sesi awal wawancara. Namun, bila
tanpa persiapan sebelumnya, jawaban yang diberikan bisa jadi biasa- biasa saja pula. Ini titik awal untuk memunculkan ketertarikan panelis
wawancara pada diri kita. Maka, berikanlah jawaban yang berbobot dan berisi. Jawaban yang berbobot dan berisi untuk pertanyaan-pertanyaan
perkenalan ini bisa meliputi nama, asal, tempat kerja, tanggung jawab di tempat kerja, research interest, topik penelitian yang akan dikerjakan saat
S2 nanti dan kenapa melamar beasiswa itu.
Contoh: My name is Andrianto from Central Java. I work as a lecturer at
Smart University. I teach English at this University. I have a high interest in research about …….. I have written some papers on this
topic bila sudah ada. My previous research penelitian S1 was about … When I was doing the research, my interest on the topic
grew. This research is important considering some problems, such as … disini bisa dijelaskan masalah yang bisa diselesaikan dengan
penelitian ini. Besides, I have a future goal to a ….. kaitkan dengan
penelitian itu, bisa juga dikaitkan dengan karir yang akan dikejar,
70
atau pengalaman pekerjaan. I am applying this scholarship to pursue my Master’s Doctoral degree in the area of ….
Bisa dikatakan, jawaban yang kita berikan adalah rangkuman dari aplikasi beasiswa yang telah kita isi. Sehingga, ketika panelis wawancara
mendengarnya, mereka sudah mendapatkan sekilas gambaran tentang diri kita. Mereka pun akan langsung menangkap poin-poin tertentu dari
yang kita sampaikan, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh kita memahami apa yang telah kita sampaikan. Pelamar yang tanpa persiapan akan kelabakan mengatasi pertanyaan-pertanyaan ini.
Walaupun sebenarnya bila diberikan waktu lebih banyak untuk berpikir, mereka akan mampu mengatasinya. Sayangnya, waktu yang diberikan
hanya sepersekian detik, layaknya seperti sebuah percakapan tanya jawab.
Di sesi wawancara beasiswa yang lain, Fulbright misalnya, interwee tidak diminta untuk memperkenalkan diri. Hal ini dikarenakan panelis
wawancara sudah membaca aplikasi beasiswanya. Panelis wawancara memperkenalkan diri mereka satu persatu atau diperkenalkan oleh satu
orang panelis. Disini, kita perlu menyimak dengan baik perkenalan ini, terutama nama mereka. Bila kita ingat nama mereka, kita bisa memulai
jawaban dengan Thank you Mr. Smith, dan sebagainya. Kemudian panelis wawancara akan mulai memberikan pertanyaan satu persatu. Biasanya,
tiap-tiap penulis sudah mengantongi poin-poin yang akan mereka tanyakan.
2. Pertanyaan tentang topik penelitian